iii. narasi nya selesai bersama hidup ku

708 122 142
                                    

N A R A S I
Nanti narasi nya pasti
akan selesai jika sudah waktunya.

N A R A S I Nanti narasi nya pastiakan selesai jika sudah waktunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul satu dini hari, Halilintar duduk sendirian di ruang makan. Sunyi menerjang. Lilin berbentuk angka tujuh belas yang menyala di atas kue telah habis di lalap api. Dan Halilintar tidak kunjung temukan apa yang dia inginkan.

Acara ulang tahun ini... untuk kedua belas kalinya tidak terlaksana, lagi.

Si merah itu menghela nafas panjang, menatap nanar makanan yang telah dingin──itu lazim, dari pukul tiga sore sampai satu dini hari, mustahil untuk membiarkan makanan tetap hangat. Mustahil untuk membiarkan hatinya tetap berharap.

Padahal Ayah dan Ibunya sudah berjanji, tahun ini mereka akan merayakannya bertiga. Hanya bertiga. Tetapi tiba-tiba Gempa muntah darah, membuat Ayah dan Ibu panik bukan main sampai-sampai harus pergi ke rumah sakit lagi.

Tring

Handphone berdering, seutas pesan masuk lewat beranda.

Solar
Happy birthday, Cil.

Cuz' aku baik hati, besok
mau ke mekdi, nggak? Aku
traktir. Only for u 🫂

Tak ayal senyum kecewa tergurat tipis di wajah lelah Halilintar. Bahkan Solar──sahabat karibnya saja selalu ingat ulang tahunnya. Padahal hanya sahabat, tidak lebih.

Me
Thx, Babi.

Kalau traktir jangan
makanannya doang. Beliin
perusahaannya lah minimal.

Dalam sekejap mata Solar langsung mengirim balasan beserta rentetan stiker mesum. Membuat notifikasi pesan Halilintar membludak sampai 99+.

Solar

Nggak ada babi
secakep aku. Kamu aja
kepincut, kan, sama aku?

boleh. Besok kita urus
berkas-berkasnya, ya 🫂

Ah, yang benar saja? Benar-benar di belikan? Halilintar mengerjap geli, hendak kembali mengetikkan pesan sebelum akhirnya suara bel bergaung di seantero ruangan. Itu pasti orang tuanya. Handphone segera di letak asal, kakinya segera bergegas menuju ruang tamu.

Niat hati ingin memeluk kedua orang tuanya lekas kandas. Semua terjadi ketika Halilintar tidak menemukan presensi kedua adiknya. Jangan bilang jika Taufan dan Gempa menginap lagi di rumah sakit?

"Ayah──"

Amato segera mengusak kepalanya, menghela nafas panjang dengan kantung mata tebal. "Hali, nanti aja. Ayah sibuk. Habis ini kamu tidur sendiri dulu, ya? Kami mau nginep di rumah sakit. Adik-adik kamu drop lagi."

Narasi: Stay With Me [ Halilintar ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang