Glaire P.O.V
"Eh?" Aku mendengar seseorang berbicara.
"Ada apa?" Tanya David.
"Kau tidak mendengarnya? Sepertinya ada yang berbicara tad,." ujarku, dia mengangkat bahu seakan akan suara itu memang tidak ada, tapi aku sangat yakin ada sebuah suara tadi.
"Aku akan ke perpustakaan, lebih baik kau pergi. Ada yang harus ku urus di sana. Dan itu harus sendiri," katanya lalu meninggalkanku sendiri.
' Aku tidak bilang iya kan?' Pikirku, tapi ya sudahlah. Daripada dia mengomel nanti. Jadi aku putuskan untuk berjalan berlawanan arah dengannya. Padahal aku baru saja berpikir kalau kami sudah cukup akrab.
***
"Jadi kau ya orang yang di ramalkan itu ya manis?" Seorang laki laki yang seumuran denganku berdiri tegak tepat di depanku. Hanya dengan mendengar suaranya saja aku sudah merasa bulu kudukku berdiri.
"Si-siapa kau?" tanyaku mencoba tetap tenang. Dia membuka hoodie yang menutupi rambutnya dan tampaklah rambut putih seperti salju berbeda dengan uban (?) biarpun aku baru saja berpikir kalau dia adalah kakek tua yang sedang menyamar. Tetapi wajahnya masih terlihat sangat muda.
"Aku adalah Frost dari selatan."
"Apa yang kau--"
"Ssh... sshh... sshh... nanti saja berbincangnya. Tempat ini terlalu terbuka untuk dijadikan tempat bersantai kita dan sebaiknya kita berbicara sambil minum teh.
-Skip Time-
Frost membawa- lebih tepatnya menculik Glaire dan membawanya menuju gudang. Tapi siapa sangka gudang yang pengap, kotor dan bau itu menyimpan tempat rahasia.
"Selamat datang di markas rahasiaku sayang," ujarnya sambil menaruh Glaire di kursi yang berhadapan dengannya lalu menatap Glaire dengan tatapan... benci.
"Lepaskan aku!" Teriak Glaire mencoba lepas dari lilitan es yang elastis di tubuhnya. Tapi yang dia rasakan hanyalah rasa dingin yang amat sangat tambah menjalar di tubuhnya.
"Huss... hushh... husshh... tenanglah aku tidak ingin menyakitimu." Frost berjalan mendekati Glaire dan memegang wajah gadis itu dengan kasar. Memaksanya melihat mata merahnya yang penuh dengan dendam dan kesedihan. Senyum tipis terukir diwajahnya yang pucat.
"Ah, aku khawatir aku tidak tega membunuh gadis cantik sepertimu." Tangan pucatnya menyapu pipi Glaire dengan lembut.
"K-kau Frost sialan!" teriak Glaire dengan suara yang tegas dan tidak bergetar sedikitpun, tapi di dalam hatinya dia merasa sangat takut sekarang.
' Siapapun tolong aku!' batinnya.
Frost melepas tangannya dari pipi Glaire dan menyibakkan rambut indah gadis itu yang menutupi leher mulusnya. Dia menggigit bibir bawahnya lalu mendesah pelan dan mendorong gadis itu sampai terjatuh. Matanya terpaku pada simbol Allment yang ada di leher Glaire.
"Sialan! Jadi kau adalah seseorang yang menjadi lawanku nanti? Ramalan itu benar benar nyata eh?"
"Let me go!"
"Bodoh sekali aku jika melepaskanmu begitu saja. Bagaimana jika aku mengambil Stromzmu? Setidaknya kau tidak akan mati secara langsung," ucapnya tenang lalu mengeluarkan benang putih bercahaya dari tangannya. Dia menaruh tangannya tepat di ubun ubun gadis itu. Seketika gadis itu bercahaya dan mulutnya terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Secret of Magical Land [END]
FantasyGlaire, seorang gadis biasa yang meratapi hidupnya tiba tiba terseret ke tempat yang penuh dengan sihir. Magical Land. Di sana dia mempunyai tugas untuk memimpin sebuah perang yang di ramalkan akan terjadi. Tapi sebelumnya, dia harus masuk ke Surou...