CHAPTER 5

1.9K 112 6
                                    

Zayn menggeleng lemah. Ia masih tidak percaya. Meskipun tak dipungkiri ia juga merasa senang akhirnya tuhan mendengarkan doanya untuk dipertemukan dengan keluarga kandungnya. Tapi Zayn tidak mau berharap banyak. Ia takut ini hanya tipuan belaka.

"Bohong ! Om pasti bohong. Iya kan ?!" Tanyanya lemah dengan air mata yang mulai mengucur. Tangan Zayn terangkat untuk melepas masker oksigennya.

Alister terus mencoba menenangkan putranya dan membujuk Zayn untuk kembali menggunakan masker oksigennya. Ia sangat mengerti Zayn tidak bisa menerimanya dengan instan setelah sekian lama tidak bertemu.

"Maafkan daddy karena baru bisa menemukan baby sekarang sayang. Daddy, kakak dan abang sangat sedih saat Zayn dikabarkan menghilang karena kecelakaan saat baby kecil dulu. Pakai lagi masker oksigennya ya."

Zayn mencoba menjauhkan badannya dari pria yang menurutnya adalah orang asing itu. Hati Alister tercubit melihat anaknya yang menolaknya. Tapi ia bertekad akan terus berusaha untuk meyakinkan putra bungsunya.

"Kalo emang om daddynya Zayn, kenapa om baru datang sekarang hiks ?! KENAPA OM KENAPA ?! Z-zayn uhuk Zayn juga mau disayang sama orang tua Zayn om uhuk ! Zayn juga mau kayak orang lain hiks" ujar Zayn dengan batuk yang menemani karena jujur nafasnya masih sesak tapi ia sudah membuka masker oksigennya.

Cukup. Alister tidak tahan mendengar perkataan menyakitkan putra bungsunya. Pasti Zayn menghadapi banyak keadaan sulit saat ia tidak bersamanya. Alister membawa Zayn ke dalam pelukan hangatnya. Alister memeluknya dengan erat dan mengusap usap punggung Zayn agar lebih tenang.

"Maafkan daddy sayang. Daddy selama ini terus berusaha mencari baby. Tapi baby hilang tanpa jejak membuat kita kesulitan menemukan keberadaan baby. Begitu pula kakak dan abang abang baby. Mereka sangat merindukanmu. Betapa terpuruknya keluarga Dareska saat baby hilang. Dan sekarang daddy sangat bersyukur bisa kembali bertemu dengan putra bungsu daddy. Daddy janji akan selalu menjaga baby mulai sekarang. Jadi baby tidak perlu khawatir oke ?"

Beberapa saat, hanya isak tangis memilukan dengan sesekali batuk dari Zayn dan suara alat alat medis yang Alister dengar. Zayn masih mencerna kejadian ini.

Banyak pertanyaan yang saling bersahutan di kepalanya sekarang. Kenapa, kenapa dan kenapa. Zayn marah, tapi Zayn hanya seorang anak yang kehilangan orang tuanya. Kini Zayn benar benar merindukan keluarganya. Tapi apa benar om ini daddynya ?

Zayn memberanikan diri untuk kembali membuka suara. "Om tau dari mana kalo Zayn anak om ?" Tanya Zayn dengan suara pelannya. Semua ini terlalu tiba tiba.

Zayn tidak membalas pelukan Alister, namun Zayn merasa sangat nyaman berada di pelukan Alister. Pelukan yang agaknya belum pernah ia rasakan lagi setelah sekian lama. Pelukan hangat yang menenangkan.

Alister mengendurkan pelukannya lalu menangkup wajah Zayn. Alister juga menghapus air mata yang membasahi pipi putra bungsunya. Alister tersenyum, ia mengelus pipi Zayn yang terasa sangat lembut.

"Wajah ini begitu mirip dengan wajah mommymu baby. Dan-"

Alister menjeda ucapannya sesaat lalu menarik tangan kiri Zayn yang terluka dengan hati hati.

"Gelang ini adalah gelang yang sama seperti gelang yang digunakan oleh kakak dan abang abang Zayn. Gelang yang mommy Manda buatkan khusus untuk semua putranya"

Zayn semakin terisak mendengar penjelasan Alister. Ia bahagia sekaligus syok dengan semua ini. Haruskan ia percaya sekarang ?

Air mata Alister mulai menetes tanpa diminta dan langsung ia usap dengan kasar.

"Jadi, baby harus percaya pada daddy. Daddy harap baby mau kembali ke mansion bersama daddy, kakak, dan abang abang baby. Kita hidup bersama. Dan izinkan daddy menggantikan kenangan pahit baby dengan banyak kenangan manis yang harus baby ingat"

ZAYN ; KELUARGA ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang