𝔅𝔞𝔟 𝔰𝔢𝔭𝔲𝔩𝔲𝔥 : ༺𓆩𝔻𝕒𝕞𝕟 𝕌𝕟𝕔𝕝𝕖𓆪༻

69 10 45
                                    

Levi keluar dari kamar mandi dengan bathrobe sembari mengelap rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil. Pandangannya tertuju pada pria yang masih meringkuk nyaman di kasur. Selalu saja seperti itu, setiap kali Eren menginap, Levi lah yang selalu bangun lebih dulu.

"Hoi! Bangun! Kau mau tidur sampai kapan?" Levi menarik selimut navy itu, tapi pria itu tetap tak bergerak. Menyadari usahanya sia-sia, Levi menarik-narik lengan kekar Eren.

Kelopak mata emerald itu sedikit terbuka, senyum tipis terukir di bibir Eren, melihat betapa menggemaskannya Levi yang mencoba membangunkannya.

"Ayo bangun! Kau ini sedang simulasi mati atau apa—" Levi tersentak saat tiba-tiba tangan Eren tiba-tiba menggenggam lengannya dan menariknya hingga kembali jatuh ke kasur.

Levi menahan nafas saat ia nyaris jatuh ke dada Eren. Ia menumpukan berat badan pada kedua tangan yang diletakkan di sisi tubuh Eren. Tangannya menekan kasur dengan kuat, otot-otot lengan Levi terlihat menegang, mencoba menahan berat tubuhnya agar tidak sepenuhnya menindih Eren.

Si brunette mengerjap pelan. Tangannya bergerak perlahan untuk menyisir rambut legam Levi ke belakang, kemudian menangkup sebelah pipi pria itu.

"Ah, kenapa ada malaikat kecil yang membangunkanku? Apakah ini surga?"

Levi kembali tersadar dan menarik diri dari posisinya, kembali berdiri. Ia jelas tersipu dengan apa yang barusan terjadi. "Cepat bangun dan bersiap! Kau bilang ingin ke bioskop?"

Eren tertawa pelan, kemudian bangkit dari posisi tidurnya. Mereka berencana untuk ke bioskop, lantaran tadi malam, sebelum tidur, Eren mengatakan jika ia menganggap serius tentang ajakan Levi ke bioskop.

Levi mengacak-acak kecil surai ravennya di depan cermin saat tiba-tiba Eren memanggilnya.

"Levi! Lihat sini sebentar."

Levi melirik, dan ternyata Eren sedang memegang ponselnya, mengarahkan kamera depannya untuk mengambil foto selfie mereka berdua.

Tanpa berbalik, Levi hanya mengangkat kedua jarinya, membentuk tanda peace di samping wajahnya dengan ekspresi wajah yang tetap datar, membiarkan Eren mengabadikannya.

Eren terus tersenyum saat melihat hasil fotonya. Ia sangat menyukai hasilnya. "Boleh aku up di twitter?" tanya Eren yang langsung diangguki Levi. Eren khawatir jika membagikan foto mereka berdua akan membuat pria itu terganggu.

Eren memasukkan tangannya ke dalam saku, kemudian merangkul Levi. "Kalau begitu, gas ke bioskop!"

Perjalanan dari apartemen dan ke bioskop menghabiskan sekitar satu jam perjalanan kereta, dan sepanjang itu, Eren tak henti-hentinya memandang foto yang baru saja ia up di twitter. Ah lihat, bahkan Levi mengomentari itu juga.

 Ah lihat, bahkan Levi mengomentari itu juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝕄𝕚𝕤𝕥𝕒𝕜𝕖𝕤 • 𝔼𝕣𝕖𝕟 𝕩 𝕃𝕖𝕧𝕚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang