Chapter 2

25 8 0
                                    

Semua terkejut setelah mendengar kalimat yang diucapkan oleh Jihoon, suasana di sana perlahan berubah menjadi sedikit tegang.

"Bu-bukan manusia gimana maksud lo?" tanya Hyunsuk.

"Hantu."

Hanya dengan mendengar satu kata yang diucapkan oleh Jihoon itu saja sudah cukup untuk membuat mereka merinding, pasalnya Jihoon adalah seorang indigo. Dia bisa melihat hal-hal di luar nalar, karena itu mereka langsung percaya setelah Jihoon bilang yang mengirimkan chat kepada Junkyu tersebut adalah hantu.

Tapi Junkyu tidak langsung percaya, ia berpikir jika Jihoon sedang mencoba untuk menakutinya.

"Jangan bercanda lo Ji" kata Junkyu seraya tersenyum dan berharap Jihoon akan membalas senyumannya itu, dengan begitu Junkyu bisa tahu bahwa Jihoon sedang bercanda. Namun raut wajah serius Jihoon perlahan memudarkan senyum Junkyu.

"Gue nggak akan bercanda kalau menyangkut hal kayak gini, Kyu."

"Te-terus kenapa hantu itu nge-chat gue? Kenapa dia bisa ngirim chat ke gue? Apa dia bisa pakai hp? Kenapa cuma gue yang dapat pesan itu? Kenapa kalian enggak? Dan apa mau dia? Kenapa dia bilang kita semua akan mati, Ji?"

Jihoon hanya bisa terdiam setelah mendengar pertanyaan beruntun yang dilontarkan oleh Junkyu, dia sendiri masih belum tahu alasan di balik hantu itu mengirim pesan kepada Junkyu. Jihoon hanya baru bisa merasakan jika pesan itu dikirim oleh hantu.

"Semalam gue mimpi buruk" ucap Jihoon setelah beberapa saat ia terdiam.

"Pantesan lo jadi pendiam pagi ini, lo pasti mikirin mimpi buruk itu kan?" tanya Yoshi, selain Hyunsuk dia juga peka dengan perubahan sikap Jihoon pagi ini.

"Iya" jawab Jihoon.

"Mimpi buruk lo itu kayak gimana?" ujar Mashiho, yang lain jadi ikut penasaran dan menunggu Jihoon bercerita.

"Kenapa topik pembicaraan kita jadi beralih ke mimpi buruk lo? Emang ada hubungannya dengan pesan aneh itu?" Junkyu kembali bertanya.

Jihoon mengangguk, "gue rasa ada kaitannya."

"Ceritain dong mimpi lo, biar kita bisa tahu alasan lo bisa bilang mimpi buruk lo ada kaitannya dengan pesan aneh itu" kata Hyunsuk.

"Gue ceritainnya nanti aja, sekarang kita harus berangkat sekolah. Udah hampir telat nih." Jihoon segera berdiri sembari melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.05, bel sekolah akan berbunyi dua puluh lima menit lagi.

"Yaahh... penonton kecewa" celetuk Jeongwoo.

Kedua belas remaja itu segera pergi ke kamar masing-masing untuk mengambil tas, setelahnya mereka pergi ke sekolah yang berjarak satu kilometer dari kosan.

Mereka berangkat dengan mengendarai sepeda motor, total ada sekitar enam sepeda motor milik Jihoon, Yoshi, Yedam, Doyoung dan Haruto, yang terparkir di depan kosan. Sisanya akan dibonceng, Jihoon membonceng Hyunsuk, Yoshi dengan Junkyu, Yedam dengan Mashiho, Jaehyuk dengan Asahi, Haruto dengan Jeongwoo, dan Doyoung dengan Junghwan.

Sepeda motor yang dikendarai oleh Jihoon memimpin paling depan, sepanjang perjalanan tidak ada percakapan di antara Jihoon dan Hyunsuk. Sebenarnya Hyunsuk sangat ingin bertanya perihal mimpi buruk Jihoon, hanya saja ia takut jika fokus Jihoon akan terpecah belah.

•••

Seperti yang sudah dijadwalkan dari minggu kemarin, hari ini materi olahraga di kelas Hyunsuk dan teman-temannya adalah berenang. Mereka sudah mengenakan pakaian olahraga, berkumpul di gedung khusus kolam renang dan tengah menunggu giliran untuk masuk ke kolam renang setelah melakukan pemanasan, guru olahraga akan menilai kemampuan berenang setiap murid.

The Mystery Of a Girl's Dream || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang