Vote terlebih dahulu?
Glaire povSetelah Raja Venessa mengatakan itu, orang orang maksudku, calon Ve—ah, anak anak lain menatap sinis ke arahku.
"A-apakah aku melakukan kesalahan?" Raja itu hanya tersenyum dan bergeleng.
"Baiklah, semuanya silahkan mengikuti Mrs.Roxy menuju asrama masing masing," perintah raja itu sebelum berlalu pergi mengacuhkan tatapan bingungku. Baiklah aku berlari menuju teman temanku dengan pikiran yang masih abu abu tentang apa yang baru terjadi 30 menit ini.
"Hey! Apa aku membuat kesalahan tadi?" Mereka menggelengkan kepala.
"Hey kau! Jangan berlagak sok ya! Kau kira karena kau Allment kau bisa menjadi Veezardez kesayangan Raja Venessa?" Seorang gadis dengan rambut merah bersama tiga orang temannya menatapku dengan pandangan mengejek. Ah... jadi di tempat seperti ini juga ada anak anak sombong yang suka menindas orang lain.
"Heh! Aku tahu kau bukan dari kalangan atas kan?"
"Apa maksud kalian? Kami tidak mengenal kalian ya, jadi jangan mencoba membuat masalah!" Lio membelaku, terkadang sifat ceplas ceplosnya berguna juga.
"Apa! Beraninya—Kalian tidak tahu siapa kami?" Bentak gadis dengan rambut merah sambil mengeluarkan bola petir di tangannya. Kami semua kaget dan melangkah mundur. Apa itu tadi? Sebuah bola? Petir? Di tangan seseorang?
"Hey kalian! Jangan pernah memakai kekuatan kalian di luar pelajaran kecuali di saat saat yang di perlukan! Sekarang kalian ayo ikuti aku." ujar seorang wanita yang sepertinya adalah Mrs.Roxy. Gadis itu menggerutu lalu berjalan meninggalkanku.
"Ayolah Lio, kita bisa mati di sini jika kamu tidak bisa mengendalikan emosimu." Lio hanya memutar bola matanya.
—0—
Kami mengikuti Mrs.Roxy menuju asrama selama beberapa menit dan akhirnya sampai juga. Oh! Maksudku kami adalah aku, Louren, Lio dan Chelsea. Asrama perempuan dan laki laki di pisah. Asrama perempuan berada di sebelah Barat Kastil, maksudku Surounders Academy. Sedangkan asrama laki laki sebaliknya. Asrama didepanku terlihat ini lebih modern daripada kastil itu. Terlihat seperti bangunan hotel dengan arsitektur yang lebih sederhana dan klasik.
"Nah anak anak, silahkan ikuti masing masing bulu angsa di depan kalian. Itu akan menunjukkan kamar kalian. Setiap kamar di tempati oleh 3 orang. Silahkan!" perintah Mrs.Roxy, ya walaupun wajahnya sangat ramah tapi dia mengerikan juga. Aku mengikuti bulu angsa yang secara ajaib melayang dengan cepat. Perlahan aku menaiki tangga dan menyusuri koridor. Dan akhirnya sampai di kamar nomor 205.
"Belum ada yang masuk?" Aku bertanya pada diriku sendiri lalu mengetuk pintu.
"Silahkan!" kata seseorang dari dalam.
"Aku masuk!" Di dalam, aku melihat seorang gadis yang memiliki rambut blonde yang di ikat rapi ke belakang dengan mata merah yang terlihat sangat fokus membaca kalimat kalimat di buku yang sedang dibacanya. Sedangkan gadis yang satunya lagi dengan rambut sebahu berwarna hitam, sedang bermain dengan seekor kucing di ranjangnya.
"Hai! Murid baru ya!" Sapa salah satu dari mereka.
"Umm.. iya, aku Glaire salam kenal!" kataku ramah.
"Aku Yuki Rouvelt, dan dia yang sedang serius membaca buku Mary Holland. Salam kenal juga!"
"Hai salam kenal! Apa warna Stromzmu?" tanya Mary sambil menutup bukunya. Serius? Setidaknya harus ada sedikit basa basi bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Secret of Magical Land [END]
FantasyGlaire, seorang gadis biasa yang meratapi hidupnya tiba tiba terseret ke tempat yang penuh dengan sihir. Magical Land. Di sana dia mempunyai tugas untuk memimpin sebuah perang yang di ramalkan akan terjadi. Tapi sebelumnya, dia harus masuk ke Surou...