14

6 0 0
                                    

Keesokan harinya, Jeon terbangun dengan tubuhnya yang lemas dan demam. Bahkan wajahnya sangat pucat. "Uhuk!!.." Jeon berbatuk, ia terkejut saat darah muncrat dari mulutnya tiba tiba. Ia segera bangun dari posisi tidurnya. Jeon segera menarik tisu dan mengelap mulutnya. Sesaat kemudian ia tersenyum dengan tatapan kosongnya, "Aku sibuk dengan mengacau orang lain, tanpa memperhatikan kondisi ku." Kekehnya.

Sementara itu Na Yuna berada di meja makan setelah menata cantik sup ayam kesukaan Jeon. Tapi Jeon tak kunjung keluar. Kemudian Na Yuna pergi ke kamar Jeon, Cek lek!.. Saat dia membuka pintu ia langsung membungkam mulutnya melihat Jeon terkapar diatas lantai dengan serpihan beling beling gelas. "Jeon!" Sontak nya, ia langsung memindahkan kepala Jeon untuk bersandar di pahanya dengan mata yang berkaca kaca itu, ia menepuk pipi Jeon agar bangun. "Jeon, bangun… Jeon.." Rintihannya dengan mengguncang tubuh Jeon.

RUMAH SAKIT BUSAN

Kini Jeon terbaring diranjang pesakitan diruang rawat inap. Wajahnya masih pucat pasi dengan selang oksigen di hidungnya. Na Yuna hanya terdiam meratapi Jeon, ia sangat terkejut melihat Jeon terbaring seperti ini. Sementara Sunghoon berdiri disamping Na Yuna, "Jangan terlalu mengkhawatirkan nya, dia akan baik baik saja." Ucap Sunghoon. Tiba tiba ponsel Na Yuna berdering, ia segera keluar dari ruangan Jeon untuk mengangkat telfonnya.

Tinggallah Jeon dan Sunghoon. Sunghoon mendekati Jeon dan menghela nafas, lalu dia mendekatkan wajahnya ke wajah Jeon. "Kamu, akan segera berakhir Jeon." Kekeh Sunghoon dengan smirik. Tiba tiba Na Yuna kembali dengan raut wajah panik, "Sunghoon ah, tolong jaga Jeon aku ingin pergi sebentar." Ucapnya, lalu pergi meninggalkan mereka. Sunghoon memilih untuk membuntuti nya.

Saat itu Jeon membuka matanya, ia tahu Na Yuna dalam bahaya. Dengan segera ia melepas selang oksigen dan alat hantu yang ada ditubuhnya, dengan tubuh yang masih lemas itu ia paksakan pergi untuk menyelamatkan Na Yuna. "Ya, Tuan kondisi anda masih belum stabil….anda mau kemana?" Ujar seorang perawat. "Minggir!"

***

Sementara itu, Na Yuna sudah tiba di taman dan ia menjumpai ayahnya. Spontan ia melambaikan tangannya, tiba tiba seseorang membungkam mulutnya hingga membuatnya pingsan. Sunghoon yang mengetahui hal itu hanya terdiam dibalik pohon. "Mwo?...." Gumam Sunghoon. Sunghoon bergegas masuk kedalam mobilnya. Tidak, Sunghoon tidak membuntuti Na Yuna melainkan menemui seseorang.

Saat itu Jeon memergoki Sunghoon yang sedang melakukan transaksi dengan seorang pria asing, yang jelas mereka bersengkongkol. Jeon hanya bisa terdiam didalam mobil, seperti ribuan jarum menusuk hatinya saat seseorang yang dipercayai nya telah mengkhianatinya. Jeon menghela nafas dan tersenyum, "Manusia mana lagi yang harus ku percaya? Semua manusia tak tahu rasa terimakasih. Ada orang yang ingin aku hidup tapi ada juga yang ingin aku mati " Ungkapnya seorang diri.

Ia pun segera memutar balik stir mobilnya dengan membawa rasa kecewa dan sakitnya itu. Sementara itu, Na Yuna berada dirumah Lee Dae Wook, kedua tangan dan kakinya terikat kencang oleh sebuah tali. Na Yuna hanya terdiam dengan berderai air mata. "Jadi, aku bukan anak Appa?" Ujar Na Yuna. "Majja. Aku terpaksa menyanyangi mu seperti anak ku sendiri karena aku harus membuat bunga yang layu agar tetap wangi, untuk lebah." Jawab Ayah Na Yuna.

"Benarkah Eomma meninggal karena sakit?" Ujar Na Yuna dengan tatapan sendu. Lee Dae Wook tersenyum, "Sebenarnya sakit ibumu itu bisa disembuhkan, tapi ya begitulah ibumu meninggal karena sakit." Kekeh Lee Dae Wook. Na Yuna semakin terpukul dan hanya bisa menangis dengan rasa sakit yang ia tak sadari selama ini.

"Jangan coba menyentuhnya!" Sontak Jeon tiba tiba sembari membuka pintu. Na Yuna menoleh kearah Jeon yang sudah berganti pakaian, tapi tetap saja dengan tubuh lemahnya itu. Lee Dae Wook tertawa kecil, dan berjalan kearah Na Yuna dengan membawa pisatol.

"Gae Shekiya… Apa kau tidak takut mencintai seorang devil seperti Jeon?" Ujar Lee Dae Wook, sementara Na Yuna hanya menelan ludah ia tak mengerti apa apa tentang Jeon. "Tidakkah dia bercerita padamu soal kematian hyungmu?" Sahut Lee Dae Wook. "Apa maksudnya?" Tanya Na Yuna dengan terbata.

"Wahhhh, dia pikir pria berparuh baya ini sedang sekarat. Ya, dia yang sudah membunuh hyungmu." Kekeh Lee Dae Wook.

Angel is Back || JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang