Special Chap: Glaire and David Romance Plot #1

15.2K 897 36
                                    

Sebelumnya..
Author minta maaf bbuaaannggeettt karena telat sangat sangat telat.. --" Updatenya.. T,T
Entah kenapa rasanya setelah tahun ajaran baru ini author sibuk banget.. Mulai dari kegiatan sekolah, les, dan kegiatan pribadi.. belum lagi eskull yang.. T-T Maaf yaa *Bow* okeh dari pada Author di amuk masa lebih baik kita lanjut saja oke..

Enjoy reading...

>> Glaire

"Apa?!" Aku terkejut saat Sora mengatakan kalau pinggangku berdarah, secara spontan aku memegang pinggangku, darah merembes keluar dari pinggangku, tanganku sendiri basah olehnya.

"I-Ini." Sora membuat Tixels yang tebal untuk mengelilingi tubuhku, sedangkan matanya menyusuri sekitar. Aku melirik benda tajam yang menusuk pinggangku, sebuah pisau berukuran 10 cm menancap di dagingku. Aku menutup mataku dan mencoba untuk mencabutnya.

"A-aw!" Pekikku sambil mengernyitkan dahiku, aku mencoba untuk tidak merasakan dagingku yang rasanya akan terkeluar.

"Glaire apa yang kau lakukan!? Kau bisa membuat kepalaku di penggal oleh Yang mulia!" Sora menghampiriku dan segera membaringkanku dan membuang pisau di tanganku, ia merobek sedikit kain pada pakaiannya dan membalutkannya ke luka yang cukup dalam pada pinggangku.

"Terima kasih Sora." Ujarku lemah, penglihatanku mulai hitam.

>> David

'Sial! Kenapa aku sangat percaya diri saat mengatakan itu? Bagaimana kalau Glaire belum sampai dan tersesat di jalan.' Batinku cemas saat sudah berjalan menuju pagar Academy.

"Saat aku sudah sampai di sana, dan tidak melihat Glaire. Akan ku pisahkan kedua rahangmu." Ancam Lio. Aku merasakan bulu kudukku berdiri saat mendengar nada bicaranya yang benar benar serius.

Saat aku melangkah masuk aku melihat Ayah sedang berdiri di depanku sambil menyilangkan tangannya.

"A-Ayah?" Ucapku kaget, Ayah hanya menatapku sebentar dan berbalik meninggalkanku, tangannya memberikan tanda padaku untuk mengikutinya.

-Skip-

"Ayah." Aku menunduk memberi hormat, bagaimanapun ayahku adalah seorang raja.

"Dari mana kau?" Tanya Ayah dingin, aku terdiam untuk beberapa saat.

"A-aku.."

"Kau ke selatan kan?" Cetus ayahku, aku tetap menunduk dan terdiam.

"Bukannya kau tau apa yang ada di sana?!" Bentak ayahku.

"M-maafkan aku ayah." Aku berlutut dan menundukkan kepalaku.

"Bagaimana jika kau terluka di sana? Apa kau mau kita berperang lagi?" Tanya ayahku sambil membantuku berdiri.

"Maafkan aku, silahkan hukum aku ayah." Aku merendahkan nada bicaraku tidak berani menatap ayah.

"Sudahlah, ayah tau kau kesana untuk menyelamatkan temanmu. Itu sesuatu yang baik David." Ayah menepuk pundakku dan tersenyum.

"Ibumu pasti akan bangga." Lanjut ayahku.

***

>> No One

David menyendiri di taman tangannya beberapa kali menghapus air yang keluar dari mata indahnya. Sambil terus melihat awan, tidak ada yang menyangka seorang laki laki yang terkenal dingin dan cuek. Seorang pangeran yang rela mati hanya demi permata putih yang bersinar untuk masa depan. Seorang murid yang baru baru saja di banggakan oleh sekolahnya karena prestasinya, kini sangat depresi dan menangis sendiri sambil bersandar di pohon tempat biasanya dia berbaring di pangkuan wanita yang sangat di cintainya.

Lost Secret of Magical Land  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang