Err... *Sujud sembah* Author minta maaf karena sudah membiarkan cerita ini termakan debu dan Waktu (。_。) Karena sebenarya pertemuan Rum dan Glaire Itu diluar Rencana 〒▽〒 Entah ide dari mana Author membuat Chapter seperti itu yang berakhir dengan Terbengkalainya cerita ini Uhh-
Jadi Author memutuskan untuk Men Skip/? Chapter tentang Rum dan langsung saja ke saat Glaire sudah keluar dari dimensi yang dibuat oleh Frost.Oke Enjoy Reading~~ 💞
>>Glaire
Tubuhku terasa sangat sakit, lagi lagi simbol itu kembali menjalar menutupi setengah dari tubuhku. Untung saja kata David hanya membutuhkan kurang lebih sehari untuk menghilangkannya, dan pada saat itu juga aku tidak boleh memakai kekuatanku.
Setelah keluar dari dimensi buatan buatan Frost, dan tentunya dibantu dengan seorang Wanita yang-entah-siapa. Kata Skye aku di temukan di dekat gudang saat aku pertama kali di culik oleh Frost.
"Uh.. Dave.." Gumamku pelan.
"Hm?"
"Apa kau- ah lupakan." Ujarku sambil menggeleng, aku masih bingung apakah saat aku dan David berjalan jalan ke sekitar Magical Land itu nyata dan bukan Mimpi.
"Ha? Kau ingin mengatakan apa Glaire?"
"Tidak bukan apa apa." Kataku sambil tersenyum.
"Hm, baiklah kalau begitu. Aku ke kelas dulu , cepat sembuh ya." David mengacak rambutku sambil menunjukkan senyumannya. Uh.. aku merasa wajahku memerah sekarang.
"Hahahaaa! Lihatlah wajahmu, kau lucu jika seperti itu. Aku pergi dulu!"
"Grr.. David!"
>>No One
'Haha, apa kau pikir kau bisa mengambil hati M'Lady? Pangeran pertama dari Kerajaan Maviyle. '
Pria beriris merah darah itu membanting makanan yang berada di depannya.
"K-kakak.."
"Diam! Kau brengsek! Kau sebenarnya memihak kepada siapa hah!?" Sebuah pukulan melayang di pipi mulus Gadis yang memanggil kakak seorang yang sangat terhormat di Selatan itu, Frost.
"K-kakak.. Aku.. Aku.." Air mata mengalir deras dari pelupuk mata adiknya, Rum.
"Apa hah!? Kau.. mengahancurkan harapanku.. Aaargghh!!" Frost mengacak rambutnya frustasi.
"Kak.. sadarkan dirimu, masih ada Rum di sini kak!" Rum memeluk Frost, namun dengan cepat Frost menepis lengan adiknya yang membuat sang gadis jatuh tersungkur.
"Kalau begini... aku tidak tahan lagi." Frost tersenyum sinis lalu pergi meninggalkan adiknya.
"Kakak.. hikss.."
-Skip-
[Kerajaan Maviyle]>>No One
"Yang mulia, apa kita harus memberitahu Pangeran David dan Pangeran Alex tentang ini?"
Raja Maviyle terlihat mengusap dagunya, nampak berpikir sejenak.
"Biar aku yang memikirkan tentang itu. Sekarang kumpulkan para Veezard dan Veezardez!"
"Siap!"
Para Veezard dan Veezardez sudah dikumpulkan di depan Academy, begitu juga dengan para Pangeran dan tentunya Glaire yang separuh tubuhnya masih tertutup simbol simbol yang menjalar.
"Perhatian semuanya.. ekhem. Aku mewakili Pemimpin di Fantasy World. Hm, kami beberapa dari kalian memang masih pemula. Namun, mau tidak mau kalian harus merasakan apa itu.. Perang."
Seketika suasana menjadi berisik dan ribut. Mereka semua membicarakan apa maksud dari 'perang' itu? Berperang dengan siapa? Kenapa Raja Vanessa tidak ada di sini?
"Perhatian, harap tenang semuanya!" Mereka tidak mendengar perintah dari sang raja dan tetap saja berisik dengan berbagai pertanyaan yang keluar dari mulut mereka.
"Harap tenang!" Saat Raja berteriak memunculkan petir dan membuat seluruh tubuh mereka membeku, tidak bisa bergerak.
"Kita akan berperang melawan Frost.." Raja mengatakan itu dengan ekspresi wajah yang susah di tebak. Sedangkan para Veezard dan Veezardez wajahnya pucat.
"Tidak, kejadian waktu itu akan terulang.." Gumam kepala sekolah.
"Eh? Kejadian waktu itu?" Tanya Glaire kepada kepala sekolah. Pria tua itu hanya memegang pundak Glaire sambil mencoba tersenyum.
"A-ada apa Master?" Pria itu tidak menjawab malah pergi meninggalkan Glaire.
Mereka semua bubar dengan raut muka sedih bercampur takut. Sedangkan sang Raja hanya menunduk mencoba menutupi ekspresinya.
>> Glaire
Ada apa ini? Aku melihat ke sekeliling seperti seorang anak kecil yang pertama kali diajak ke tempat asing. Apakah Frost semengerikan itu? Yang ada di pikiranku sekarang adalah kekuatan Frost yang sangat kuat. Namun kami tidak diperbolehkan untuk membunuhnya, Karena akan menghancurkan dimensi yang ada.
'Rumit sekali..' Pikirku.
"Glaire, ayahku menunggu di Istana." Alex meremas pundakku dengan lembut.
'Ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku..' Pikirku. Aku tersenyum simpul kepada Alex kemudian berjalan masuk menuju Istana. Dan menemukan Raja Maviyle sedang menunggu sambil memberikan ekspresi yang membuatku merasa nyaman. Di sampingnya David berdiri membuang muka.
"Ada apa yang mulia?" Aku mencoba menyembunyikan ketakutan dan keteganganku. Namun nihil suaraku tetap bergetar.
"Kau bisa?"
"Aku akan berusaha yang mulia."
"Tapi setelah itu-"
"Ayah!" David memotong perkataan Raja Maviyle. Baru kali ini aku mendengarnya berbicara dengan nada yang terkesan kasar. Raja Maviyle hanya menatap Dave kemudian menunduk sambil memijat pelipisnya.
"Ayah..."
>> No One
[Selatan]"Apa sudah sampai?"
"Sudah yang mulia!"
"Bagus, hm.. Tunggu aku M'Lady.
" Frost kemudian merubah wujudnya menjadi seorang wanita kemudian tertawa sinis.To Be Continued
Vote dan Comment Jangan lupa *nangis*
Chapter depan:
David : "Tidak mungkin! Ini tidak mungkin terjadi! Tuhan sebenarnya ada apa!?" Baru Kali ini para Veezard dan Veezardez melihat David menangis seperti itu. Bahkan Raja Maviyle juga menutup wajahnya sambil terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Secret of Magical Land [END]
FantasyGlaire, seorang gadis biasa yang meratapi hidupnya tiba tiba terseret ke tempat yang penuh dengan sihir. Magical Land. Di sana dia mempunyai tugas untuk memimpin sebuah perang yang di ramalkan akan terjadi. Tapi sebelumnya, dia harus masuk ke Surou...