𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟑 🥀 𝐒𝐚𝐚𝐭 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐥𝐮𝐤𝐚.

108 13 8
                                    

☘️☘️☘️
Next day


Hari-hari terus berlalu, berputar dengan ritme yang terasa semakin hampa. Sebulan pun berlalu dengan cepat, namun waktu itu seolah hanya membawa mereka pada kehampaan yang lebih dalam. Yoongi dan Rania menjalani rutinitas mereka masing-masing, mencoba mengabaikan perasaan yang selama ini tak pernah terucapkan.

Rania menghabiskan lebih banyak waktunya dengan Jungkook. Mereka tampak lebih sering bersama, bercakap-cakap dengan nada yang terdengar akrab, meski sesekali ada canggung yang tak bisa disembunyikan. Tawa Rania yang terdengar di samping Jungkook tampak seperti upaya untuk kembali merajut kebersamaan yang lama hilang.

Sementara itu, Yoongi memilih untuk memendam semua rasa. Sering kali, ia menatap layar ponselnya dengan pikiran yang terpecah, memutuskan untuk tidak mengganggu Rania. Ia hanya menonton dari jauh, membiarkan mereka dalam jarak yang tak lagi ia usik. Kerja dan pekerjaannya kini menjadi pelarian yang paling setia, menenggelamkan dirinya dalam tumpukan angka dan rapat yang tak henti-hentinya.

Sesekali, ia menelepon Jessy, kekasih yang seharusnya bisa memberikan ketenangan. Namun, pembicaraan mereka terasa hambar, seakan hanya sekadar basa-basi tanpa makna mendalam. Yoongi tahu, meski berada ribuan mil jauhnya, pikirannya selalu terjebak di sini, di tempat yang paling ia hindari yaitu Rania.

Keduanya, baik Yoongi maupun Rania, sama-sama terjebak dalam pergulatan batin yang tak pernah diucapkan. Mereka saling menahan diri, seakan mencoba meyakinkan bahwa perasaan itu hanyalah bagian dari khayalan yang tidak seharusnya dirasakan. Tapi setiap kali Yoongi menatap kosong ke langit malam dari jendela kamarnya, atau saat Rania berdiri di samping Jungkook dengan hati yang tak sepenuhnya hadir, mereka sadar bahwa perasaan itu tak pernah benar-benar hilang.

☘️☘️☘️

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Rania masih duduk di kursi restoran outdoor, memperhatikan Jungkook yang asyik bermain basket di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Rania masih duduk di kursi restoran outdoor, memperhatikan Jungkook yang asyik bermain basket di sampingnya. Suasana malam yang tenang seolah memperburuk suasana hatinya. Gelas jus di tangannya tak lagi terasa segar, karena pikirannya justru terjebak dalam pusaran keraguan.

Rania memandang Jungkook yang tertawa lepas setiap kali berhasil memasukkan bola. Namun, di balik tatapan kosongnya, pikirannya terbang pada satu nama yang tak bisa ia lupakan. Yoongi. Bayangan pria itu selalu mengisi sudut hatinya, tak peduli seberapa keras ia mencoba menyingkirkannya.

"Jungkook-a, mian..." batinnya pelan. "Aku benar-benar tidak tahu... Apa aku masih mencintaimu, atau ini hanya caraku untuk melarikan diri dari Yoongi?"

Matanya mulai terasa panas. Rania menundukkan kepala, mencoba menahan air matanya agar tak jatuh di depan Jungkook. "Sampai sekarang... aku belum bisa melupakanmu Oppa, Aku benar-benar tidak bisa..."

𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang