Sesuai kesepakatan, kini Zayn sudah berada di gendongan Revan. Bocah mungil itu terbungkus dengan pakaian tebal ditambah dengan selimut hingga hanya terlihat muka lucunya dengan tatapan sayu.
Setelah Revan menyelesaikan tugasnya, ia segera kembali ke rumah sakit dan dikejutkan dengan keberadaan papanya yang sudah ada di ruang rawat Zayn. Alister baru memberi tahunya bahwa mereka akan kembali ke Jakarta malam ini.
Revan sempat menentang karena ia khawatir dengan kondisi adiknya, tapi Arnold memberikan penjelasan dan akhirnya Revan mengerti.
Saat ini, mereka tengah bersiap untuk pergi. Mereka menggunakan jet pribadi milik Alister dan mereka akan naik di rooftoop rumah sakit ini.
"Apa ini sudah cukup hangat baby ?" Tanya Revan pada adiknya yang terlihat sangat lucu karena badannya tertutupi pakaian hangat yang lumayan tebal.
Zayn mengangguk lucu. "Emm sudah abang"
Revan yang gemas pun mengecupi adiknya. Sementara Zayn hanya tertawa kecil akibat ulah abangnya itu.
"Sudah siap ?" Tanya Alister yang baru datang kembali ke ruangan Zayn setelah ikut menyiapkan keberangkatannya. Sementara Arnold sudah menunggu di rooftoop sana.
"Sudah dad" jawab Revan.
Alister rasanya ingin tertawa kencang saat melihat Zayn yang sangat menggemaskan di gendongan Revan. Putra kecilnya itu tenggelam di buntalan selimut tebal.
"Baby sudah siap hm ?" Tanya Alister dengan lembut sambil mengelus kepala putranya.
"Sudah daddy !" Jawab Zayn dengan semangat.
"Jika ada yang tidak nyaman, katakan saja oke ? Jangan ditahan sendiri" peringat Alister pada putranya.
"Oke daddy !"
"Pintar"
Alister mengecup dahi putranya. Lalu mulai berjalan menuju rooftoop. Ketika keluar dari ruang rawat, mereka langsung di ikuti beberapa bodyguard.
Zayn menatap takut orang orang di belakangnya. Tanpa sadar ia meremas baju yang digunakan Revan. Ia juga menyembunyikan kepalanya di dada bidang Revan.
"Kenapa hm ?" Tanya Revan.
"Engg mereka siapa ?" Tanya Zayn lirih namun masih terdengar oleh Revan.
Revan tersenyum maklum. "Mereka orang orang daddy yang akan menjaga kita, tidak perlu takut."
Zayn memberanikan diri untuk melihat kembali para titan yang berjalan di belakangnya.
Mereka mulai memasuki lift. Sementara Alister tengah fokus dengan gadgetnya.
"Baby lihat pin huruf D yang ada di dada kiri mereka. Semua bodyguard keluarga Dareska menggunakan pin itu. Jika baby tidak melihat pin itu, maka itu bukan bodyguard keluarga kita dan baby harus menjauhinya. Paham baby ?"
"Iya abang"
"Good boy"
Ting
Lift terbuka dan mereka mulai keluar menuju pesawat yang sudah terparkir dengan apik disana.
Setelah semuanya siap, pesawat mulai terbang ke tempat tujuan.
"Ada yang tidak nyaman ?" Tanya Alister pada putra kecilnya yang masih di pangkuan Revan.
Zayn menggeleng sebagai jawaban.
Zayn mengalihkan pandangannya ke jendela. Senyumnya terbit kala melihat pemandangan kota Bandung di malam hari sangat indah.
"Abang lihat itu !"
Revan ikut melihat pemandangan yang ada. "Cantik kan ?"
"Emm !"

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYN ; KELUARGA ?
Teen FictionFollow dulu sebelum baca yaww !! Penderitaan anak berumur 12 tahun yang hanya tau cara bekerja dan mencari uang. Hari harinya dihiasi dengan bentakan dan cacian. Belum lagi kekerasan yang harus ia terima. Membuatnya memiliki banyak trauma. Fisiknya...