Jungwon berlari dengan langkah yang lebar, napasnya sudah begitu berat dan dadanya kembang kempis karena berusaha untuk tetap bisa bernapas. Seragamnya sudah tidak dipedulikan lagi bagaimana tampilannya, yang kini Jungwon pikirkan adalah berusaha untuk tidak telat dan gerbang sekolah ditutup. Jungwon berani bersumpah ini adalah pertama kalinya dia setelat ini, sebelumnya tidak sampai separah ini.
Ini semua karena kejadian tadi malam yang membuat Jungwon tidak bisa tidur, ditambah dirinya yang asik berbincang dengan Sooji dan menjawab semua pertanyaan dari Sooji. Belum lagi saat dia terbangun ternyata sudah telat dan terlewat bus, sehingga Jungwon harus menunggu bus berikutnya. Tetapi karena terlalu lama Jungwon memutuskan untuk berlari. Ibunya sudah bekerja sejak pagi buta, seolah dia lupa mempunyai anak yang harus pergi sekolah dan pergi begitu saja.
Melihat jam yang berada di ponsel, Jungwon sudah telat 10 menit dan nampaknya pagi ini Jungwon sedang sangat sial.
Bruk
"Aarkhh!"
Jungwon terjatuh dengan sangat tidak etis, dia tersungkur dan jatuh dengan posisi hampir tengkurap sempurna. Ponselnya terlempar sedikit jauh dari posisinya, Jungwon merubah posisinya menjadi terbaring dan menghela napas, ia sungguh sangat lelah pagi ini. Hanya butuh beberapa langkah lagi ia akan sampai di sekolah, tetapi harus ada kejadian terjatuh pula.
Tidak ingin membuang waktu lebih banyak lagi, Jungwon bangkit dan mengambil ponselnya.
Begitu sudah masuk ke dalam sekolah yang gerbangnya belum tertutup, Jungwon bertumpu pada lututnya untuk bernapas sejenak. Selanjutnya yang ia lakukan adalah bersorak senang karena tidak ada guru yang berjaga di depan gedung sekolah. Jungwon hanya perlu masuk dan pergi ke kelasnya.
"Kamu yang di sana! Kemari, sudah berapa menit semenjak bel berbunyi hah!?"
Atau mungkin Jungwon harus menyapu lapangan sekolah lebih dulu.
****
Jungwon hanya menunduk selama mendengar ocehan guru yang tadi berhasil menangkap basah bahwa ia terlambat dan parahnya, hanya Jungwon sendiri yang diomeli dan itu di hadapan semua siswa yang terlambat. Mungkin, dirinya yang paling telat sehingga terkena omelan pun paling belakangan. Jungwon hanya bisa menjawabnya dengan samar atau dengan anggukan kepala, terkadang terkejut karena guru di depannya memukulkan rotan pada telapak tangan sehingga suaranya terdengar keras.
Sungguh memalukan, Jungwon meringis dalam diam.
Setelah sekiranya 5 menit mendapat siraman rohani, Jungwon bisa bernapas lega. Tetapi dirinya mendapat hukuman untuk berjaga di perpustakaan dari jam pelajaran pertama hingga jam makan siang, itu sangat lama dan pasti membosankan. Setelah melihat guru tadi menjauh, Jungwon mengusak rambutnya dengan kasar karena pusing dan keringat yang membasahi rambutnya. Belum lagi seragamnya yang begitu berantakan.
"Kenapa diam saja begitu? Ayo cepat ke perpustakaan."
Tadinya Jungwon akan protes saat ada orang yang menyenggol bahunya, tetapi ia menarik niatnya saat melihat siapa yang mengatakan kalimat tadi dengan senyuman jahil di bibirnya.
Jungwon menyusul orang itu sambil merapihkan letak tasnya. "Kak, sedang apa kau di sini?"
"Menurutmu?"
Sunghoon menatap Jungwon yang ada di sampingnya, penampilannya terbilang jauh dari kata baik-baik saja. Maksudnya, anak itu terlihat sangat lelah dan berantakan. Sunghoon terkekeh saat mengingat ekspresi Jungwon saat ketahuan telat tadi dan bagaimana saat Jungwon diomeli oleh para guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trying: Just Going For It
Fanfictionsungwon [1] - [semi formal, republish] #1 sungwon (sunday, 30 june 2024) #1 hoonwon (monday, 1 july 2024)