08.

9.4K 559 8
                                    


cieee double up :)

*
*
*

Mobil Lamborghini hitam memasuki area sekolah SMA MAGMA HIGHSCHOOLARION, tentunya itu menjadi sebuah pusat perhatian bagi murid-murid lain yang masih berdatangan.

Arz menatap malas ketika sang Ayah mengantarkan nya sampai bagian dalam sekolah, menjadi pusat perhatian adalah sebuah kesialan bagi-nya.

"Aku masuk, Ayah. " Arz bersiap turun dari dalam mobil sembari melepaskan sabuk pengaman,

"kau melupakan sesuatu, sayang. " sebelum suara Aaron menghentikan pergerakan Arz,

Arz menoleh kearah Aaron dengan mengangkat alisnya,

Aaron yang mendapatkan tatapan bingung Arzhel mendekatkan dirinya pada sang putra kesayangan, dan melayangkan kecupan singkat di sudut bibir Arzhel.

"Kau melupakan kewajiban mu, lil' medicine. " Aaron berkata sembari memundurkan tubuhnya memberi jarak,

Arzhel menghela nafasnya lelah dan memilih langsung keluar dari mobil tanpa sepatah kata apapun,

sial, mood nya hancur begitu saja.
lama kelamaan perilaku tidak wajar itu semakin parah. ia benci dengan segala sesuatu yang terjadi pada-nya. dari banyaknya manusia, kenapa harus dia yang Tuhan pilih untuk semua ini?

Arz berjalan lurus dengan tatapan datarnya, bahkan ia tidak menoleh kebelakang tempat mobil sang ayah masih terparkir.

sedangkan Aaron didalam mobil menyeringai tipis melihat Arz berjalan masuk tanpa menoleh kearahnya lagi,

"Sekuat apapun kau memberontak kau tidak akan pernah bisa bebas, My medicine. "

Aaron kembali menunjukkan raut datarnya dan menjalankan mobilnya ke kantor dengan kecepatan tinggi.

**

Sesampainya di kelas, Arz berjalan ke tempat duduknya yang berada di tengah barisan kedua dengan dua bangku lagi yang berada dibelakangnya.

dipertengahan jalan menuju bangku lagi dan lagi Arz harus menghela nafas kasar ketika pandangan-nya bertemu dengan mata tajam Arion.

mood nya yang sudah terlalu hancur membuat Arz mengabaikan tatapan Arion dan duduk tanpa kata sembari memainkan handphone nya,

belum sempat mood nya membaik kini Arz kembali merasakan sebuah tangan besar yang hinggap di paha kanannya,

memilih abai, Arz hanya memainkan handphonenya tanpa menghiraukan tangan yang semakin berani bergerak liar.

"Apa yang membuatmu seperti ini, BabyArz. " Arion berkata dengan berbisik, tangannya yang tadi hinggap di paha Arz kini berpindah merangkul pinggang Arz disertai rematan pelan,

baiklah, kesabaran Arz sudah habis saat ini.

Arz menoleh pelan kearah Arion dengan tatapan datarnya, tangan lentik nan putih itu menarik dasi milik Arion pelan membuat jarak diantara mereka sedikit demi sedikit menipis.

Arion tersenyum kecil dan menatap bibir kemerahan Arz yang kini sudah tinggal beberapa centi dari bibir miliknya.

keadaan kelas yang sepi membuat Arion bergerak semakin berani. ia semakin menarik pinggang ramping Arz kearahnya,

"Jangan mengganggu ku, Ar. "
Arz memundurkan tubuhnya dari Arion setelah membisikkan beberapa kata dengan suara serak yang entah mengapa datang secara tiba-tiba.

namun sepertinya Arz lupa, jika seseorang yang ada di depan nya ini adalah seorang Arion Biragawa Falion. si pemilik mata tajam dengan ketidak adanya penolakan.

lihatlah sekarang,

bukannya menjauh Arion semakin menguatkan rengkuhan nya pada pinggang ramping Arz,

"Arion, " mendengar Arz memanggilnya dengan suara memikat itu membuat Arion meletakkan kepala nya di lekukan leher putih Arzhel.

"Aku tidak akan pernah bisa untuk tidak mengganggumu, honey. " suara serak dan basah milik Arion yang berada tepat di leher nya membuat Arz  mencengkram kerah laki-laki itu secara tidak sadar.

merasakan cengkraman pelan di kerah seragamnya, Arion mengangkat wajahnya dari lekukan leher putih Arz dan mendekatkan wajahnya ke wajah milik Arzhel.

tangan nya menggapai tengkuk halus milik Arzhel, dan mengikis jarak antara dirinya dengan Arzhel.

Arzhel yang tau arah dari perilaku Arion memundurkan wajahnya sejenak dan memalingkan wajahnya kearah  berlawanan.

Arion yang merasa penolakan dari Arzhel akhirnya mengarahkan paksa dagu Arz agar menatap kearahnya,

"Arz, kau tau aku bukan tipe orang yang suka dengan penolakan. "
mata tajam Arion mengarah tepat kemata bersafir emas milik Arzhel.

"Gue-bentar lagi masuk. " Arz mengarahkan tatapannya ke sembarang arah untuk menghindari tatapan tajam Arion.

Arion melepaskan tangkupan nya pada dagu Arz ketika suara langkah kaki lain mulai terdengar memasuki kelas,

dan yah....benar saja, murid-murid mulai berdatangan dan berjalan menuju tempat duduknya masing-masing.

Arz membenarkan posisi duduknya dan berprilaku seperti tidak terjadi apa-apa, sembari beberapa kali menatap Arion yang masih menatapnya lewat ekor mata.

"hah...hampir saja, "
ucap Arz dalam hati.


































Thankyouuuuuu🌷
Next chapter here>>>>>>>>
Vote>komen>adalah bentuk dukungan kalian untuk cerita ini!!
enjoy dear~~

sengaja up double biar buat menemani malam minggu kaliannn, haha.
enjoy all>

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang