Hinata mendapati dirinya berada di dalam ruangan yang didekorasi dengan mewah. Ia langsung menebak bahwa itu adalah tempat tinggal Daimyo. Dindingnya ditutupi tirai sutra dan lantainya dilapisi karpet hitam. Yoda membawanya ke tempat ini dan pria itu menjatuhkannya begitu saja ke tempat tidur. Ia tersentak ketika bagian belakang kepalanya membentur dinding dan bukannya bantal empuk hingga ia melihat kilatan cahaya di belakang matanya.
Yoda bodoh. Pria itu akan memutuskan hubungan damai kota ini dengan Konoha hanya demi dirinya? Hanya dirinya? Seorang Kunoichi lemah yang bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri dalam kondisi menyedihkan ini? Pasti ada alasan yang lebih dalam dibalik semua ini. Mengedipkan matanya untuk membersihkannya dari air mata yang disebabkan oleh rasa sakit, ia memfokuskan pandangannya pada pria yang sedang menatapnya dengan intens.
"Kau pengguna Byakugan, benar?"
Hinata menatap. Apa Yoda mengharapkannya menjawab? Mulutnya tertutup...
"Mata putih. Hyuuga dari Konoha. Pengguna doujutsu yang hebat." Yoda melantunkannya seperti sebuah syair. Ia memegang dagunya sambil berpikir dan menganggukkan kepalanya. "Tapi aku tidak pernah menyangka wajah cantik ini memiliki mata yang begitu aneh namun indah." Kilatan jahat di matanya terlihat jelas saat ia mengamati Hinata. "Apa kau tahu kalau orang tuaku dibunuh oleh seorang Hyuuga?" Tanyanya. "Aku belum pernah bertemu orang tuaku tapi kerabatku bilang kalau yang membunuh mereka adalah ninja Hyuuga. Percayalah, setelah itu aku selalu berpikir bahwa siapa pun dari Hyuuga itu jelek, orang-orang yang haus darah."
Yang bisa dilakukan Hinata hanyalah mendengarkan.
"Tapi lihatlah dirimu, terlihat sangat polos, sangat baik." Yoda tersenyum sarkas dan Hinata mulai berkeringat. "Aku belum pernah melihat seorang Hyuuga sebelumnya, tapi sekarang setelah melihatnya, aku tidak akan melepasnya begitu saja. Aku bahkan mungkin bersedia memaafkan klanmu karena telah membunuh orang tuaku."
Hinata mencicit kaget ketika pria itu duduk di sampingnya. Tubuhnya tidak bisa bergerak dan rasanya mengerikan mengetahui bahwa ia tidak dapat melakukan apa pun untuk melindungi dirinya sendiri. Tanpa sadar, pikirannya meneriakkan nama Kakashi. Ia berharap Ninja Peniru itu akan menemukannya entah bagaimana caranya, bahwa ketidakhadirannya akan memicu Kakashi untuk mencarinya.
Hinata berharap...
Tapi apa dirinya cukup penting sehingga Ninja Peniru akan khawatir hanya dalam waktu singkat setelah ia menghilang?
Jari-jari kapalan menyentuh wajahnya. Itu adalah perbuatan yang lembut tapi membuat Hinata merasa ngeri. Ia tidak suka disentuh oleh pria ini dan kedekatan ini hanya membuatnya takut. Perlahan, jari-jari Yoda turun ke lehernya dan ia hampir menggigit lidahnya sendiri untuk menahan diri.
Yang membuatnya lega, jari-jari itu tidak turun jauh ke bawah tetapi merayap ke atas lagi untuk menarik kain dari mulutnya. Saat ia bisa berbicara dengan bebas, Hinata mencoba berunding dengan Yoda. "Yoda-san, kau mungkin akan memutuskan hubungan antara kota ini dan Konoha. Kau mungkin akan mempertaruhkan keselamatan rakyatmu dan–"
Yoda meletakkan jari di bibir Hinata dan tertawa kecil. "Jika Konoha tidak mengetahuinya, rakyatku tidak akan terluka, Hyuuga-san."
"A-ada saksi."
"Wargaku, rakyatku, mereka takut padaku. Mereka tidak akan mencoba untuk mengambil sisi burukku."
"Y-Yoda-san, aku tidak akan–ah!" Hinata berteriak ketika tangan Yoda menjambak rambutnya dan menarik kepalanya ke atas. Yoda tersenyum tapi senyuman itu membuat segala sesuatu tentang dirinya tampak lebih menyeramkan dan berbahaya. Hinata menutup matanya ketika pria itu mendekat, mengendus aromanya dan berhenti di lehernya. Hinata hampir merintih jijik ketika Yoda meletakkan mulut hangatnya di atas tulang selangkanya dan menghisap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Who Skipped Through Time
FanfictionHinata jatuh cinta pada seorang pria dari masa lalu. Kakashi jatuh cinta pada seorang gadis dari masa depan. Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto Story by Crazygurl12 on Ffn Translated by Nejitachi