20

369 38 3
                                    

"Kak tunggu!!!"

"Cepat lah!"

Sunghoon menoleh ke belakang dan menemukan Jungwon dengan senyuman yang merekah dengan lebar dan juga begitu terlihat bahagia, ia menurunkan kecepatan sepeda sedangkan Jungwon berniat untuk menyusul Sunghoon di depan sana, ia berdiri agar kayuhannya semakin cepat dan bisa mendahului Sunghoon.

Begitu sepeda mereka bersebelahan, Jungwon dan Sunghoon melepaskan tawa mereka saat itu juga karena seketika rasa bahagia dan senang membludak dalam diri, membuat mereka melampiaskannya dengan tawa sore itu, tak peduli akan beberapa pasang mata yang menatap ke arah Jungwon dan Sunghoon karena bising yang mereka timbulkan.

Laju sepeda menjadi perlahan tak lagi seolah sedang berlomba untuk mencapai garis finish, menikmati angin menerpa seluruh tubuh mereka perlahan membuat perasaan menjadi tenang dan lega. Rasanya seperti baru saja mengeluarkan semua beban hari itu dengan semua keseruan dan teriakan bahagia keduanya.

Jungwon membunyikan bel sepeda dua kali dan dibalas oleh Sunghoon sebanyak tiga kali, kompak menimbulkan kekehan. Tidak ada obrolan saat itu karena sibuk untuk merasakan damainya diri bersepeda di tepi sungai yang dikunjungi banyak orang.

Namun sayangnya aktivitas tadi harus terhenti karena waktu menyewa sepeda sudah hampir habis dan jika telat mengembalikan akan terkena denda. Sunghoon menunggu Jungwon yang sedang memarkirkan dan mengunci sepeda, ia melihat sekitar yang ramai akan orang menghabiskan waktu bersama orang terkasih mereka. Merasakan tepukan di pundak sontak Sunghoon menoleh dan menemukan Jungwon yang sedang tersenyum. Mari berandai ia bisa melihat senyuman itu untuk seumur hidupnya.

Poni Jungwon yang basah akan keringat membuat jari tangannya bergerak merapihkan anak rambut yang berantakan juga menempel, ia terkekeh saat Jungwon dengan jelas sedang menatapnya lamat-lamat sambil tersenyum. Sunghoon akhiri dengan menekan lesung pipi si februari.

Sunghoon akui kini Jungwon terlihat begitu lucu dengan balutan kaus putih yang dilapisi lagi oleh kemeja berwarna biru muda, celana jeans di bawah lutut, serta kaus kaki di atas mata kaki yang warnanya senada dengan sepatu yaitu putih. Dalam pikirannya, apakah Sunghoon sedang mengencani anak SMP?

Berjalan menyusuri jalanan di tepi sungai menjadi salah satu kegiatan di daftar keinginan mereka ketika akan pergi berkencan? Ya sebut saja begitu. Bahkan kini Jungwon masih terbayang-bayang bagaimana Sunghoon mengajaknya pergi hari ini saat sepulang sekolah. Dengan telinga yang sedikit memerah dan kalimat yang agak terbata, Sunghoon membawa Jungwon kemari untuk berkencan.

Sebenarnya ini bukan lah yang pertama kali, tetapi tetap saja membuat keduanya sedikit gugup terlebih lagi menggunakan satu kata yang terdengar begitu menggelitik perut. Kencan.

Merasakan sesama kulit beradu di bawah dengan gerakan yang canggung, mereka sama-sama enggan untuk menatap satu sama lain dan hanya menatap sekitar. Keduanya sama-sama menahan mati-matian agar tidak terbakar rasa bahagia.

Percobaan pertama, Sunghoon berusaha menautkan kelingkingnya dengan kelingking milik Jungwon. Percobaan kedua, Jungwon sengaja menabrakkan tangannya pada tangan Sunghoon. Percobaan ketiga, mereka membiarkan tangannya saling beradu. Lalu percobaan keempat, tangan itu kini sudah saling bertautan dengan apik juga erat. Tawa dari Sunghoon juga Jungwon kembali terdengar di sana sebagai upaya menumpahkan rasa bahagia yang tadi sudah berusaha mereka bendung.

Sunghoon menoleh, "Jungwon,"

"Ya?"

Lalu setelahnya Sunghoon menggelengkan kepala sehingga rambutnya bergerak-gerak, yang ia dapatkan sebagai balasan adalah senggolan dari Jungeon yang membuatnya sedikit oleng ke samping.

Trying: Just Going For ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang