40.

3.9K 351 16
                                    

Happy Reading All🪐ᥫ᭡
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Arzhel menggerakkan tubuhnya pelan, ketika merasakan beban berat pada pinggang nya.
dengan mata yang masih terlihat sulit terbuka-tangan nya bergerak pelan memindai area sekitaran pinggangnya, guna mencari jawaban dari suatu beban yang ia terima saat ini.

saat tangannya turun-sebuah tangan kekar dapat ia rasakan kehadirannya.

mengernyitkan keningnya pelan, Arzhel akhirnya menoleh pelan kearah belakangnya.
dan...senyum tipisnya terukir pelan ketika melihat wajah tampan sang kakak sulung Tristan, terlihat jelas lewat retina emas nya.

"kenapa kau disini...Tristan" Arzhel bergumam dengan sangat pelan, sembari masih memperhatikan wajah sang kakak sulung, Tristan.

retina emasnya menelisik fitur wajah Tristan pelan. mulai dari rahang tegasnya, hidung mancung, mata tajam nya yang tertutup, dan rambut nya yang sedikit berantakan.

saat Arzhel ingin berniat melepaskan lingkaran tangan Tristan yang masih memeluk pinggangnya dari belakang, pergerakan itu terhenti begitu saja saat sang empu semakin mengeratkan pelukan nya di pinggang Arzhel.

mata tajam yang tadinya tertutup, perlahan terbuka menampilkan safir tajam dan gelap yang terlihat sunyi bagaikan langit malam tanpa adanya sedikit cahaya apapun.


















"why you woken up, darling.." suara rendah, serak, dan dalam milik Tristan terdengar tepat di telinga Arzhel, saat sang empu semakin mengeratkan pelukan nya.





dengan pinggang nya yang semakin dipeluk erat oleh tangan besar Tristan, Arzhel bisa merasakan tubuhnya sedikit merinding.













"have...you been sleeping with me like this for a long time?" (𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩...𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘭𝘢𝘮𝘢?) tanya Arzhel pelan, sembari memalingkan wajahnya kearah lain, beralih menatap jendela kamarnya yang menampilkan langit sore yang indah dan terlihat menenangkan.


kekehan serak dan dalam terdengar dari Tristan. tangan besarnya mengusap pelan lekuk pinggang dan perut Arzhel lembut dari luar baju tidur yang sang empu kenakan.


"apa aku harus menjawabnya?"



"kurasa itu pertanyaan yang tidak penting, babyArz...karena aku bisa melakukan hal ini kapanpun dan dimanapun aku ingin, tanpa harus memberitahumu."

Arzhel terdiam beberapa saat, sebelum menghela nafasnya pelan. "baiklah. sekarang, bisakah kau lepaskan pelukanmu? aku ingin membersihkan tubuhku. lagipula ini sudah sore"

"aku akan melepaskan pelukan ku padamu. tapi...dengan satu syarat yang harus kau turuti." Ucap Tristan pelan. sembari tangan nya perlahan turun untuk meremas kecil paha Arzhel.

Arzhel memutar matanya malas sesaat, sebelum akhirnya menghela nafasnya kasar dengan kesal.

"Alright...apa syaratnya?"

Senyum kecil yang menyerempet seperti seringaian terukir pelan di kurva bibir Tristan. ia kembali memusatkan kedua tangan besarnya untuk mengelus lekuk pinggang dan perut Arzhel dari luar baju tidur.










mendekatkan pelan bibirnya ke telinga Arzhel, Tristan berucap pelan nyaris berbisik dengan suara rendah dan dalamnya,
































"kapanpun, dimanapun, aku tidak mengijinkan mu untuk bercermin selama beberapa hari kedepan, lil'medicine."











































































Thankyouuuuuuu 🌷
Next chapter here>>>>>>>>>>>>>>>>
Vote>Komen>adalah bentuk dukungan kalian untuk cerita ini!!!



𝘯𝘦𝘸 𝘶𝘱𝘥𝘢𝘵𝘦,

𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦 1/...




                            


𝘦𝘯𝘫𝘰𝘺, 𝘥𝘢𝘳𝘭.
✩Xzcall.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang