1.7

863 75 33
                                    

Jinyoung ada di ruang kantornya menatap selembar  kertas di atas meja dengan raut wajah cukup serius, tangannya sejak tadi memegang kepalanya yang terasa ingin pecah.

"Berapa totalnya."

"Sekitar 625 Miliar, setelah saya cek sepertinya sudah sejak 4 tahun lalu Song Yugyeom menggelapkan dana hingga sebesar ini."

"Kenapa bisa baru ketahuan sekarang." Jinyoung menggebrak meja dengan satu tangan, ia menatap tajam karyawannya yang sudah menundukkan kepala takut-takut.

"Maafkan saya, saya akan menemukan Song Yugyeom secepatnya."

Jinyoung menyenderkan punggungnya kemudian menghela napas berat. Usahanya untuk menjadi Menteri sedikit lengser karena huru-hara belakangan ini, ditambah Sekretaris kepercayaan dan kebanggaannya rupanya melakukan penggelapan dana membuatnya makin gila.

Belum lagi putra bungsunya yang sekarang masih terbaring di rumah sakit.

Ponsel Jinyoung yang ada di atas meja kerjanya bergetar, Jinyoung segera mengambilnya dan menatap nama tertera untuk beberapa saat kemudian mengangkatnya.

"Kenapa?"

"…"

"Kamu mau apa? Kalo mendesak lebih baik ke kantor Ayah, Ayah lagi sibuk sekarang." Ucap Jinyoung sembari menulis sesuatu di atas tumpukan-tumpukan dokumen.

"…"

Jinyoung menghembuskan napas kasar, tangannya membanting bolpoin yang ia bawa sebelumnya di atas meja.

"Daripada mikirin anak itu, lebih baik kamu perhatiin Felix yang sekarang collapse di rumah sakit. Anak itu akan baik-baik aja tanpa dicari seperti biasa."

"…"

"Anak itu menuntut Ayah kandungnya, jadi buat apa susah-susah mencari dia yang udah jatuhin karir Ayahnya sendiri?"

"…"

"Meskipun anak itu mati, Ayah ngga akan pernah peduli sedikit pun." Jinyoung mematikan sambungan telepon sepihak, kemudian menonaktifkan ponselnya tak ingin diganggu.

<><><><><><><><><><><><><><><><>

"Lo denger yang tadi?" Ucap Seungmin.

"Apa?"

"Kak Chris sama Kak Minho berantem."

"Tapi Kakak lo ada benernya, kalian juga harus fokus ke kehidupan kalian masing-masing."

"Lo ngga kasihan sama Hyunjin? Dia udah sekarat gitu, gimana keadaannya sekarang, ini udah semaleman." Seungmin menaruh kepalanya di atas meja kamarnya, tangannya asik menyalakan dan mematikan lampu tidurnya berulang kali.

"Apa gua ke sana aja?" Celetuk Jeno.

"Lo jahat banget."

"Gua bakal minta bantuan Mark."

"Lo jahat banget."

"Jangan lo kira gua kayak lo yang ngga punya temen."

"Setelah kayak gini lo pikir masih punya temen?" Ketus Seungmin.

Jeno berdecak, mengacak rambutnya kasar lalu berbaring di atas kasur. "Menurut lo, kenapa Jaemin ngelakuin ini semua? Kenapa Luke berpihak ke Jaemin?"

"Mungkin ada kejadian di masa lalu yang ngga kita ketahui, lo ada sesuatu yang serius yang belum lo ceritain? Antara lo sama Jaemin?" Pertanyaan dari Seungmin langsung membuat Jeno duduk tegap.

"Kenapa? Ada?"

"Itu … Jaemin."

Seungmin mengerutkan alisnya, ia memperbaiki posisi duduknya bersiap mendengar cerita dari Jeno dengan seksama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang