Our Cute Boy [BL]

idk

Selamat datang >-< lama ya ngga ketemu?ada yang kangen ngga??

Pasti ngga ada yah:(gapapa deh semoga kalian enjoy sama cerita-cerita aku yaa

Btw jangan lupa follow yah,biar aku makin semangat up nyaa💞

Soo enjoy guys 👍

-----------------------------------------------------------

"Terus ini gimana?"tanya nio bingung

(Ya ngga gimana-gimana)Jawab sistem

Dari pada menggabut bersama sistem yang gjls nio lebih memilih berkeliling hutan itu

(Tuan mau kemana?)Tanya sistem

"Ke Rahmatullah!"jawab nio jengkel dengan pertanyaan sistem

(Loh?tuan udah mau mati ya?jangan dulu ya, kerjaan saya sama tuan belum selesai) Celetuk sistem membuat nio semakin jengkel

Nio pun mengabaikan ucapan sistem dan terus menjelajahi hutan dan menemukan pria tampan yang sedang terluka

"Sistem dia masih hidup kan?"tanya nio sembari menghampiri pria tersebut

(Kagak tuan)Jawab sistem asal

"Yang bener kau Dugong!"ucap nio dengan nada tidak percaya

Akhirnya nio memberikan diri untuk mengecek apakah pria itu hidup atau tidak dan hasilnya.....

"Bohong! jelas-jelas dia masih nafas!"ucap nio kesal

Dengan tidak bersalah sistem berkata dengan nada santai tanpa beban

(Yang bilang dia mati siapa?)

"Nenek gw yang ngomong"ucap nio dengan senyuman terpaksa

(Kalo ngga niat senyum ngga usah senyum)Ucap sistem jutek

"#$#&@_#+#&@"(kata-kata terlalu toxic jadi saya sensor)

Saat nio sedang perang batin dengan sistem pria tadi sudah bangun dan menatap nio dengan tatapan intens (lebih tepatnya ngelamun si)

Nio yang sudah kembali ke dunia nyata pun melihat bahwa pria itu sadar dan menatapnya

"Om!"panggil nio (ini anak manggil siapa aja om dah)

"OM!"panggil nio dengan suara keras

Akhirnya pria tersebut sadar dari lamunannya dan menatap nio

"Bagaimana kau bisa disini?"tanya pria tersebut

"Minimal perkenalan dulu lah"ucap nio

"Namaku 'marven agraish baskara'" ucap pria itu sembari terkekeh kecil
(Btw aku ngambil namanya dari pin y)

"Oh,halo om marven, namaku nio btw"ucap nio

Mendengar ucapan om dari mulut mungil nio membuat marven tertohok