#11 This Feeling

10.3K 694 28
                                    

» Glaire

Sesuai dengan apa yang Frost janjikan, aku di bebaskan tepat pada pukul 12 malam. Setelah melayaninya berdansa sepuasnya, walaupun aku selalu salah langkah dan menginjak kakinya, tapi dia terlalu bersemangat berdansa denganku di depan para gadis yang menatapku dengan tajam.

'Huh! Kenapa aku selalu berada di posisi seperti itu.'

Dia membiarkanku berjalan tanpa memberikanku baju hangat di cuaca sedingin ini. Yah, walaupun sebenarnya dia memang tidak perlu melakukan itu, tentu saja karena dia adalah musuhku. Kalau aku mati di tengah tengah salju seperti ini, itu malah menjadi keuntungan besar baginya.

'Aah, kenapa jadi mikirin itu sih.' Batinku.

Selama beberapa waktu aku berjalan di tempat yang tidak lazim-menurutku. Aku melihat sekelompok orang di depanku, saat salah satu dari mereka berjalan mendekat ke arahku, aku bersiaga.

"Ayo! Kau pasti bisa Glaire, tunjukkan siapa yang menjuarai Olimpiade Taekwondo tahun kemarin." Bisikku pada diriku sendiri, yah setidaknya pertandingan kemarin dapat membuktikan kalau aku itu kuat.

"Glaire?"

"David? Apa yang--" Tenggorokan ku terasa seperti di cekik seseorang saat melihat Lily sedang memeluknya dengan sangat sangat sangat sangat erat!

"Sudah ku bilang kan? Aku akan melindungimu apapun yang terjadi." Ujar David, aku tidak peduli dan terus menatap gadis itu.

' Kenapa ini? Ini lebih terasa sakit dari tendangan Ryo di pinggang waktu latihan. Rasanya sangat sakit.'

Aku menunduk menahan amarahku, tapi.. Tapi aku benar benar tidak bisa menahannya. Aku membuka mataku dan menarik baju Lily.

"Ah!! Apa yang kau lakukan dasar gadis idiot! David! David tolong aku!" Ujar Lily saat aku menarik bajunya dia mencoba mencekikku tapi aku menepis tangannya, aku menaruh kaki kananku di kaki bagian luarnya yang sebelah kanan. Kemudian aku dorong dia dan mempergunakan kakiku yang tadi agar dia terjatuh lebih mudah. Dia berteriak saat kepalanya membentur salju dengan lembut.

"Hey! Apa kau tidak tahu siapa aku?!" Dia mendorongku dan membuat pisau es yang terhubung dengan tangannya. Kemudian dia menggoreskannya ke pipiku. Darah segar mengalir dari pipiku yang pucat.

' Ini.. Ini benar benar keterlaluan!'

"Mistake." Bisikku, aku tidak tahu apa yang aku lakukan tapi aku mengepalkan tangan dan mengarahkan ke wajahnya, tapi salju di tanah tiba tiba menaik ke atas dan meninjunya di bagian perut.

"Si-sialan kau! Apa yang kau lakukan dengan tubuh indahku!!" Teriaknya, dia marentangkan tangannya dan gumpalan air mulai muncul, tambah lama air itu berubah menjadi kristal yang tajam. Dia melemparkan semuanya ke padaku.

Antara terkejut dan takut aku menutup mataku dan memakai tanganku untuk melindungiku.

Prang

Aku mendengar suara dentingan di depanku, saat aku membuka mata yang terjadi adalah.

"Aku berhasil membuat Tixels!" Ucapku girang. Aku merasakan ada sesuatu yang mengalir di pipiku.

' Benar juga, dia telah menyayat pipiku.'

Lost Secret of Magical Land  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang