Kerumunan murid angkatan kelas dua belas di gedung IPA terlihat sedang berdesakkan di depan mading, membaca pengumuman yang tercetak pada sebuah poster yang ditempel pada mading tersebut.
Tentu kerumunan itu menarik perhatian Sohyun yang baru saja tiba, gadis itu lantas mendekati kerumunan demi bisa mengetahui apa yang menjadi pusat perhatian di depan mading itu.
"Ada apa sih?" tanya Sohyun kepada salah satu teman sekelasnya yang ia temui.
"Mereka lagi lihat poster yang baru aja ditempel sama staf TU, di poster itu tertulis pemberitahuan tentang acara perkemahan yang bakal diadain minggu depan, khusus untuk angkatan kelas dua belas. Kalau mau ikut harus mengisi formulir yang nanti bakal dibagiin sama ketua kelas, dan bayar administrasinya ke bendahara kelas."
"Oh.... Bakal diadain di mana acara perkemahannya?"
"Diamond Florest."
Diamond Florest, nama tempat perkemahan yang tidak asing di telinga Sohyun. Dulu Sohyun pernah berkemah di sana bersama kedua kakaknya, saat itu dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Sempat beberapa kali dirinya meminta untuk berkemah lagi di sana, tetapi kedua kakaknya selalu sibuk sejak dia masuk SMP, dan dia tidak diizinkan jika berkemah sendirian.
Sohyun tersenyum tipis, ini menjadi kesempatan emas baginya untuk bisa berkemah lagi di Diamond Florest.
...
"Acara perkemahan?" Junkyu memastikan dirinya tidak salah dengar ketika mendengar beberapa murid lain sedang membicarakan acara yang akan diadakan pada minggu depan itu. "Kapan?" tanyanya kepada teman seangkatan random yang ia temui.
"Minggu depan, ada pengumumannya di mading."
Junkyu dan kesebelas temannya lantas pergi ke arah mading, kurumunan di sana sudah berkurang. Hanya tersisa beberapa murid di depan mading yang kemudian menyingkir ketika melihat kedatangan Junkyu dan yang lain, secara tidak langsung mempersilakan kedua belas remaja laki-laki itu untuk melihat poster juga.
Kedua belas remaja itu memperhatikan poster yang tertempel di mading, poster dengan ilustrasi serta judul yang diberi font berwarna biru dan putih itu menyangkut pemberitahuan seputar acara perkemahan.
"Udah lama ya nggak diadain acara perkemahan, sekarang diadain lagi, setahu gue sekolah ini nggak pernah ngadain acara perkemahan lagi setelah kejadian lima tahun yang lalu."
Mereka semua tahu maksud dari kejadian lima tahun yang lalu dari perkataan Jaehyuk.
"Bayar nggak?" tanya Jeongwoo.
"Ya menurut lo tempat perkemahannya punya bokap lo bukan?" Haruto balik bertanya setelah merotasikan bola matanya.
"Bukan."
"Ya berarti bayar."
"Iya ya."
"Pekok."
"Elu."
Bukan Jeongwoo namanya kalau tidak bisa membalas perkataan Haruto dan membuat sahabatnya itu merasa ingin sekali mencekiknya. Tapi untungnya Haruto tidak akan setega itu, dia masih menyayangi Jeongwoo sebagai sahabat yang sekaligus sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri, meskipun terkadang dia lelah menghadapi tingkah Jeongwoo dan membuatnya ingin menjual ginjal sahabatnya itu ke pasar gelap.
"Lama-lama gue jual juga ginjal lo."
"Dasar otak terminal!"
"Kriminal, goblok!" Haruto menoyor kepala Jeongwoo.
"Mau sekalian gue siapin ring tinju nggak?" pertanyaan Mashiho sudah cukup untuk membuat Haruto dan Jeongwoo diam.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery Of a Girl's Dream || TREASURE
FanficSetelah Sohyun menceritakan tentang mimpinya yang terus berulang kepada kakak perempuannya, sang kakak berpendapat bahwa Sohyun mengalami lucid dream. Tapi di satu sisi Sohyun yakin mimpinya itu bukan hanya sekadar lucid dream. Junkyu mendapatkan pe...