Part 06

188 9 0
                                    

"AWASSSSS!" pekik Zay yang menaiki skateboard, ketika melihat Sam tiba-tiba membuka pintu.

Brugh!

"Sam, lo dimana?" Zayyen melirik matanya ke arah kanan dan kiri, untuk mencari orang yang di maksud.

"Dibawah lo anjir, awas!" Sam yang merasa tubuhnya tertindih oleh sahabatnya segera beranjak.

"Kan baju gue jadi kotor," tangannya mengusap-usap seragam putihnya yang terlihat berubah warna menjadi sedikit coklat.

"Maaf sam,"ucap Zayyen cengengesan.

"Eh lo anak baru, lo nganggep gue gila ya?" tunjuk Sam pada Cheisya yang sedang menulis di sebuah kertas.

"Ga sopan banget lo nunjuk adek gue!" maki Alif pada Sam.

"Eh gue ga gila tau," Sam memonyongkan bibirnya.

"Iya Sam itu ga gila, huwuwww~" Zay meledek Sam dengan cara memonyongkan bibirnya juga.

"Kayanya aku salah nganggep kakak gila,"

"Nah gitu dong," Sam tersenyum lega.

"Karena yang gila ada dua," lanjutnya lagi.

"GUE GA GILA!" teriak Sam dan Zay secara bersamaan.

"Gue yang gila lama-lama," sahut laki-laki berperawakan tinggi kurus dengan rambut ikal yang berada di ujung ruangan, Argha.

"Sa, lo telat uang kas minggu ini cepet bayar." Aurora melemparkan buku kas berukuran besar, ke atas meja di mana Aksa sedang tertidur diatasnya.

"Astaghfirullah, Aura bisa gak si jangan ngagetin untung jantung gue jantung pisang." Aksa terperanjat dari tidurnya.

Aurora menatapnya tajam.

"Bangun juga lo, bayar kas sekarang cepet!" titah Aurora yang membelalakkan matanya.

"Ga bawa uang, sabar napa." Aksa mengusap-usap matanya yang terlihat samar.

"Gue nunggak juga?" tanya Sam yang kini berada di belakang gadis berambut pendek itu.

"Kaga, cuma si anak orang kaya ini doang." Ujarnya sambil melirik tajam ke arah Aksa.

"Anak orang kaya tapi telat bayar mulu, hajar Ra." Ucap Zay seraya berjalan menuju ke arah mereka bertiga.

"Kaya monyet," Sam terkekeh geli mendengar ucapan Zayyen barusan.

Seorang anak laki-laki berjalan mendekati mereka, wajahnya yang tampan nan rupawan kerap kali membuat Sam merasa tersaingi.

"Nih," Nael memberikan secarik uang kertas berwarna merah.

"Buset duit," Zay tercengang melihatnya.

"Bukan itu kertas," Aksa membelalakkan matanya seolah tak percaya.

"Uang kas gue sama buat bayar uang kas anak ini, Ucap Nael pada Aurora yang secara sigap menarik uang itu.

"Mata duitan," Sam memutar bola matanya malas.

KUPU TANPA SAYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang