13:: SALJU PERTAMA PENUH SEDIH.
Sekarang Xelif dan Arlex berada dikamar Xelif, itu karena ruang tengah akan dibersihkan untuk pesta besok, karena setiap musim salju para kalangan atas akan mengadakan pesta dan tahun ini Keluarga Roderick yang terpilih untuk menyelenggarakan nya.
Sedari tadi Xelif tidak bisa fokus, fokus nya selalu terarah ke Arlex yang menurutnya sangat tampan. "Yang ini kayak gini, paham gak?" Tanya Arlex.
Xelif yang sedang melamun langsung tersadar. "Ah... iy...iya paham" Ucap Xelif gagap.
Fokus Arlex teralihkan pada bibir Xelif yang terlihat kering, Arlex menggeleng kan kepala berusaha menyingkir kan pikiran buruknya. "Ah... bibir ku kering seperti nya aku perlu lipbam" Ucap Xelif lalu berdiri berniat mengambil Lipsbam yang ada dimeja belajarnya.
Tapi sebelum dia berjalan, Arlex mencekal tangan Xelif, lalu menarik nya sehingga sekarang posisi Xelif berada dipangkuan Arlex.
"Ar-" Ucapan Xelif terpotong karena tiba tiba Arlex mencium bibirnya, Xelif diam tidak memberontak dan malah menikamati permainan yang Arlex buat.
Arlex melepaskan ciuman nya lalu beralih mencium leher Xelif. "Mnghh shh sakithhh" suara desahan keluar dari mulut Xelif.
Tangan Arlex bergerak, meremas bokong Xelif. "Mnghhhh ahhh Heliohhh" Xelif kembali mendesah.
"Heliii!!"
"Deri sayang sama Heli!"
"Deri janji gak bakal ninggalin Heli!"
"Didunia ini memang tidak ada yang abadi, tapi Deri harap cinta kita bakal abadi buat selamanya"
"Lovee you Helii"
"Sayang Heli banyak banyak!"
Suara Xelif saat dulu berputar dikepala Arlex, suaranya yang manja dan lembut selalu manjadi candu bagi Arlex.
Arlex menghentikan permainan-nya dia bangkit lalu kembali mengancing kan kemeja nya. "Maaf..." Ucap Arlex.
Xelif bangkit, pipi nya terlihat memerah. "Heli... Deri masih sayang sama Heli" Ucap Xelif lirih.
Arlex menunduk matanya berkaca kaca. "Maaf Ri... Maaf udah mengecewakan kamu..." Ucap Arlex dengan nada lirih.
Xelif mendekat lalu memeluk Arlex erat. "Bukan... bukan salah Heli... " Ucap Xelif air matanya mulai mengalir dari matanya.
Arlex berbalik, tangan-nya bergerak menghapus air mata Xelif. "Lif... bahagia selalu ya?" Ucap Arlex pelan.
"Makasih atas 2 tahun yang tak bisa ku lupakan" Ucap Arlex suara-nya terdengar begetar. "Ri... sampai kapan pun aku akan selalu mencintai mu... selalu" Ucap Arlex tulus.
Xelif tidak menjawab air matanya semakin deras mengalir membasahi pipinya. Arlex kembali mendekat kan wajahnya lalu mencium bibir Xelif.
Beberapa detik kemudian ciuman itu terlepas, tangan Arlex kembali bergerak menghapus air mata Xelif. "I Love you..." Ucap Arlex berbalik.
Arlex mengambil tas nya lalu menggendongnya, dia melangkah pergi dari kamar meninggalkan Xelif sendiri an. "Too..." Guman Xelif pelan.
Saat diluar Arlex tidak sengaja berpapasan dengan Maria, Lant dan juga Felix yang baru saja kembali. "Eh nak Arlex habis kerja kelompok ya?" Tanya Maria.
Arlex tersenyum lalu mengangguk. "Iya Tante" Ucap Arlex ramah. "Ah kalau begitu Ar permisi ya Tan, Om" Ucap Arlex lalu pergi dari sana
"Hati hati dijalan Ar" Ucap Maria, sementara Arlex hanya mengacungkan jempolnya.