O.6

631 115 43
                                    

Hari-hari berlalu begitu saja, Felix juga sudah mulai membaik karena cedera yang dialaminya kemarin untungnya hanya cedera ringan.

Minho juga menunjukkan sikap aneh, memang biasanya Minho juga bersikap acuh, namun kali ini Hyunjin merasa berbeda. Minho seolah benar-benar enggan hanya untuk sekadar berkontak mata dengannya.

Oma biasanya juga akan mengamuk saat tahu jika Felix terluka karena dirinya, namun Oma hanya bersikap seperti biasa seolah tak terjadi apa-apa.

Apa Kakaknya melakukan sesuatu agar Oma tidak marah padanya?

Hyunjin saat ini tengah berdiri di depan cermin kamarnya, rapi dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya.

Ia menghela napas pelan saat mengingat perkataan Kakaknya tempo lalu.

"Jangan pernah berani-beraninya lo ngedatengin gua, atau bakal gua pastiin lo mati di tangan gua."

Itu terjadi saat Hyunjin datang ingin menjenguk Felix setelah ia berdebat dengan Minho. Namun ia sama sekali tak mengingatnya, apa yang ia katakan, apa yang ia lakukan, yang ia ingat adalah saat ia mengejar ilusi sang Mama kemudian kecelakaan itu terjadi.

Hyunjin membuka pelan pintu kamarnya, kemudian langsung di suguhi pemandangan anggota keluarganya yang sedang sarapan bersama. Hyunjin buru-buru berlari kecil menuju pintu utama namun panggilan dari Oma menghentikannya.

"Hari ini pekerjaan rumah banyak, jangan sampai telat pulang." ucap Oma tanpa menoleh sedikitpun.

"T,Tapi Hyunjin hari ini–"

"Kamu pikir kamu menumpang di rumah siapa?"

"Iya Oma." cicitnya kemudian pergi sembari merutuki nasibnya, padahal hari ini ia ada jadwal kerja part time.

"Kalo ubah jadwal kayak gini terus, Tante Mina pasti juga bakal marah."

<><><><><><><><><><><><>

"Ini kursiku,"

"Ya?"

"Ini tempat duduk gua, cari tempat duduk lo sendiri."

Sosok bername tag Seungmin itu langsung berdiri setelah Hyunjin mengusirnya. Sepertinya sewaktu Hyunjin tidak berangkat ada murid baru di kelasnya.

"G,Gua sebenernya murid baru, mau temenan? Gua Seungmin." Remaja itu tersenyum ramah setelah berpindah tempat duduk ke sebelah Hyunjin yang kosong.

"Ada baiknya lo ngga usah temenan atau bahkan kenal sama gua."

"Apa salahnya? Semua orang bisa berteman."

"Ini demi kebaikan lo sendiri, lebih baik lo jaga jarak sama gua."

Seungmin mengerutkan alisnya bingung, namun semua itu langsung teralihkan saat guru datang.

"Hwang Hyunjin, sudah empat hari ini kamu tidak datang ke sekolah tanpa keterangan, apa kamu ngga belajar dan malah menghabiskan waktu kamu bersama para anak nakal sambil minum alkohol?"

Seungmin menoleh ke arah Hyunjin yang diam tanpa ekspresi sementara teman-temanya tertawa.

"Ini bisa berpengaruh sama nilai kamu dan kamu ngga naik kelas, nilaimu itu udah yang terburuk di kelas, jangan tambah diperburuk."

Dear HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang