xi. mengapa hanya aku yang di bedakan?

467 102 87
                                    

N A R A S I
Mengapa aku berbeda?

Nenek dan Kakek datang setelah sekian lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nenek dan Kakek datang setelah sekian lamanya. Halilintar tidak akan berharap mereka datang untuk menjenguk cucu sulung mereka──karena sampai sekarang pun cucu mereka hanya ada dua. Tidak termasuk dia sendiri.

"Ku dengar Hali sudah pulang," Nenek mengawali bicaranya. Duduk menyilang dengan wajah pongah, membuat Halilintar sangsi untuk duduk di sofa dan lebih memilih berdiri dan bersiap pergi seperti biasa. "Jadi ini? Ku kira sakit macam apa, ternyata hanya stres?"

Ayah dan Ibu hanya melirik satu sama lain, bungkam. Sedangkan Kakek nampaknya setuju dengan pemikiran Istrinya.

"Ibu, bukan itu," Ayah menyela, berusaha menggaris bawahi kata yang tepat. "Bagaimanapun ini bukan cuman stres. Imun tubuh Hali turun terlalu drastis. Makanya──"

"Bukan itu pointnya, Amato." Akhirnya Kakek turut ambil bagian. Menatap datar cucu sulungnya. "Hali cuman stres atau apalah, bukan punya penyakit kanker stadium akhir. Kalian sibuk banget sama sulung kalian sampai-sampai pemeriksaan rutin Taufan kalian lupa."

Barulah setelahnya Amato dan Istrinya berjengit. Benar adanya mereka lupa untuk mengantar Taufan pergi di periksa──tapi itu murni karena kemarin mereka pergi ke kota sebelah untuk mencarikan skateboard Taufan.

"Kalian salah paham." Kali ini Ibu angkat bicara. Tidak enak pada Halilintar yang jadi bahan bicara. "Keteledoran kami nggak ada hubungannya sama Hali."

Debat terus di layangkan. Agaknya mereka suka sekali membuat Halilintar seperti orang bodoh yang hanya berdiri sambil di bicarakan di depan.

"Ini peringatan terakhir. Kalau sampai teledor lagi, mending Taufan sama Gempa biar kami yang ngerawat." Cibir Nenek sembari bangkit dari sofa, berniat pergi.

Hei, jadi kedatangan sakral ini hanya untuk menghina Halilintar secara tersirat?

Hanya untuk kesalahan kecil yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dia? Siapa yang minta di belikan skateboard kemarin? Taufan, kan? Lalu apa hubungannya dengan Halilintar?

Bahkan Halilintar tidak pernah terus bergantung pada Ayah dan Ibu. Hanya beberapa jam, dan dia di peringati seolah itu salah?

"Kenapa sih kalian nggak suka sama aku?" Akhirnya kalimat itu keluar. Geligi Halilintar bergemeretak kuat karena menahan marah. "Sengaja atau nggak sengaja, kalian numpuk kesalahan ini ke aku, seolah-olah aku yang bikin Mama sama Ayah lupa jadwal pemeriksaan Taufan."

Sontak saja sang Ibu menghampiri Halilintar. Tangannya di genggam, memberi isyarat agar jangan sesekali bersikap tidak sopan.

Tapi Halilintar keras kepala. Matanya menatap datar Nenek dan Kakek sembari menantang.

"Duh, bukannya nggak suka, Hali." Nenek berdecih, jelas sekali tidak terdengar ikhlas dalam berbicara. "Kamu udah gede. Harusnya makin kesini makin pengertian, lah." Tambahnya lagi.

Narasi: Stay With Me [ Halilintar ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang