19.

6.6K 437 10
                                    


Happy Reading Allᥫ᭡🪐
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Setelah selesai sarapan, Tristan dan Arz kini sedang berada didalam mobil dengan Tristan yang menyetir dan Arz yang duduk disebelahnya.

"ingin mengunjungi kantor? " tanya Tristan sembari meletakkan satu tangan kekarnya di paha Arz yang terbalut celana kantor hitam.

Arz yang sedang memandangi jalan menoleh kearah Tristan,
"tentu, " jawabnya sembari meminum milkshake strawberry yang tadi ia beli.

Tristan menganggukkan kepalanya mengerti. tangan kekar nya yang ada di paha Arz perlahan meremat pelan paha lembut dan putih itu dengan pelan, sedangkan satu tangannya lagi memegang kendali setir mobil.

Tristan begitu tampan dengan balutan jas kantor yang melekat di tubuhnya. tangan kekarnya yang menunjukkan beberapa urat itu terlihat sangat lihai memegang kendali setir dengan satu tangan.

*

Mobil Rolls-Royce Droptail berwarna hitam terlihat memasuki area perkantoran Dexter Company, kantor keluarga Dexter yang menduduki nomor satu platform kekayaan dan kesibukan.

mobil mewah dengan harga fantastis itu terparkir di area khusus.

Tristan lebih dulu keluar dari dalam mobil dan berputar kearah sebelah guna membukakan pintu untuk Arzhel.

Arz turun dengan pelan, tangan kanan-nya memegang ponsel berlogo apel yang tergigit setengah. sedangkan tangan kirinya menenteng jas kantor hitam miliknya.

tangan Tristan menggandeng tangan Arz dengan lembut, dan mereka berdua berjalan memasuki kantor.
berjalan lurus kearah ruang pribadi Aaron sembari mengabaikan pekikan para karyawan saat melihat keduanya.

"𝘬𝘺𝘢𝘢𝘢, 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶! 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯! "

"𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘈𝘳𝘻𝘩𝘦𝘭? 𝘢𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢𝘢𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘥𝘪𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘢𝘯! "

"𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶! 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘪𝘮𝘪𝘴𝘢𝘯"

"𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘳 𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘛𝘳𝘪𝘴𝘵𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘩 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘈𝘳𝘻𝘩𝘦𝘭, 𝘰𝘩𝘩𝘩....𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴𝘴𝘴! "

"𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘈𝘳𝘻𝘩𝘦𝘭, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶!! "

"𝘛𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘛𝘳𝘪𝘴𝘵𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯! "

"𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯? "

Tristan semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Arzhel saat pekikan itu terus terdengar.
tatapan datarnya sudah bisa menjelaskan bahwa si pemilik mata hitam kelam itu sedang menahan sesuatu.

mereka semakin mempercepat jalan dan segera masuk saat sudah sampai diruang pribadi Aaron.

Clek

Aaron yang sedang mengerjakan beberapa proposal menoleh pelan kearah pintu yang terbuka. senyuman tipisnya terukir ketika matanya menemukan kesayangan-nya yang datang bersama Tristan, putra sulungnya.

Tristan dan Arz berjalan kearah sofa yang ada diruangan Aaron dan mendudukkan diri disana dengan tenang.

"Arz, come here baby" suara serak dalam khas milik Aaron terdengar. Aaron memanggil Arz sembari mulai merapihkan beberapa kertas proposal yang tadi sudah ia tandatangani.

Arz berjalan kearah Aaron yang masih ada pada bangku kerja-nya sembari tangan lentik nya membawa handphone.

"why? " tanya Arz ketika sudah berada tepat didepan Aaron.

tangan kekar Aaron menarik pelan tangan Arzhel, menempatkan kesayangannya di pangkuannya dengan posisi menyamping.
dengan posisi ini, Aaron bisa melihat dengan jelas wajah yang menjadi seluruh pusat atensinya selama ini.
kulit putih mulus, bibir tipis kemerahan alami, bulu mata lentik serta safir emasnya yang indah, benar-benar cantik.

tangan kiri Aaron merengkuh pinggang ramping favoritnya dengan penuh hak kepemilikan. sedangkan tangan kirinya  ia letakkan diatas paha Arzhel, mengelus sesekali meremat-nya pelan.

Arz hanya diam dengan muka datarnya sembari memainkan handphone-nya dengan tenang.

ini sudah biasa baginya.

*

Arz memainkan game dengan tenang. 
namun tidak ayal juga jika beberapa kali bibir tipisnya itu ia gigit tanpa sadar saat situasi genting dalam permainan menguasai. tangan lentik itu bergerak lincah diatas layar permainan. pandangan mata bersafir emas itu hanya tertuju pada layar handphone-nya.

tanpa melihat dan mengetahui bahwa sedaritadi Aaron dan Tristan hanya memandangi-nya.

Aaron menyeringai tipis saat melihat Arzhel yang mengigit bibirnya sendiri saat fokus bermain game, tangan kekarnya yang berada di paha Arz  meremat pelan paha putih itu. tatapan mata-nya tidak pernah lepas dari bibir tipis Arz.

sedangkan Tristan yang duduk disofa lain yang tidak terlalu jauh dari tempat Aaron memangku Arz, mata tajamnya terfokus menatap hanya pada satu titik, yaitu wajah Arzhel yang masih menunjukkan beberapa ekspresi dalam acara bermain game-nya.

bagaimana cara Arz mengigit bibir bawahnya sendiri saat sedang fokus bermain game,

Tristan suka itu, sangattt.































𝘈𝘳𝘻, 𝘣𝘦 𝘤𝘢𝘳𝘦𝘧𝘶𝘭𝘭.

Thankyouuuuuu 🌷
Next Chapter here>>>>>>
Vote>komen>adalah bentuk dukungan kalian untuk cerita ini!!
enjoy dear~~

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang