ELLENA 2: Warior

26 3 0
                                    

"Kau tidak akan pernah memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya. Hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menajalani hidup dengan caranya. "

~Revan Adi Bagaskara

****

Langkah gadis itu berhenti di depan rumah besar berlantai dua yang modis dan kekinian. Di tambah dengan halaman depan yang luas serta pagar hitam di depan. Juga dua balkon kamar yang menghadap ke depan menjadikan rumah ini sangat indah. Dengan langkah tertatih tatih sambil membawa banyak paper bag barang belanjaan, Ailee dengan malas memasuki rumahnya.

"Buundaaaharaaaaa adek pulang....." Ujar Ailee sambil membuka pintu, memanggil bundanya.

Dengan langkah yang malas Ailee meletakkan belanjaan di meja ruang tamu dan langsung merebahkan dirinya di atas sofa. Fiuuuhhh. Melegakan sekali...... Capek banget dah hari ini...... Gumam Aile.

"Eh, sayang. Tuan putri bunda udah pu-... Ya Allah Aii......." Pekik Andini, Bundanya Ailee saat melihat sang anak yang sudah rebahan di atas sofa yang tak memperdulikan ibunya yang sudah menghampirinya.

Andini hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah putri bungsunya ini. Sangat menggemaskan apabila sudah malas. Andini pun menghampirinya.

"Adeekk... kalau mau istirahat ganti baju dulu gih. Masa anak perempuan habis pergi langsung kaya gini. Nggak baik tau." Ujar Andini membuat Ailee membuka matannya dan duduk dengan rapi di depan mamanya.

"Abisnya, adek capek banget ma. Nih pegel kaki Ai. Bolak balik kesana kesini. Panas lagi." Adu Aletta mengerucutkan bibirnya. Gemas sekali.

"Lah kan kamu ada mobil. Kenapa nggak bawa mobilnya sih?." Tangan Andini mengarah ke puncak kepala sang anak dan mengelusnya pelan.

Ailee menegakkan tubuhnya dari sofa lalu memutar tubuhnya menatap bundanya.

"Ya kan tadi emang lagi pengen naik angkutan umum aja. Males bawa mobil susah bunda parkirnyaa. Ehh tau tau malah panas. Huhh capek bundaaa." Rengek Ailee meletakkan kepalanya di pangkuan Bunda Andini.

Andini tersenyum lebar. Sikap manja Ailee benar benar tidak pernah berubah. Padahal umurnya akan menginjak 18 tahun. Dengan perlahan ia mengelus puncak kepala Ailee dengan lembut "Gimana tadi urus sekolahnya sekolahnya?." Tanya Andini.

"Sekolah baru bun?. Udah beres semua kok, urusannya jadi besok adek udah bisa sekolah di AIHS. Perasaan adek campur aduk banget kaya gado gado. Seneng tapi melelahkan juga. Hehehehehe". Jawab Ailee dengan cengiran khasnya di akhir kata.

Andini merundukkan kepala menatap sang putri. "Capek banget??."

"Iya bundaa. Sekarang suasana hati Ai sedang nggak baik. Ada awan hitam. Tadi tuh. Ai ketemu sama cowok nyebeliiiinnnnn..... banget. Sumpah.!! Masa dia nabrak Ai trus jatuhin es krim Ai tapi dia nggak mau ganti. Dia malah nyalahin Ai kalo jalan nya nggak bener. Emang nggak waras tuh bocah. Trus ya bun... dia rebut antrian Ai saat Ai beli belanjaan. Ai sebel banget sama tuh cowok. Nyebelin banget keturunan siluman paling ya." Cibir Aletta membuat Andini mendelik mendengar cibirannya.

"Huus... adek nggak boleh ngomong gitu.. Nggak boleh kata katain anak orang kaya siluman." Terang Andini mencubit pelan bibir Ailee.

"Yahh... bun, dia nyebelin banget sih... Jadi kesel kan." Sungut Ailee cemberut melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kamu kenal dia?."

"Nggak lah. Ngapain juga kenal orang kaya gitu. Nggak penting banget." Ujar Ailee membuat Andini menghela napas sedikit memijit keningnya.

Memang susah bagi Ailee untuk tidak marah marah di saat kondisi hatinya buruk. Tapi hal ini lah yang membuat Andini gemas.

Ailee menegakkan tubuhnya dan duduk sedikit bergeser mendekat ke ibunya. "Oh iya bun, kenapa jalan raya nggak dipasang AC juga sih biar nggak panas gitu.". Bisik Ailee membuat Andini terkekeh.

ELLENA: Beauty Dancer Incaran IceboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang