"Tempe lo gosong tuh."
Ucapan Hyunsuk membuat Jihoon tersadar dari lamunannya, Jihoon dengan segera membalik tempenya yang sedang digoreng dengan spatula, untung saja belum gosong seperti apa kata Hyunsuk tadi.
"Lo kenapa sih akhir-akhir ini jadi sering ngelamun? Lagi ada masalah?"
"Nggak." Jihoon dengan cepat menjawab, membuat Hyunsuk yang berdiri di sampingnya meragukan jawabannya.
"Beneran? Abis sejak tiga hari yang lalu lo keliatan beda, jadi lebih pendiam dan sering ngelamun kayak tadi."
Tiga hari yang lalu adalah sepulangnya Jihoon dari toko kue ibunya, apa yang membuat Jihoon jadi lebih banyak diam dan melamun adalah pembicaraan bersama Giselle waktu itu. Jihoon jadi terlalu sering memikirkannya sampai membuatnya tidak fokus ketika melakukan beberapa hal.
Tapi karena dia sudah berjanji untuk tidak memberitahu topik pembicaraan bersama Giselle kepada siapapun, Jihoon terpaksa harus berbohong kepada Hyunsuk.
"Beneran, Suk."
"Kalau ada masalah cerita, kali aja gue bisa bantu."
"Iya."
Hyunsuk berbalik pergi dari dapur, membiarkan Jihoon melanjutkan acara memasaknya. Hyunsuk akan melakukan tugas mulia, yaitu membangunkan teman-temannya sebelum mereka terlambat bangun untuk pergi ke sekolah.
"JUNKYU BANGUN! MATIIN ALRM LO YANG KEDENGERAN SAMPE KE LUAR ITU!"
"YOSHI, LO UDAH BANGUN BELUM?! JANGAN NGEBO TERUS, BENTAR LAGI JAM SETENGAH TUJUH!"
"BANGUN SEMUANYA BANGUN! CEPETAN BANGUN KALAU NGGAK MAU DIHUKUM GARA-GARA TELAT!"
Dan begitulah serentetan teriakan Hyunsuk yang berhasil membuat seluruh penghuni kos yang masih tidur terbangun, sementara sebagiannya lagi terkejut di awal teriakan Hyunsuk.
"Pagi-pagi udah jadi toa aja dia." ujar Sohyun seraya membenarkan letak bandonya. Gadis itu duduk di dekat meja makan, menanti teman-temannya untuk sarapan bersama.
Jihoon yang masih sibuk dengan tempe gorengnya tersenyum. "Udah biasa itu mah."
"Tapi gue baru denger dia teriak-teriak sekarang."
"Mungkin karena kemarin-kemarin dia nggak mood teriak. Kalau nggak gitu yang lain bisa aja bangun kesiangan, apalagi si Junkyu tuh. Alrmnya bisa ngebangunin seisi kosan, tapi dianya sendiri nggak bangun." Jihoon menggeleng heran sementara Sohyun menanggapinya dengan tawa.
Jihoon menyimpan sepiring tempe goreng di meja, sekilas dia memperhatikan penampilan Sohyun pagi ini. Gadis yang sedang duduk itu terlihat ceria, seperti biasanya. Sejak hari Senin— pada pagi hari— Jihoon akan mengajukan pertanyaan yang sama kepada Sohyun, tentang mimpi tabrakan itu, dan Sohyun selalu menjawab bahwa ia tidak lagi memimpikan hal itu.
"Hyun, lo—"
"Mimpiin tabrakan itu lagi nggak?" Sohyun menyela, dia sudah hapal pertanyaan Jihoon di luar kepala. Lalu menggeleng, "nggak, gue nggak mimpiin itu lagi, Hoon."
Selama nyaris tiga hari tidak ada penampakan hantu gadis SMA, Sohyun tidak memimpikan hal yang sama lagi. Dan selama nyaris tiga hari juga tidak ada yang mengungkit tentang hantu itu, seolah tidak pernah ada hantu yang meneror mereka.
"Gue masih berharap bakal ada kelanjutan dari mimpi itu." lanjut Sohyun.
"Kalau ada kelanjutannya, tolong ceritain ke gue."
Sohyun menunjukkan jari jempolnya. "Oke."
Dapur yang awalnya hanya diisi oleh dua orang itu perlahan menjadi ramai ketika penghuni kos yang lain masuk, sebagian besar dari mereka sedang membicarakan acara perkemahan yang akan berlangsung besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mystery Of a Girl's Dream || TREASURE
Fiksi PenggemarSetelah Sohyun menceritakan tentang mimpinya yang terus berulang kepada kakak perempuannya, sang kakak berpendapat bahwa Sohyun mengalami lucid dream. Tapi di satu sisi Sohyun yakin mimpinya itu bukan hanya sekadar lucid dream. Junkyu mendapatkan pe...