Hinata melangkah mundur tapi Kou meraih lengannya, menariknya ke arahnya dengan sedikit kekuatan lebih dari yang dibutuhkan. Ini adalah pertama kalinya Hinata melihat Kou-niisan-nya semarah itu dan dalam hati ia berharap Kakashi tidak terlibat dalam masalah ini. Kou memancarkan niat membunuh dan itu berbahaya.
"Hinata-sama," Kou hampir menggeram. "Kau seharusnya tidak berada di tempat ini saat ini. Hokage-sama mengatakan bahwa kau sedang dalam misi jadi kenapa kau ada disini? Dan dimana Yamanaka-san?"
"Kou-niisan..."
"Aku tidak ingin ayahmu menghukum atau memarahimu. Apa kau ingin Hiashi-sama mengambil posisimu sebagai pewaris dan memberikannya pada Hanabi, Hinata-sama. Kau mempersulit dirimu sendiri." Kou mulai menyeret Hinata bersamanya dan Gai menatap tercengang. Monster hijau itu tidak menyangka sesuatu yang dramatis akan terjadi.
Tidak, ia sama sekali tidak mengharapkan ini.
Gai, yang selalu gagah, meletakkan tangannya di bahu Kou. Hinata semakin pucat dari detik ke detik dan Kou semakin marah. "Hei Kou, tak perlu bersikap kasar pada Hinata-chan."
"Gai-senpai," Kou menggelengkan kepalanya. Hal terakhir yang ia butuhkan adalah sebuah ceramah tentang 'masa muda'. "Jangan ikut campur dengan sesuatu yang bukan urusanmu." Kata-kata itu diucapkan dengan penuh amarah sehingga Gai pun mundur selangkah. Ini adalah pertama kalinya Gai melihat Kou dalam kondisi seperti itu sehingga membuatnya bertanya-tanya apakah ini lebih serius dari yang ia pikirkan.
Yang ia inginkan hanyalah meminjam buku, hanya itu.
Hinata terpekik saat genggaman Kou tanpa sadar mengencang di pergelangan tangannya. Ia mengerti kemarahan dan kekhawatiran Kou dan ia bahkan merasa bersalah karena telah berbohong. Kou hanya ingin melindunginya dari cemoohan klan dan gosip desa karena sama seperti Neji, Kou menyayanginya seperti adik perempuannya sendiri.
Kou adalah satu-satunya orang yang mendukungnya sejak awal. Sayangnya, Kou tidak mengerti bahwa perasaannya pada Kakashi lebih dari sekedar kekaguman remaja. "Ko-niisan, tolong–"
"Kita harus kembali sebelum ada yang melihatmu," ucap Kou, menggelengkan kepala. "Hiashi-sama tidak akan membiarkannya begitu saja jika beliau mendengar tentang–"
"Hei Kou, jangan menyeretnya seperti itu." Sebuah suara dari belakang berkata dan Hinata memucat. Ia berharap pria itu tidak ikut campur karena jelas hanya akan membawa masalah bagi mereka. Hinata mengernyitkan wajahnya saat ia merasakan Kou menoleh, ia tahu betul siapa orang di belakang mereka.
"Kakashi-senpai."
Kakashi mengantongi kedua tangannya, matanya menatap Hinata. Kou menangkap pertukaran tatapan itu dan itu hanya membuatnya semakin marah. Jika Ninja Peniru berpikir bahwa Nona Hinata adalah semacam mainan, semacam hadiah yang harus dimenangkan karena statusnya, maka dia salah.
Kou akan memastikan untuk membuat Kakashi mengerti akan hal itu.
Gai tersenyum tegang. "Kakashi, temanku! Ada sesuatu yang kubutuhkan darimu. Kau punya–"
"Lepaskan dia, Kou. Dia bisa kembali ke kompleks Hyuuga tanpa kau seret seperti itu." Kakashi bahkan tidak mendengarkan Gai, yang akhirnya berkeringat dingin karena sudah jelas kemana arah skenario ini. Kakashi menolehkan kepalanya ke samping dan menatap Hinata.
Hinata menatapnya dengan tatapan peringatan dan menggeleng.
"Dia berada di bawah perlindunganku selama dia berada di dalam desa. Aku secara pribadi ditunjuk sebagai pengawalnya oleh Hiashi-sama." Kou menarik Hinata mendekat. Ia tiba-tiba tidak mempercayai Kakashi, yang terlihat mengancam di matanya. Pria seperti Kakashi tidak menginginkan cinta dari seorang wanita. Mereka sudah menikah dengan pekerjaan mereka dan tidak ada tempat bagi seorang wanita dalam hidup mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Who Skipped Through Time
FanfictionHinata jatuh cinta pada seorang pria dari masa lalu. Kakashi jatuh cinta pada seorang gadis dari masa depan. Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto Story by Crazygurl12 on Ffn Translated by Nejitachi