31.

4.1K 411 12
                                    

Happy Reading Allᥫ᭡🪐
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

 Happy Reading Allᥫ᭡🪐*******************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ar..." Arzhel mencoba memundurkan tubuhnya saat tubuh Arion semakin dekat, matanya menatap kearah lain menghindari tatapan Arion yang memandangnya dengan intens.

"jujurlah sayang. " tangan Arion mengangkat dagu putih Arzhel hingga pandangan mata bersafir emas itu kini hanya kearahnya.

Arion tau. ada yang disembunyikan oleh pemilik tubuh ramping didepannya ini, dari matanya yang bergerak gelisah memandang kearah lain saja sudah terlihat jelas berbeda dari penglihatannya.

Arzhel mengerjapkan matanya pelan sebelum menjawab,
"i-ini....Kareen yang membuatnya. "

satu jawaban dengan suara yang pelan dari bibir tipis Arzhel terdengar begitu jelas ditelinga Arion. membuat mata tajam yang sedaritadi menatap dengan intens, kini semakin menyorot datar dan dingin.
tanpa mengucapkan sepatah katapun, tangan kekarnya terulur membuka plester itu dengan pelan,

rahang tegasnya terlihat mengetat,
ketika tanda kemerahan di leher putih Arzhel mulai terlihat jelas dihadapannya. tanda kemerahan yang masih terlihat walau samar, disertai bekas gigitan yang ada, tercipta begitu kontras dengan kulit putih Arzhel.

tangan Arion perlahan bergetar diiringi dengan nafasnya yang perlahan memburu,
"tidak, jangan sekarang. " ucapnya dengan pelan, sembari mulai memundurkan tubuhnya .

"Arion? " Arzhel menggapai lengan Arion sembari menatapnya dengan tatapan bertanya sekaligus bingung,

merasakan getaran ditangannya semakin kuat, Arion perlahan menarik tangan Arzhel kearahnya, dan mendekap tubuh ramping itu dengan erat.  sembari menghirup dengan rakus aroma vanilla manis yang menguar dari tubuh Arzhel.

"Ar? heyy? " Arzhel bertanya sembari jari lentiknya mengusap leher belakang Arion perlahan.

ada apa dengan sepupunya satu ini? baru pertama kali matanya melihat bagaimana tangan kekar Arion bergetar kencang seperti tadi....ini benar-benar membingungkan.
ada apa sebenarnya eoh?

"aku tidak bisa menahannya, Arz. " dengan suara yang terdengar mulai semakin dalam, Arion berbisik tepat ditelinga Arzhel.

mengernyitkan keningnya pelan Arzhel bertanya, "apa yang kau maksud, Ar? "

".... "

Arion tidak menjawab pertanyaan Arzhel. perlahan matanya terpejam beberapa saat, dan kembali terbuka dengan warna mata yang berbeda.

safirnya yang tadinya hanya berwarna hitam kelam, kini terlihat bercampur dengan warna...



merah.

"kau membuat kesalahan yang cukup fatal, sayang. " Arzhel memundurkan tubuhnya pelan saat mendengar suara yang berbeda dari Arion,

bukan bukan-ini bukan suara Arion.

"jangan mencoba menjauh sayang, aku datang berkunjung untukmu...

apa kau tidak merindukanku, hm? " tangan kekarnya meremat pelan pinggang ramping Arzhel, menekan kearahnya, membuat tubuh keduanya perlahan semakin menempel tanpa jarak.

"A-Arlan? " dengan ragu, Arzhel menatap tepat kearah mata safir Arion, mencoba memastikan tebakannya.









dan yah....sesuai dugaan.

safir hitam kelam yang sudah bercampur dengan warna merah,



tidak salah lagi.








itu Arlan.


































𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳  𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘢𝘬𝘵𝘪𝘧 𝘶𝘱 𝘭𝘢𝘨𝘪𝘪𝘪𝘪, 𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘺𝘢𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢𝘢𝘢~~

𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 𝘥𝘰𝘶𝘣𝘭𝘦 𝘶𝘱 𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘦𝘮² 𝘣𝘪𝘢𝘳 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘱𝘢𝘴 𝘱𝘢𝘨𝘪𝘯𝘺𝘢𝘢, 𝘩𝘦𝘩𝘦 ʘᴗʘ

𝘴𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘺𝘢𝘢 𝘶𝘱 𝘯𝘺𝘢𝘢,
𝘨𝘰𝘰𝘥𝘯𝘪𝘨𝘩𝘵 𝘈𝘭𝘭~~

𝘣𝘺𝘦-𝘣𝘺𝘦~~









Thankyouuuuuu 🌷
Next Chapter here>>>>>>>>>>>
Vote>komen>adalah bentuk dukungan kalian untuk cerita ini!!!
enjoyy~

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang