Chapter 11

8 3 0
                                    

(Masih POVnya Sohyun)

Happy reading :)

...

"Apa pernah ada korban kecelakaan yang ditemuin di sini?" tanya Jeongwoo kepada Junkyu.

"Nggak ada, sama sekali nggak ada. Oh ya, gue baru inget, meskipun rumah ini dikosongkan setelah selesai direnovasi, rumah ini tetap dijaga sama satpam. Ada dua orang satpam yang berjaga, satu orang berjaga dari pagi sampai malam sekitar jam tujuh, dan satunya lagi berjaga dari jam tujuh malam sampai pagi lagi. Jadi nggak mungkin si pengendara itu bawa cewek yang udah ketabraknya ke sini, karena kalaupun ada pasti salah satu satpam itu ngasih tahu orang tua gue dan gue juga bakal tahu, karena ortu gue selalu nyeritain apapun yang berhubungan sama kosan ini. Contohnya kayak siapa pemilik rumah ini sebelumya dan alasannya menjual rumah ini."

Aku melirik ke arah jendela kosan karena merasa ada yang sedang memperhatikan kami dari arah sana. Lalu aku bertanya kepada Junkyu. "Terus dua orang satpam itu kenapa nggak berjaga lagi di sini?"

"Karena mereka dipindahin lagi sama ayah gue ke perusahaan, untuk berjaga di sana, ya memang sejak awal mereka itu satpam di gedung perusahaan. Mereka cuma diperintahkan buat jaga rumah ini sampai gue dan yang lain tinggal di sini."

Aku mengangguk mengerti, kembali melirik ke arah jendela yang gordennya tidak tertutup. Masih merasa ada yang sedang memperhatikan dari arah luar jendela itu.

"Kita masih belum tahu kapan hantu itu meninggal, dan kejadian tabrakan yang di mimpi Sohyun itu terjadi, so kita jangan sembarangan cocoklogi hanya karena mereka berdua sama-sama pake seragam sekolah. Bisa jadi mereka berbeda, maksud gue bukan orang yang sama." ujar Jihoon.

"Guys, kayaknya kita udahan dulu deh bahas ininya. Soalnya dari tadi kayak lagi ada yang merhatiin kita dari jendela." ucapku dengan berbisik, teman-temanku sekilas melihat ke arah jendela lalu satu persatu dari kami berdiri. Dimulai dari aku lalu Junghwan dan yang lain.

Kami memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing setelah saling mengucapkan kata selamat malam.

...

Aku memimpikan hal yang sama lagi setelah tertidur, tapi kali ini berbeda dengan mimpi-mimpiku sebelumnya. Dalam mimpi kali ini aku bisa menggerakkan tubuhku sesuka hati, jadi aku putuskan untuk berjalan dari haltel bus ke arah seorang gadis yang akan tertabrak, aku ingin memperingatkannya untuk tidak menyebrang.

Wajah gadis itu masih sama, terlihat buram seolah sengaja disensor. Dia masih berdiri di tepi jalan, dan kini aku sudah sampai di dekatnya.

"Hei, kamu." panggilku, tapi gadis itu tidak menoleh sedikitpun. Tanganku bergerak untuk menyentuh bahunya, akan tetapi aku tersentak setelah melihat tanganku malah menembus bahunya begitu saja, seolah aku adalah hantu yang berusaha untuk memegangnya tetapi gagal. Aku mengernyit, bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

Aku memperhatikan tubuhku dari atas sampai bawah, tidak ada yang aneh, tubuhku tidak terlihat tembus pandang. Tapi kenapa aku tidak bisa menyentuh gadis itu? Apa dia juga tidak bisa mendengar suaraku?

Gadis itu berlari ke tengah jalan, aku berusaha menghentikannya dengan berteriak dan berusaha memegang tangannya. "JANGAN LARI KE SANA!" tapi tanganku menembus tangannya dan dia tidak mendengar teriakanku. Dia tetap berlari ke tengah jalan sampai akhirnya tertabrak oleh mobil. Aku berteriak kencang ketika melihat tubuhnya terpental dari jarak yang cukup dekat. Jika sebelumnya aku hanya melihat kejadian itu dari jarak agak jauh karena berdiri di halte bus, kali ini karena aku mendekatinya jadi aku semakin bisa melihat dengan jelas ketika tubuhnya tertabrak.

Pengendara mobil itu keluar dan membawa gadis itu ke mobilnya, sama seperti wajah gadis malang itu, aku masih belum bisa melihat wajah si pengendara mobil karena wajahnya buram. Tapi aku bisa melihat hoodie berwarna biru tua yang dikenakan oleh si pengendara mobil itu, selain hoodie berwarna biru tua dia juga mengenakan celana jeans dan sepatu berwarna hitam dan putih.

The Mystery Of a Girl's Dream || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang