Pagi ini terlihat sangat cerah, namun tidak secerah mood bocah menggemaskan yang terus merengek pada pria yang menemaninya semalam.
"Kakk, Zayn ga mau disini. Mau lepas kabelnya" rengek Zayn sambil menarik narik ujung kaos milik Daniel.
Ya, Daniel sudah dibuat pusing dengan rengekan Zayn semenjak nyawanya sudah kembali seutuhnya setelah tertidur tadi. Ia tidak menyangka Zayn bisa merengek padanya. Awalnya Zayn memang malu dan sedikit takut untuk mengutarakan keinginannya, tapi ia tak tahan lagi. Ini tidak nyaman.
Sebenarnya bukan tanpa alasan Zayn merengek untuk keluar dari rumah sakit. Selain ia tidak suka yang berbau jarum suntik, ia juga tak mau lama lama di rawat. Pasti itu akan memakan banyak uang. Apalagi melihat ruangannya yang sangat bagus. Sebanyak apa tagihan yang akan ia dapatkan ketika sudah sembuh nanti ? Memikirkannya saja sudah membuatnya pusing.
"Zayn, Zayn masih harus disini. Zayn belum sembuh, jadi kita obati dulu sampai sembuh oke ? Setelah sembuh, kakak akan mengantar Zayn pulang"
Mendengar kalimat yang dilontarkan Daniel seketika raut wajah Zayn yang tadinya memelas berubah seperti memancarkan kekecewaan dan kesedihan.
"Emm t-tapi Zayn, ga punya rumah (?)" ujar Zayn lesu.
Daniel terkejut mendengar perkataan Zayn.
"Zayn diusir ibu dari rumah. Katanya Zayn nakal. Zayn ga berguna jadi ibu usir Zayn" Zayn semakin menundukkan kepalanya.
Satu fakta baru yang diketahui oleh Daniel. Anak itu tidak mempunyai tempat tinggal. Daniel tidak habis pikir. Bisa bisanya bocah mungil dan menggemaskan ini diperlakukan tidak baik oleh keluarganya.
Daniel membawa Zayn ke dalam pelukannya "gapapa. Nanti Zayn tinggal bareng kakak aja di apartemen ya"
Zayn menatap mata Daniel lalu menggeleng "ngga kak, Zayn nanti nyari kerjaan aja terus nyari kosan kecil yang murah aja. Atau tidur di depan toko yang tutup" cicit Zayn diakhir, namun masih terdengar oleh Daniel.
Daniel mengerenyitkan alisnya "tidak boleh, Zayn memang mau kerja apa ?"
Zayn menggeleng pelan. Sementara Daniel dibuat menghela nafas olehnya.
"Zayn tidak perlu bekerja. Zayn tinggal di apart kakak saja. Kata dokter kemarin Zayn tidak boleh kelelahan" Ujar Daniel yang masih berusaha membujuk anak itu.
Ia juga tidak mengerti kenapa harus tiba tiba akrab dengan anak ini dan ingin menjaganya. Mungkin ia takut Zayn merasa kesepian sepertinya dulu. Ya, Daniel hidup sebatang kara dari umur 15 tahun. Kedua orangtuanya meninggal dunia karena kecelakaan hebat. Ia tidak punya kerabat lain yang membuatnya hidup mandiri.
Ia berjuang mati matian untuk menghidupi dirinya sendiri. Ia memang terlahir dari keluarga yang sederhana. Dan sekarang ia sudah diberi kepercayaan oleh sahabatnya semasa SMA untuk mengurus cabang cafe miliknya yang ada di Bandung.
"Nanti Zayn ngerepotin kak niel. Oh iya kaka punya kerjaan ga ? Siapa tau kak niel punya pekerjaan buat Zayn"
Daniel kembali menghela nafas.
"Zayn tidak boleh bekerja"
Zayn menatap Daniel dengan penuh harap "Zayn mohon kak. Zayn janji bakal ikutin kata kata kak niel kalo kakak kasih aku pekerjaan. Zayn udah banyak ngerepotin kakak"
Lagi dan lagi Daniel menghela nafasnya. Cukup keras kepala anak ini. Entah kenapa saat ia berhadapan dengan Zayn, ia selalu teringat dengan sahabatnya yang sama keras kepalanya seperti Zayn.
"Kakak sekarang sedang mengelola cafe teman kakak. Kalo memang Zayn ingin bekerja, di cafe temen kakak saja agar bisa kakak pantau. Tapi Zayn kerjanya jangan yang berat berat. Kerjakan yang ringan saja oke ?"
![](https://img.wattpad.com/cover/366681927-288-k559231.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYN ; KELUARGA ?
Teen FictionFollow dulu sebelum baca yaww !! Penderitaan anak berumur 12 tahun yang hanya tau cara bekerja dan mencari uang. Hari harinya dihiasi dengan bentakan dan cacian. Belum lagi kekerasan yang harus ia terima. Membuatnya memiliki banyak trauma. Fisiknya...