𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟎 🥀 𝐊𝐞𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐘𝐨𝐨𝐧𝐠𝐢.

128 19 6
                                    


Korea Selatan.

Keesokan harinya, setelah menempuh perjalanan panjang selama dua belas jam, Yoongi akhirnya tiba di hotel tempat Rania menginap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, setelah menempuh perjalanan panjang selama dua belas jam, Yoongi akhirnya tiba di hotel tempat Rania menginap. Langkahnya berat namun pasti, menyusuri lorong hingga berhenti di depan pintu kamar. Dengan ketukan lembut, ia menunggu.

Nara, yang telah siap beranjak, membuka pintu dan berpamitan begitu Yoongi masuk. Di dalam, Rania duduk di tepi sofa, menggenggam secangkir teh yang hampir tak tersentuh. Tatapan matanya kosong, penuh kesedihan yang terpendam. Saat Yoongi mendekat, bayangan kehangatan terasa namun juga getir. Ia berhenti sejenak, membiarkan matanya menelusuri raut wajah adiknya yang terluka.

"Oppa..." suara Rania pecah, lembut dan penuh air mata yang tertahan. Yoongi hanya menarik napas panjang, lalu tanpa kata, ia menarik tubuh Rania ke dalam pelukannya, mengeratkannya seolah berusaha menambal retakan di hati adiknya.

Tangis Rania meledak, "Oppa... Jungkook... dia meninggalkanku, dia benar-benar pergi." Isaknya menggetarkan bahu. Yoongi hanya bisa memeluknya lebih erat, mengusap lembut rambutnya, memberi kehangatan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

"Aku sudah mencari ke mana-mana, tapi tetap tak menemukannya... dia selalu memperlakukanku seperti ini..." Tangisnya semakin menjadi. Yoongi menarik napas panjang lagi, hanya memperkuat pelukan itu, berharap dekapannya bisa memberi setitik ketenangan dalam badai di hati Rania.

Rania semakin terisak dalam pelukan Yoongi, tubuhnya gemetar. "Aku... aku tidak mengerti, Oppa... Kenapa dia selalu pergi? Apa aku tidak cukup? Apa yang kurang dari aku?" suaranya terdengar rapuh, penuh putus asa. Tangannya yang gemetar meremas lengan Yoongi, seolah mencari pegangan di tengah kegelapan.

Yoongi menghela napas panjang, tangannya tetap mengusap lembut kepala Rania. "Kau sudah lebih dari cukup, Rania. Ini bukan tentangmu, tapi tentang dia. Kadang, beberapa orang pergi bukan karena kita salah, tapi karena mereka sendiri belum siap," ucapnya dengan suara rendah, mencoba memberi pengertian.

Namun, Rania menggeleng pelan dalam pelukannya. "Ini bukan pertama kalinya, Oppa. Dia selalu seperti ini... pergi tanpa kabar dan membuatku bertanya-tanya. Aku tidak bisa terus hidup seperti ini." Matanya yang sembab menatap lurus, seolah semua air mata telah mengering.

Yoongi terdiam sejenak, mencoba memahami adiknya. "Rania... aku bisa mencarinya. Aku akan menemukan Jungkook, dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Namun, kali ini Rania menggeleng lebih tegas. "Tidak, Oppa... Aku sudah lelah. Ini sudah terlalu sering terjadi. Jika dia benar-benar peduli, dia tidak akan terus menghilang seperti ini. Aku tidak bisa lagi menunggu seseorang yang tidak pernah peduli dengan perasaanku."

Yoongi menatap Rania dalam-dalam, melihat kepedihan namun juga keteguhan di matanya. "Apa kau yakin, Rania? Kau benar-benar ingin melupakannya?"

𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang