𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟔 🥀 𝐋𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐮𝐚𝐤.

134 14 13
                                    

Next Day

Tiga hari berlalu, matahari siang menyinari ruang tamu yang tenang, dan Yoongi duduk santai di atas sofa sambil menyesap minumannya perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari berlalu, matahari siang menyinari ruang tamu yang tenang, dan Yoongi duduk santai di atas sofa sambil menyesap minumannya perlahan. Kabar dari ayahnya beberapa saat lalu memberi tahu bahwa mereka akan pergi sedikit lebih lama dari rencana semula. Itu memberi Yoongi waktu lebih banyak untuk dirinya sendiri, meski pikirannya masih dipenuhi oleh berbagai perasaan yang berkecamuk.

Ponselnya yang tergeletak di meja tiba-tiba berdering, memecah keheningan ruangan. Yoongi melirik layar, nama Jessy tertera di sana. Seketika dadanya terasa berat. Dia menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya sebelum menjawab panggilan itu. Sejenak Yoongi melirik sekeliling, memastikan keberadaan Rania lantas menjawabnya.

In Call

"Yeobosseoyo," jawab Yoongi, suaranya lembut, tapi terdengar ragu.

"Bie, kau ke mana saja? Kenapa sulit sekali menghubungimu?" tanya Jessy, suaranya parau, menahan sedih.

"Maaf, sayang. Aku benar-benar sibuk belakangan ini," jawab Yoongi, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang meski hatinya bergejolak.

"Bisa-bisanya kau bilang sibuk! Sudah hampir dua minggu aku tidak bisa menghubungimu! Apa yang kau kerjakan sampai tak ada waktu untukku?" keluh Jessy, emosinya mulai pecah.

Yoongi menarik napas dalam, berusaha meredakan frustasi yang muncul. "Jessy, aku-"

"Kau sudah banyak berubah, Yoongi-a. Apakah aku masih menjadi prioritasmu? Masih penting bagimu?" suara Jessy bergetar, menahan tangis yang hampir pecah.

"Jessy, tolong jangan berpikir seperti itu. Aku tidak bermaksud menjauh darimu. Aku sibuk dengan kerja dan keluarga," Yoongi menjelaskan, berusaha menenangkan.

"Urusan kerja dan keluarga? Kau selalu bilang itu, tapi aku merasa semakin jauh darimu," keluh Jessy, suaranya kini penuh isak.

"Aku janji akan mencari waktu untuk kita bertemu. Aku tidak ingin membuatmu khawatir," kata Yoongi lembut, berusaha meyakinkan.

"Aku hanya butuh kepastian, Yoongi-a. Apa yang kau lakukan di sana?" Jessy menyela, suara penuh rasa tidak percaya.

"Di mana kau sekarang?" tanya Yoongi, berusaha mengalihkan perhatian dari ketegangan.

"Di luar, minum bersama teman-temanku," jawab Jessy pelan, nada marahnya masih tersisa.

"Jessy, pulanglah. Kita perlu bicara dengan baik," Yoongi memohon, suaranya mengandung harapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang