7. -

272 26 4
                                    

"Kau dan aku? Apa kau bodoh Sean?! Kau yang membuat masalah itu!"

Amarah Gracia memuncak, awalnya ia cukup tenang dan tak marah seperti saat ini. Berkebalikan dengan Sean yang semakin tenang.

"Ya, aku bodoh. Karna aku membiarkan anak-anak bersama mu!" Sean mengeraskan suaranya, suara itu menggema, entah sampai ujung hutan mana.

"HEI, TURUN DAN BERTARUNG DENGAN KU!" Gracia menatap ke sebuah pohon yang cukup tinggi, ia menatap tajam Sean yang ternyata berjongkok di batang pohon itu.

Sean tersenyum lalu turun dengan lompatan yang sangat lambat karna asap yang berasal dari dirinya membantu pendaratannya.

"Jika ingin berubah, maka berubah lah." Sean menatap remeh Gracia yang sudah setengah berubah, ia tau bahwa wanita di hadapannya menahan agar dirinya tak berubah.

Amarahnya semakin memuncak, dengan cepat Gracia berubah dan bersiap menyerang Sean.

Sean menatap Gracia dengan tajam, ia serius kali ini. Dengan teliti ia melihat kemana arah Garcia akan menyerangnya.

BRAKKHHGG!!

pukulan kuat mendarat di perut Gracia yang berada dalam wujud Serigala, Sean yakin bahwa wanita itu tak akan bisa hamil setelah ini.

"MAMAA!!!" Zean dan Crish menatap Gracia yang terkena pukulan Sean dan terhempas di sebuah batu.

Hal ini membuat Aldo serta Ellan memiliki peluang untuk memukul kedua lawan yang sedang berada di hadapannya masing-masing.

BRAKK!!

BRAKK!!

Zean dan Crish terhempas berlawanan arah dengan Gracia, mereka bertiga sama-sama terpapar lemas sekarang.

Dengan hati-hati Aldo dan Ellan mendekati Sean, mereka menatap darah yang perlahan keluar dari punggung Gracia.

"Ayah, bagaimana sekarang?" Aldo berbicara, tapi ia tak mengalihkan pandangannya dari darah Gracia yang segar, sejujurnya darah itu lumayan jika ia minum.

"Lihat ke belakang kalian." Dengan cepat Ellan dan Aldo menatap ke belakang, ternyata kedua lawan mereka kembali bangkit.

"Jangan remehkan mereka. Bagaimana juga mereka adalah kakak tiri kalian, dan tentu mereka memiliki darah ku."

"Jika begitu, seharunya kami tak bertarung ayah." Sean terkejut, benar apa kata Ellan, hal itu tak bisa ia bantah.

Perlahan Sean tersenyum, selain Muthe ternyata anaknya yang ini memiliki hati yang tulus.

"Kamu bodoh Ellan? Mereka adalah orang yang ingin melawan ayah!" Aldo menatap tajam adiknya yang ternyata matanya sudah kembali seperti semula.

Awalnya mata Ellan adalah mata yang paling merah setelah ayahnya, membuktikan bahwa ia adalah Vampire terkuat setelah Sean.

"Adik mu benar, Aldo. Tak seharunya kalian bertarung, dan tak seharunya aku mengizinkan kalian bertarung." Sean membalikkan tubuhnya, ia menatap Zean dan juga Crish yang memegangi lengan mereka.

Sean semakin tersenyum. "Maka dari itu, ayah meminta kepada kalian. Kalahkan mereka, tapi jangan ambil nyawanya. Lalu bawa mereka pulang." Ellan mengangguk, ia sangat paham dengan perkataan sang ayah.

Sedangkan Aldo tak habis pikir dengan ayahnya, aneh. Tapi perkataan sang ayah adalah mutlak, ia tak bisa menolak.

Dengan cepat mereka berdua kembali bertarung, begitu juga dengan Gracia yang entah sejak kapan sudah menggigit bahu kanan Sean.

Rasa sakitnya baru terasa saat Sean sadar gigitan itu sudah dalam. Ini hal yang bahaya, gigitan bangsa Serigala memiliki racun, dan Gracia adalah Serigala yang memiliki racun paling mematikan.

Eternal Home (Cella)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang