15.

7.5K 461 15
                                    


Happy Reading Allᥫ᭡🪐
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

"Kemari, Arz."

kata yang ditekankan seakan mustahil untuk menerima penolakan keluar dari mulut si sulung, Tristan.

Tristan menatap datar Ares yang seakan tersenyum menantang, tangannya mengepal diatas meja hingga kuku-kuku nya memutih.

Arzhel melepas pelukan Ares pelan dan menghampiri Tristan.
belum sempat dirinya duduk, tangan nya ditarik oleh tangan kekar Tristan. hingga kini dirinya duduk dengan posisi di pangkuan Tristan.

"Vernon, "

ini adalah faktanya, bahwa jika sedang ada acara yang melibatkan pertemuan dengan para kolega bisnis, Arzhel akan memanggil Tristan dengan nama belakang nya yaitu, Vernon. dimana nama lengkap si sulung yaitu Tristan Aguista Vernon. kata Vernon yang memiliki arti pemimpin atau ketua dalam hal apapun, menempatkan dirinya selalu berada di tahta tertinggi dalam kelompok atau organisasi gelap.

**

"jangan bergerak atau kau akan menerima sesuatu yang menyakitimu, 𝘉𝘢𝘣𝘺𝘈𝘳𝘻. " Tristan berbisik pelan ditelinga Arz dengan suara rendah yang menunjukkan sedikit emosi yang bangkit.

Chris menatap datar Arz, sebelum kembali menatap Ares, laki-laki asing yang lancang menyentuh Adik kesayangannya dengan seringaian pelan,

"kurasa kerjasama antara keluarga Dexter dengan Lionel sudah cukup membuatmu bertindak berani Ares, jangan salahkan aku jika semua kerjasama ini hancur tanpa sisa, bahkan bisa dibilang di iringi dengan kematian keluargamu secara beruntun. " Chris berkata dengan nada santai sembari menatap Ares dengan datar.

Ares terkekeh pelan dan mengangkat sebelah alisnya,

"kerjasama ya? aku tidak pernah keberatan jika kerjasama dengan keluarga Dexter itu hancur, bahkan keluargaku terbunuh, karena hanya ada satu orang yang berharga di duniaku, "
Ares berkata dengan tekanan yang  menegaskan bahwa setiap katanya benar-benar nyata.

Tristan semakin mengeluarkan aura dinginnya, dia tau siapa satu orang yang berharga di dunia Ares. sangat tau.

"berhenti.ini adalah acara makan malam bersama para tamu bisnis jadi tolong jangan membahas hal pribadi atas nama keluarga." suara pelan dan datar khas Arzhel terdengar menginstruksi.

Chris mengalihkan pandangannya kearah lain dengan tangan yang mengepal erat dibawah meja, sedangkan Ares tersenyum kecil kearah Arzhel.

"aku harus pergi sekarang, sampai jumpa Arz𝘭𝘪𝘰𝘯." Ares berkata dengan senyuman tipisnya pada Arzhel, yang dibalas dengan anggukan oleh sang empu.

setelah Ares pergi, tangan Tristan meremat pelan pinggang ramping Arz,
menunjukkan emosi yang sedikit tersulut.

"sepertinya kita harus 'bermain' lebih cepat, Tristan. " Chris berucap sembari menatap Arz dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Arz menoleh pelan kearah Chris, apa yang sedang ia bicarakan sebenarnya? bermain? apa maksudnya?.

Tristan menoleh kearah Chris dan menyeringai pelan diiringi dengan kekehan kecil,

"Hm, sepertinya begitu Chris. "

tatapan Tristan beralih menatap leher putih Arz yang berada tepat didepannya, warna putih itu pasti sangat cocok dengan tanda kemerahan yang indah.

ouh, Tristan calm down.

"warna kulitmu sangat cantik Arz, "
Chris tidak bisa berhenti memandang Arzhel. sampai saat ini penampilan Arz benar-benar menghipnotis matanya, melihat bagaimana kulit putih itu memakai style hitam yang benar-benar melekat dan kontras pada kulit indahnya. membuat Chris tidak pernah bisa mengalihkan tatapannya.

Arz, you are very special.










































Thankyouuuuuu🌷
Next chapter here>>>>>>
Vote>komen>adalah bentuk dukungan kalian untuk cerita ini!!!!
enjoy, dearr~~

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang