Chapter 8

1.1K 148 36
                                    

"Kakashi-kun, bisa kau pelan-pelan?" Hinata bertanya, ingin tahu kapan Kakashi akan menghentikan langkah panjangnya. Kakashi jauh lebih cepat darinya dan sulit untuk mengikutinya. Kakashi bahkan tidak mau menoleh ke belakang karena takut Gai mengikuti mereka. "Kenapa kau malah lari dari mereka? M-mereka tidak seburuk itu." Ia merasa sedikit kecewa. Alangkah baiknya jika dirinya bisa menghabiskan beberapa menit bersama Kurenai Yuuhi muda. Hinata sangat mengagumi instruktur Jounin-nya dan akan sangat luar biasa melihat seperti apa Kurenai ketika masih muda.

Kakashi sangat berbeda di masa ini, jadi Kurenai-sensei mungkin juga berbeda.

"Mereka bukan idiot. Mereka mungkin merasakan ada sesuatu yang berbeda pada dirimu. Aku tahu kau sedang mengaktifkan Byakugan-mu. Mereka bisa merasakannya dan mengetahui bahwa kau adalah seorang Hyuuga."

"Oh..." Kakashi benar—tapi tetap saja—itu pasti luar biasa. "Aku mengerti, Kakashi-kun."

Kakashi melepaskan lengan Hinata dan menyesuaikan pelindung dahinya. Pelindung dahi itu mulai bergeser dan ia tidak ingin Sharingan-nya aktif dengan sendirinya. Ia masih baru dalam menggunakan Kekkei Genkai Obito dan kendalinya belum sempurna. Ada kalanya ia kehilangan kendali dan Sharingan itu aktif sendiri. "Usahakan saja untuk tidak menarik perhatian pada dirimu sendiri ," katanya pada Hinata—meski Kakashi tahu bahwa lekuk tubuh Hinata cenderung menarik banyak perhatian, terutama dari kalangan pria.

"Baiklah." Gadis itu menganggukkan kepalanya.

"Ayo." Kakashi menarik lengan baju Hinata. "Ayo pergi dari sini sebelum ada yang melihat kita. ANBU biasanya lewat sini karena–"

"Ini jalan terdekat dan teraman menuju gedung interogasi ANBU." Hinata menyelesaikan kalimat Kakashi. "Aku tahu. Di masa depan masih sama." Sambil tersenyum sedikit, ia melanjutkan. "Di masaku masih sama."

Mereka berjalan dalam diam. Kakashi membiarkan Hinata mengikuti langkahnya yang sedikit melambat. Hinata berterima kasih pada Hatake muda untuk itu, meski Kakashi terlihat malu ketika ia mengucapkan rasa terima kasihnya. Sudah beberapa bulan berlalu dan jika asumsinya benar, Kakashi yang dingin mulai bersikap hangat padanya.

Terkadang Kakashi mungkin masih bersikap dingin, tapi pemuda itu cenderung menunjukkan sisi lembutnya sesekali. Itu sudah cukup bagi Hinata saat ini. "Kita akan pergi ke mana?" Tanyanya.

"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."

"Apa–"

"Diam saja dan lihat ke sana." Kakashi menunjuk ke arah tempat terbuka kecil. Mereka baru saja muncul dari bagian hutan yang lebih lebat dan saat ini sedang berdiri di dekat semak rimbun. Kakashi menyuruh Hinata untuk tetap di bawah dan tidak bergerak terlalu banyak—kalau-kalau ada yang melihat mereka.

Saat Hinata menoleh dan mengikuti tangan Kakashi dengan pandangannya, ia mengerutkan kening saat melihat seorang wanita duduk di atas rumput. Wanita itu sedang bersandar pada batang pohon dan sedang membaca buku di bawah naungan. Ia mengenakan topi kecil di kepalanya yang menutupi wajahnya dari pandangan mereka.

Awalnya, Hinata bingung. Jadi Kakashi ingin ia melihat wanita yang sedang membaca buku? Hinata hendak menanyakan maksudnya ketika hembusan angin kencang melewati mereka.

Hinata memegang rok dan rambutnya dengan tangannya. Kakashi membiarkannya berlalu begitu saja tanpa banyak drama.

Wanita yang duduk di tempat terbuka itu menjatuhkan bukunya dan tangannya terangkat untuk menahan topinya. Namun ia tidak cukup cepat, karena angin kencang membuat topinya terbang dan menampakkan rambut biru yang identik dengan milik Hinata.

The Girl Who Skipped Through TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang