27.

4.8K 433 10
                                    

Happy Reading Allᥫ᭡🪐
(𝘭𝘪𝘵𝘵𝘭𝘦 𝘣𝘪𝘵 𝘮𝘢𝘵𝘶𝘳𝘦!!)
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Kareen tersenyum kecil melihat Arzhel yang sedang memainkan handphone nya sembari meminum susu strawberry yang tadi Kareen bawa untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kareen tersenyum kecil melihat Arzhel yang sedang memainkan handphone nya sembari meminum susu strawberry yang tadi Kareen bawa untuknya.

mata bersafir emas itu terlihat sangat fokus memainkan benda persegi panjang yang ada disalah satu tangannya, sedangkan bibir tipisnya tidak berhenti mengecap rasa manis dari susu strawberry yang menjadi favorit-nya.

"honey, lihat aku. " Kareen meletakkan satu tangannya yang bebas dari kendali setir, ke paha Arzhel.

Arzhel mengalihkan pandangannya dari handphone kearah Kareen. menatap laki-laki itu dengan pandangan bertanya,
"ya? "

Kareen menggerakkan tangannya mengusap paha Arzhel dengan lembut. "aku baru saja sembuh dari sakit, apa kau tidak berniat memberi ku obat selamat? . "

"maksudmu? " Arzhel mengernyitkan keningnya pelan, memangnya ada obat selamat? mendengarnya saja baru kali ini.
apa itu berupa obat baru? atau apa?

Kareen terkekeh pelan, dan segera menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

membuat Arzhel semakin mengernyitkan keningnya,
"kenapa kau berhenti, kar? " tanya nya sembari menatap Kareen yang sudah sepenuhnya menatap kearahnya.

"come here, Baby." bukannya menjawab kebingungan Arzhel, Kareen malah beralih menepuk paha-nya sendiri, mengisyaratkan untuk Arzhel duduk di pangkuannya.

Membuat tatapan Arzhel yang tadinya dipenuhi kebingungan, kini berganti menjadi tatapan datar.
"tidak."

Kareen menyeringai kecil mendengar penolakan Arzhel, "aku hanya ingin mengambil obat selamatku, sayang. "

obat selamat, obat selamat.
hah....Arz bosan mendengarnya sedari tadi.

menghela nafasnya kasar, akhirnya Arz menuruti apa yang Kareen ucapkan, untuk duduk dipangkuan lelaki itu.

Kareen tersenyum kecil melihat Arzhel yang sudah duduk di pangkuannya dengan posisi saling berhadapan.

tanpa menunggu waktu lama, kini tangan kekar Kareen sudah melingkari pinggang ramping Arzhel, merengkuh pinggang itu dengan erat, membuat tubuh Arzhel perlahan semakin menempel pada tubuhnya sendiri.

"Kar, " Arzhel berusaha menjauhkan tubuhnya yang semakin dibuat mendekat oleh Kareen.

"hm? " Kareen meletakkan kepalanya di leher Arzhel. menghirup aroma manis yang sedaritadi datang sejak Arz masuk ke dalam mobilnya.

kalian tau? Kareen sangat lemah jika sudah menghirup aroma manis vanilla milik Arzhel. aroma manisnya yang benar-benar menggoda, seakan menekannya untuk mengurung laki-laki bersafir emas itu hanya untuknya.

"mnh..." tubuh Arzhel perlahan bergerak tidak nyaman dipangkuan Kareen, saat laki-laki itu mulai menghisap leher putihnya.

"kar," tangan lentik Arz mencengkram pelan kerah seragam Kareen.

Kareen mengecup kecil tanda kemerahan samar yang ia ciptakan, sebelum memberhentikan kegiatannya.

mata tajamnya kini menatap lekat wajah Arzhel. menyelami keindahan paras yang selalu ia kagumi. tangannya perlahan  mengelus pinggang yang ramping milik Arz.

"aku tidak punya obat selamat, " ucap Arzhel pelan sembari mengalihkan tatapannya kearah lain, saat Kareen menatapnya dengan intens.

Kareen terkekeh dengan suara rendahnya mendengar ucapan Arzhel.

"kau punya ,sayang." Kareen menangkup dagu putih Arz dengan satu tangannya, sedangkan satu tangannya lagi masih bertengger manis di pinggang ramping pemilik mata bersafir emas itu,

Arzhel menggelengkan kepalanya pelan,

Kareen tersenyum kecil, dan berbisik pelan ditelinga Arzhel, "aku akan buktikan. bahwa kau mempunyai obat selamat dalam dirimu, Baby. "

setelah mengucapkan itu, Kareen mencium bibir Arzhel dengan sedikit kasar. menimbulkan lengguhan kecil dari sang empu.

Arzhel berusaha melepaskan ciuman itu, namun tenaganya masih kalah dengan tenaga yang dimiliki Kareen. laki-laki itu benar menciumnya tanpa berniat melepaskannya.

"mnh.. " Arzhel melengguh kecil saat Kareen menghisap lidahnya,

kareen benar-benar gila.

laki-laki itu melepaskan ciumannya dengan pelan setelah menghisap lidah lembut Arzhel, benang saliva membentang diantara keduanya, AC mobil terasa tidak berguna sekarang. hawa panas mulai mengendalikan tubuh keduanya.

Arzhel masih mengatur nafasnya dengan mata tertutup, kepalanya bersandar di bahu lebar milik Kareen. tubuhnya benar-benar lemas sekarang, udara oksigen terasa benar-benar sedikit.

"kar, stop. kita harus pergi kesekolah sekarang. " Arzhel berucap dengan pelan,

Kareen mengelus punggung Arzhel dengan lembut, "tentu, tapi aku ingin kau membuat tanda di leherku lebih dulu. sebelum aku benar-benar menghentikannya."






oh god....

























Thankyouuuuuuu 🌷
Next chapter here>>>>>>
Vote>komen>adalah bentuk dukungan kalian untuj cerita ini!!!!
enjoy dear~~~

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang