"Vampire itu mudah ditebak."
"WOI ELLAN, BUDEG LO?!" Ellan tersadar dari lamunannya. Sial, telinganya sangat sakit sekarang, entah suara siapa itu.
Bisa-bisanya dia berteriak kepada Vampire, tanpa diteriaki sekalipun Vampire pasti mendengarnya.
Ellan menyatukan alisnya kesal, lalu mengalihkan pandangannya untuk melihat manusia mana yang berani meneriakinya barusan.
"BERDIRI!" Suara itu kembali terdengar, dengan reflek Ellan menutup kedua telinganya. Bisa pecah gendang telinganya ini, walau tak dipukul tetap saja akan pecah.
Ellan menurut lalu berjalan lesu menuju pintu kelasnya, terlihat Raisan yang menatapnya dengan tajam. Ya, dialah manusia yang meneriaki Ellan.
Awalnya, Ellan berniat untuk membunuh manusia yang berani meneriakinya tadi, namun ia urungkan. Karna manusia di depannya itu adalah Raisan, dan ia baru menyadari bahwa ia sedang bersekolah.
Aneh memang, Vampire mana yang bersekolah? Tapi inilah kenyataan, kami mengikuti perkembangan zaman dunia.
"Apaan?"
"Pertama, lo janji mau traktir gua dan gua mau nagih itu. Kedua, kita dipanggil buat kumpul di rooftop." Ellan menepuk pundak Raisan yang lebih tinggi darinya, lalu tersenyum kecut.
"Gua udah kaya orang mau mati dan lo nyuruh gua ke rooftop? Ga bisa." Ellan berbalik untuk kembali ke posisi awalnya, namun belum satu langkah ia berjalan. Kerah bagian belakangnya sudah ditarik oleh Raisan.
Sudah seperti hewan saja, tapi apalah daya? Ellan benar-benar tak memiliki tenaga untuk melawan, bahkan ia membiarkan orang-orang di sekitarnya melihat nasibnya yang ditarik seperti seekor sapi.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Ellan dan Raisan sampai di rooftop. Ya walau banyak hal yang terjadi selama perjalanan menuju kemari, tidak perlu diceritakan. Yang penting mereka sampai.
Terlihat Lyn, Lia, Samudra, Indira, dan Callie sudah berada disana. Dengan cepat Ellan mendekati Callie lalu menaruh kepalanya di pundak Callie.
"Kumat," bukan hanya Raisan, tapi Samudra juga ikut bersuara. Hal ini sudah biasa bagi mereka, di mana Ellan dan Callie akan bermesraan di waktu yang tak tepat.
Callie terkekeh dengan tingkah Ellan dan juga ceplosan dari adik serta temannya itu, sedangkan Ellan tak merespon sama sekali.
Callie paham, dengan lembut ia mengelus rambut Ellan dan sesekali mengajaknya bicara.
"Jadi gimana?" Raisan memulai percakapan, dari pada harus melihat kemesraan kakak dan temannya itu, lebih baik ia memulai diskusi yang sebenernya tak begitu ia sukai.
"Oke, silahkan duduk." Semua duduk dengan serentak, berbeda dengan Ellan yang memilih tidur dengan berbantalan paha Callie.
Callie tak menolak, malahan ia kembali terkekeh dengan temannya ini. Ya emang temen, kapan jadiannya? Hehehe.
Bagaimana Ellan bisa tidur? Ya karna mereka duduk di lesehan, bukan kursi ataupun meja.
"Gue yakin kalian tau kabar yang lagi hot di sini," Lia menghentikan kalimatnya beberapa saat untuk menatap seluruh teman-temannya.
"Sesuai kabar itu, di sekolah ini ada manusia jadi-jadian. Banyak yang bilang itu setan, alien, manusia usil atau apalah. Tapi gatau kenapa, gue yakin banget kalo itu manusia Serigala..." Semua menatap serius kepada Lia, kecuali Ellan yang memilih untuk tidur walau sebenernya tidak.
Ia tetap mendengarkan, hanya saja ia berpura-pura tidur. Ia juga yakin bahwa kakaknya sedang memasang wajah serius, padahal dia tau segalanya.
"Gimana lu bisa yakin?" Lyn menatap Lia ragu. Lyn memang tak pernah percaya dengan mahluk mitologi atau legenda seperti itu, dia memilih untuk melihat kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Home (Cella)
VampireUpdate Sabtu - Eternal Home, menceritakan seorang Vampire yang mencintai seorang manusia. Awalnya kisah cinta mereka sangat damai, sang gadis tak tahu, bahwa laki-laki yang ia cintai adalah seorang Vampire. Sampai pada suatu hari, terjadi masalah d...