8

356 37 4
                                    

Sunghoon menatap punggung Jungwon yang kini sedang sibuk menyiapkan panci untuk memasak mie instan seperti yang ditawarkan oleh Jungwon. Sunghoon tidak menjawab tawaran Jungwon sebenarnya, setelah beberapa detik bertanya Jungwon segera bangun dan langsung pergi ke dapur. Sunghoon mengikutinya meski gerak-geriknya terlihat sangat hati-hati dan takut, takut jika Jungwon marah padanya. Wajah Jungwon yang tenang kini terlihat menakutkan untuk Sunghoon, dia lebih menyukai wajah Jungwon yang disertai senyuman.

Isi kepalanya terus teringat akan tindakannya sendiri yang sangat nekat, ia takut kalau Jungwon menjauhinya dan lain sebagainya. Sunghoon dipenuhi ketakutan yang mungkin tidak akan terjadi. Sunghoon melihat Jungwon sedikit kesulitan untuk membuka kemasan bumbu mie instan, tangannya seperti licin. Sunghoon langsung tergerak untuk membantu, merebut kemasan itu dan membukanya, lalu langsung dituangkan ke dalam panci yang sudah berisikan mie yang sudah mendidih.

Ia melirik Jungwon diam-diam, bingung harus membantu apa saat Jungwon hampir menyelesaikan semua urusan. Jadi Sunghoon hanya berdiam diri di samping Jungwon sambil melihat ke arah panci.

Ketika api dimatikan, matanya kembali menatap Jungwon yang sedang mencari kain untuk mengangkat pancinya, tetapi Sunghoon langsung mengambil mie itu tanpa bantuan kain sekalipun, membuat Jungwon terkejut dan mengikuti Sunghoon menuju ruang televisi sambil membawa alas.

Sunghoon meletakannya di atas meja yang sudah diberi alas oleh Jungwon. Duduk bersebelahan membuat Sunghoon merasa canggung, apa lagi ketika bahu keduanya saling bertabrakan.

"Makan, kenapa diam saja?"

"Ah iya."

Tangannya ikut mengambil sumpit dan memakan mie instan itu dengan perlahan, berusaha untuk hati-hati agar tidak memunculkan kemungkinan kesalahan kembali terjadi darinya. Sedangkan Jungwon hanya menatap ke depan, televisi yang kini menampilkan acara talk show dari artis yang diundang sebagai bintang tamu.

Beberapa menit berlalu dan selera makan Sunghoon sangat lah buruk, pikirannya bahkan tidak tenang dan ingin segera pulang untuk mengumpati dirinya sendiri.

"Jungwon, aku minta maaf.. aku.. aku menyesal.."

"Kak, bisa-bisa aku kenyang karena permintaan maafmu."

"Ah maaf- maksudku oke."

Jungwon menaruh sumpitnya dengan berisik membuat Sunghoon menghela napas sambil memejamkan matanya, ia siap menghadapi kemarahan Jungwon karena itu pun kesalahannya.

"Aku tidak marah."

"Eh?"

Dilihatnya Jungwon melirik ke arah lain dan senyuman itu kembali muncul meski hanya samar-samar, Sunghoon berusaha menatap wajah Jungwon.

"Jangan seperti itu, aku hanya malu. Tidak marah, kau tahu. Aku hanya bingung harus bagaimana. Tetapi kau malah mengartikan diamku itu artinya aku sedang marah."

Sunghoon bingung. "Kau tidak marah?"

"Eung.."

Sunghoon menatap mata Jungwon dan berkedip beberapa kali saat ia menyadari tak mampu berlama-lama menatap mata yang penuh binar menggemaskan itu.

"Kenapa?"

"Aku juga salah, kita berdua salah jadi kenapa aku harus marah padamu. Itu rencana kita dari awal, 'kan?"

"Tapi apa menurutmu tidak berlebihan?"

Jungwon diam karena tidak tahu harus menjawab apa, diamnya Jungwon itu seperti jawaban oleh Sunghoon. Sehingga ia tidak bertanya lagi. Tiba-tiba Jungwon berbicara.

"Jika aku marah, aku sudah mengusirmu."

"Begitu ya?"

Jungwon mengangguk dan matanya hanya menatap Sunghoon yang kembali memakan mie instannya, mungkin karena dirinya masih merasa canggung dan malu, telinganya terlihat merah. Tidak dapat dipungkiri juga Jungwon pun malu, tidak bisa ia jelaskan seperti apa perasaannya. Ia menunduk untuk memainkan jari-jemari.

Trying: Just Going For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang