Altschmerz 13

4 3 0
                                    

Happy Reading
[05/04/2024]


Sepulang makan bersama untuk merayakan lulus mata kuliah skripsi, Sheyra beranjak tempat dimana ia membuat janji dengan seseorang. Sebenarnya cowok si*alan alias Arya mendesak Sheyra bertemu dengan alasan urgent. Terakhir kali cewek itu mengirim pesan suara yang berbunyi "Shibal sekki ya, michiso na!", tapi respon cowok itu hanya tertawa. Sheyra lupa jika Arya tidak mengerti bahasa Korea. Tapi kebiasaannya mengejar Sheyra mengalahkan kerumitan drama Korea.

Seperti biasa, Sheyra menaiki angkutan umum kemana pun tujuan perginya. Selain ia tidak mempunyai sepeda sendiri, uang yang ia miliki ditabung untuk membeli laptop. Dan impian itu terwujud sebelum ia menginjak semester tua sehingga tidak perlu repot-repot mencari pinjaman atau joki.

Sheyra memasang headset ketika duduk di dalam angkutan umum, ia memutar musik kesukaan yaitu BTS music. Jujur semenjak ia membuat penelitian untuk skripsi, Sheyra menjadi tertarik dengan musik-musik karya BTS. Mungkin ia sudah memasuki pinju Magic Shop.

Disaat telinganya di manjakan dengan musik, orang disebelahnya berteriak keras, "KAMU!"

Orang berpakaian kusut itu berteriak seolah ingin mencengkram tubuh Sheyra. Untung saja beberapa orang menghadang. Sheyra melepas headset dan menempelkan tubuhnya di pojok tempat duduknya berusaha menghindar. Sedangkan orang itu masih berteriak sembari menunjuk ke arah Sheyra.

"HAHAHAHA KAMU! YAAAHHHH AKHIRNYA KETEMU! HAHAHAHA!" Seru orang itu hingga membuat Sheyra dan beberapa penumpang merasa ketakutan.

"Mbak nya dari tadi banyak yang panggil buat pindah tapi nggak denger!" Ucap salah seorang yang mencoba melindungi Sheyra.

Sheyra terkejut karena sedari tadi ia memutar musik dengan volume keras seperti biasanya. Kejadian ini tidak pernah terjadi sepanjang ia menggunakan angkutan umum.

Sopir menghentikan laju bus, karena melihat kondisi yang kurang kondusif. Kernetnya turut menghadang pria itu untjn tidak mendekati Sheyra. Mobil putih berhenti tepat di depan bus itu, petugas berbaju putih bergegas keluar dan ikut menahan pria itu. Ternyata dia orang gila yang lepas kawalan.

"Ayo bapak kita main di rumah saja ya." Bujuk salah seorang petugas berbaju putih itu. Tapi pria gila itu tetap berteriak keras ingin mendekati Sheyra.

"NGGAK! DIA!" pria gila itu terus menunjukan jarinya ke arah Sheyra, "DIA DIA ANAK ORANG KAYA PAK!"

Sheyra spontan menoleh menatap mata pria gila itu, "Apa?"

"Memangnya kamu kenal dengan dia?" Petugas itu berusaha melakukan komunikasi dengan pasiennya agar tenang dan mudah membawanya kembali ke rumah sakit jiwa di pusat kota.

"HAHAHAH! DIA BAKAL JADI ORANG YANG BERPENGARUH PAK! WANITA ITU AKAN BERPENGARUH DAN DIBUNUH OLEH KENYATAAN! HAHAHAH!" Teriak pria itu semakin menjadi. Sedangkan Sheyra masih tetegun, ia tidak bisa mengatakan apa-apa.

"WANITA LEMAH TAPI JIWANYA KAYAK ROBOT DI FILM KESUKAAN SAYA! DIA AKAN KEHILANGAN SEGALANYA HAHAHAH! SEGALANYA ..." Lanjutnya.

Pria gila itu berhasil diatasi ketika salah satu petugas menyuntikkan obat penenang. Perlahan tubuhnya lemas dan mulutnya masih bersengau "Dia akan kehilangan segalanya ..."

Sheyra shock sekaligus tidak mengerti. Di satu sisi ia merasa takut dan penasaran. Sheyra ditawari air minum untuk meredakan shock nya.

"Udah jangan dipikirkan mbak, pokoknya mbak nya nggak papa kan?" Tanya kernet bus kepada Sheyra, cewek itu hanya membalas dengan anggukan kepalanya.

Jantung Sheyra masih berdetak tidak normal. Ia baru pertama kali mendapati posisi seperti ini. Mungkin ia harus menghilangkan prasangka buruk itu dan menghiraukan ucapan orang gila itu. Karena bagi Sheyra hidup ini realita bukan angan-angan semata.

Sesampainya di tempat tujuan, Sheyra membayar ongkos lalu menuruni bus dengan beberapa orang. Ia mengikuti google maps untuk menunjukkan arah dimana letak cafe itu. Jika dilihat dari tempat Sheyra berdiri. Cafe itu tidak terlalu jauh, ia masih bisa berjalan.

Sheyra kembali berjalan sembari memasang headset nya di telinga. Ia berjalan sesuai arahan, tak lupa mengawasi jalan agar tidak sampai tersesat atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

'Rasanya ada yang aneh?' Batin Sheyra setelah beberapa lama ia berjalan di trotoar. Ia merasa ada yang mengikutinya.

Anehnya setiap kali ia berbalik, tidak ada orang dibelakangnya. Mencurigakan sekali. Ia melanjutkan perjalanan dengan perasaan campur aduk. Dan yang mendominasi adalah kebingungan.

Samar-samar mata elang Sheyra melihat sesuatu bergerak mengendap-endap dibelakangnya. Ia mengeluarkan pisau dari gantungan tas pinggangnya. Bersiap untuk menyerang.

"Shib ..."

"Jangann!!"

Sheyra terkejut melihat wajah menyebalkan dengan suara melengking saat berteriak. Siapa lagi jika bukan Arya, cowok si*lan yang pernah ada.

"Sebegitu nya Lo sama gue!" Ucap Arya melihat pisau di tangan Sheyra, "Mau bunuh gue Lo?"

Sheyra memukul kepala Arya dengan ujung tumpul pisaunya, "Lain kali kalau ketemu orang itu disapa bukannya mengendap-endap kayak maling jemuran." Balasnya lalu meletakkan kembali gantungan kuncinya itu.

"Hmm tapi semisal kalau gue mati, Lo nggak lama juga bakal ikut gue ke neraka!" Ucap Arya sama sekali tidak mempan untuk lulusan perjulitan seperti Sheyra.

"Hahaha, nggak lucu! Udah mau ke cafe mana? Capek, pasokan makanan gue buat ngadepin orang modelan Lo!" Hardik Sheyra membuat Arya semakin kesal dengan manusia super slow respon ini.

Arya mengarahkan jalan sembari mengobrol dengan Sheyra, "Tapi tadi kenapa Lo kayak waspada gitu?" Tanyanya.

Sheyra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Gue tadi ngira ada yang mata-matain gue. Maka dari itu, gue mitigasi. Lahh kok yang datang malah sesembahan Kunti bogel."

Arya memukul pundak Sheyra hingga membuat cewek itu meringis mengadu, "Lo bisa nggak sih lembut dikit sama cewek!" Tegur Sheyra.

"Emang Lo cewek?" Goda Arya.

"Iya! Lo nggak percaya? Yaudah!" Sheyra semakin mempercepat langkahnya.

"Hei hei! Emang nggak bisa diajak bercanda nih orang." ucap Arya lalu menyusul Sheyra ke dalam cafe.

Di satu sisi, seseorang bersembunyi dibalik semak-semak seolah mengawasi gerak-gerik kedua orang itu. Sosok itu mengeluarkan ponselnya. Jarinya mengetik sesuatu. Layar di perlihatkan panggilan yang dilakukan olehnya.

"Target sudah ditemukan."

"Bagus."

"Apa arahan selanjutnya?"

"Bunuh! Jangan sampai ada jejak!"

Panggilan dimatikan sepihak. Sosok itu dalam sekejap menghilang dari tempat ia mengamati.

🍂🍂Altschmerz🍂🍂

Altschmerz🍂[Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang