Chapter 34

11 5 1
                                    

"Ini tanah apa?"

"Tanah kuburan."

Junghwan tidak jadi menyentuh tanah yang berceceran di lantai setelah mendengar jawaban Jihoon, tanah yang nyaris disentuhnya itu bercambur dengan bunga mawar. Junghwan jadi teringat dengan gundukan tanah kuburan yang pada umumnya ditaburi bunga mawar, hal itu pernah ia lihat ketika mengunjungi pemakaman.

"Ini darah asli?" Doyoung memperhatikan darah yang ada di dinding dan juga lantai.

"Asli, tapi nggak tahu ini darah hewan atau manusia." jawab Jihoon.

Sohyun melangkah dengan hati-hati karena tidak mau menginjak darah meskipun hanya sedikit, tulisan yang ada pada dinding membuatnya seketika merinding. "Yang ngelakuin ini ... hantu?"

Fokus Jihoon dari tulisan yang terbuat dari darah teralihkan, ia kembali memperhatikan seluruh area ruang tengah yang sudah kotor oleh darah dan juga tanah kuburan. Ia menyadari bahwa mungkin saja yang telah mengotori tempat itu bukan hantu, tapi seseorang yang mengendalikan hantu tersebut.

Jihoon mengedikkan bahunya, sekaligus merasa enggan mengatakan dugaan yang berkaitan dengan seseorang di dalam pikirannya sekarang.

"Yang perempuan, Kim Jennie namanya."

Jika memang dugaannya benar, sepertinya nanti Jihoon akan mencari tahu tentang kakak perempuan Sohyun.

"Mungkin." Jihoon menanggapi ucapan Sohyun.

"Menurut gue sih yang ngelakuin ini orang." Yedam membuat semua orang di sana menoleh padanya, sekaligus membuat Jihoon sedikit tersentak. "Emang ada gitu hantu yang bisa mengotori sebuah tempat pake tanah kuburan dan darah kayak gini?"

Jihoon mengangguk. "Ya ada, gue pernah nemu kasus yang begitu."

Junkyu dan Asahi baru saja kembali setelah mengecek seluruh ruangan termasuk halaman belakang kosan, memastikan apakah ada tanah kuburan dan darah juga mengotori tempat lain.

"Ruangan lain bersih." ujar Junkyu, Asahi di sampingnya mengangguk.

"Halaman belakang juga."

"Berarti cuma di sini yang dikotorin." celetuk Junghwan.

"Kayaknya emang sengaja, yang mengotori tempat ini mungkin pengen kita melihat apa yang udah disiapinnya seawal mungkin. Karena begitu kita masuk dari pintu depan, ruang tengah ini yang pertama kali kita lihat." Yedam menjabarkan dugaannya.

"Terus sekarang gimana?" Junkyu mendapat dengusan geli dari Jihoon karena pertanyaannya.

"Ya kita bersihin dulu lah, apa lagi?" Jihoon memberikan sapu injuk kepada Junkyu, sementara dirinya akan membersihkan darah di dinding dengan kain basah.

Junkyu merengut, rencananya untuk langsung tidur sepulang dari acara perkemahan harus tertunda sementara. Dalam hati ia mengumpati siapa saja yang telah mengotori tempat itu. Dia merasa takut juga, karena ruang tengah kosan yang dikotori oleh darah dan tanah kuburan sudah seperti ancaman baginya.

...

Baru saja tiba di kosan, Hyunsuk, Yoshi, Mashiho, Jaehyuk, Haruto dan Jeongwoo dibuat terkejut setelah melihat keadaan ruang tengah yang jauh dari kata bersih. Meskipun tidak terlalu kotor juga, ruang tengah saat ini bisa dibilang lebih kotor dari gudang yang ada di sana.

"Kenapa dia pengen kita semua mati?" gumam Hyunsuk, suaranya teredam oleh suara teman-temannya yang sedang sibuk membersihkan ruang tengah sembari mengobrol. Ada yang sedang menyapu, mengepel, dan juga menyemprotkan pengharum ruangan demi menghalau bau amis darah yang menyebar.

Hyunsuk menatap ngeri tulisan pada dinding yang sedang dibersihkan oleh Jihoon dan Sohyun, cukup sulit membersihkan tulisan yang terbuat dari darah itu karena darahnya seolah menempel kuat pada dinding layaknya cat. Harus berkali-kali membersihkan hingga membuat Sohyun kesal karenanya.

"Darahnya nggak mau hilang, anjing! Kesel gue!" Sohyun melampiaskan amarahnya dengan melempar kain basah pada dinding yang tadi sedang dia bersihkan, Jihoon di sampingnya tertawa.

"Udah, gantian sama yang lain, gue juga pegel dari tadi ngelap nggak kelar-kelar." Jihoon mengambil alih kain basah yang digunakan Sohyun lalu memberikannya kepada Mashiho.

"Huek!" Haruto berkali-kali seperti akan memuntahkan sesuatu karena bau darah membuatnya mual, tapi tidak ada apapun yang keluar dari mulutnya.

"Lo mending keluar deh, daripada ntar muntah beneran, gue males bersihin muntahan lo soalnya." Jeongwoo mendorong punggung Haruto, menyuruhnya pergi keluar.

"Itu hantu gabut amat pake segala ngotorin kosan." Jaehyuk yang sedang mengepel lantai membuat Doyoung tertawa pelan.

"Lagi gabut kali."

"Buat apa coba dia ngelakuin ini? Nambah kerjaan aja, heran." Yoshi berujar setengah kesal sembari sibuk memindahkan tanah yang sudah selesai di sapu oleh Junkyu ke tempat sampah.

"Mungkin bagi dia nggak cukup kalau sekadar nakutin kita doang. Makanya dia bikin kita kerja bakti mendadak juga." Junkyu tertawa pelan setelahnya.

"Ada alasan di balik dia ngelakuin ini semua."

Ucapan Sohyun membuat keempat pemuda yang sedang berada di dekatnya menoleh, salah satunya mengangguk samar, menyetujui perkataan gadis itu.

"Itu pasti, mungkin tujuannya buat meneror kita dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Dan menurut gue caranya kali ini agak brutal." ucap Doyoung.

"Tulisan di dinding itu ...." Jaehyuk menoleh ke arah dinding yang dimaksudnya, tulisan yang terbuat dari darah sudah hampir selesai dibersihkan. "... kayak ancaman, seolah kita semua memang bakal mati karena hantu itu."

"Atau memang itu yang bakal dia lakukan, membunuh kita. Mungkin itu bukan cuma sekadar ancaman." Yoshi bergidik ngeri karena ucapannya sendiri.

"Memang ada hantu yang bisa membunuh manusia?"

Pertanyaan Junkyu mendapat gelengan kepala dari Yoshi, tanda tidak tahu.

"Kalau di film sih ada hantu yang bisa membunuh manusia, nah kalau di dunia nyata? Kayaknya nggak ada deh." Jaehyuk mengedikkan bahunya sebelum kembali mengepel lantai, menghilangkan noda darah yang berceceran.

"Kalian yakin ini semua perbuatan hantu?" Yedam bergabung dalam percakapan, pertanyaannya tidak langsung mendapat jawaban, sesaat teman-temannya justru saling beradu tatap.

"Gue nggak yakin aja ini perbuatan si hantu itu, bisa aja kan kekacauan ini karena ulah manusia?" lanjut Yedam.

"Uhuk!"

"Pelan-pelan, buset. Buru-buru amat mau ke mana sih?"

Asahi tersedak ketika ia hampir menelan habis air minum, Hyunsuk yang sedang berada di samping Asahi menepuk-nepuk pelan punggung sahabatnya itu. Penyebab tersedaknya Asahi bukan karena ia buru-buru, melainkan karena ucapan Yedam yang membuatnya terkejut. Dia juga punya dugaan yang sama, Asahi menduga mungkin ada orang lain yang masuk ke kosan selama ia dan yang lain berada di tempat perkemahan, lalu entah bagaimana caranya orang itu dapat membuka pintu depan yang sebelumnya sudah dikunci oleh Junkyu. Dan dengan bodohnya pergi setelah mengotori kosan tanpa kembali mengunci pintu tersebut. Jika itu benar, Asahi juga sudah menduga siapa pelakunya. Pasti orang yang sama yang juga menjadi dalang untuk mengendalikan hantu jahat serta teror yang bermunculan karenanya.

"Kalau memang menusia, berarti dia tahu dong tentang hantu cewek SMA itu? Termasuk tentang semua teror yang udah menimpa kita? Atau mungkin memang dia yang udah meneror kita pake hantu? Nah pertanyaannya, siapa dia? Kenapa dia meneror kita lewat perantara hantu itu?"

Seisi ruangan mendadak hening setelah semua orang di sana mendengar pertanyaan beruntun yang keluar dari mulut Sohyun, kemudian terdengar decakan frustasi dari gadis itu. Mereka mengerti, nyaris semua dari mereka juga sama bingung dan frustasinya seperti Sohyun. Kecuali dua orang, yang memang sudah tahu jawaban dari semua pertanyaan itu.

•°✧°•To Be Continued•°✧°•

The Mystery Of a Girl's Dream || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang