Sahabat Masa Kecil

22 9 0
                                    

Kini Jeon dalam perjalanan menuju rumahnya, Sunghoon yang menyetir. "Kau yakin tidak apa apa dengan luka itu?" Sahut Sunghoon. Jeon berusaha menahan sakit sampai keringetnya bercucuran. "Anak itu hanya menggeores perutku saja, tak perlu ada yang dikhawatirkan. Bagaimana dengan dua anak itu?" Jawab Jeon. 

"Mereka berdua dibagasi, aku mengikat mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mereka berdua dibagasi, aku mengikat mereka berdua." Jawab Sunghoon. 

Sementara itu, Yeonjun tergeletak tak bernyawa dengan mengenaskan, kedua matanya terbuka dan pisau itu menancap ditubuhnya. Seluruh tubuhnya bersimpah darah. Mobil polisi dan para warga langsung mengerubunginya. Seorang detektif pun hadir untuk membantu polisi dalam proses penyidikan. 

"Korban ini, pasti ada seseorang yang mendorongnya dari atas…" Ujar Kim Mingyu. Lalu ia mendongakkan kepalanya mengamati gedung, dan berusaha membayangkan kejadiannya. "Pisau ini, sama seperti pisau yang ada di kantor Seok Kyung hari itu." Sahut seorang polisi. "Kalau begitu, pembunuh ini dari pelaku yang sama." Kekeh Mingyu menganalisis. 

Disisi lain Jeon berjalan sempoyongan didalam kamarnya, mencari jarum dan juga benang, hingga beberapa barang berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi lain Jeon berjalan sempoyongan didalam kamarnya, mencari jarum dan juga benang, hingga beberapa barang berantakan. "Shibal.." Gumam Jeon menahan sakit, dan ia menemukan jarum dan juga benang nya. Kemudian ia membuka kancing dan melepas bajunya. Tanpa ragu, ia menusukkan jarum jahit itu ke perutnya yang sobek. Lalu dia menggigit sebuah handphone guna menahan rasa sakit. 

Selang beberapa lama, Jeon menambal jahitan perutnya dengan sebuah kain kemudian mengenakan pakaiannya kembali. Ia pun berjalan dengan terhuyung huyung. "Kau baik baik saja? Apa yang kau lakukan didalam?" Ujar Sunghoon. Jeon hanya terdiam dengan tatapan dingin ke arah Sunghoon, lalu menunjukkan bekas lukanya. Seketika Sunghoon ternganga sejenak. "Kau benar benar sekuat itu." Pekik Sunghoon. 

"Apa kau pikir aku selemah yang kamu pikir?" Sahut Jeon dengan tatapan tajam. 

"Ani, aku hanya bercanda." Jawab Sunghoon tersenyum. 

"Bagaimana dengan dua anak itu?" Kekeh Jeon. 

***

Di sebuah ruangan terbengkalai, bertumpuk tumpuk barang barang bekas disanalah Taehyun dan Beomgyu. Byurrr! keduanya terbangun secara spontan saat Jeon menyiramnya dengan air es, lalu membuang ember nya begitu saja. Beomgyu membuka matanya pertama kali, dan melihat Jeon dan Sunghoon yang berdiri dihadapannya. "Duggu..seo?" Ujar Beomgyu. 

"Apa yang akan kau lakukan?" Sahut Sunghoon. 
Jeon menyeringai, "Membiarkannya terkurung disini sampai mati, aku kasihan jika harus membunuh mereka saat ini juga." Kekeh Jeon

"Dimana.. Dimana Yeonjun?!" Ujar Taehyun. 
"Yeonjun, dia tak kan pernah lagi menemui kalian aku sudah membunuhnya." Jawab Jeon. 

"Shibal, ya sekiaaa… apa yang kau lakukan pada sahabat kami?!" Sontak Beomgyu dengan menangis. Jeon pun berjongkok, dan menarik dagu Beomgyu untuk menatapnya. "Kenapa? Kau tidak terima?" Kekeh Jeon. "Kenapa kau membunuh Yeonjun? Apa salahnya?" Sahut Taehyun. 

"Ini bukan tentang kesalahan tapi tentang keadilan, aku akan menyakiti siapapun yang aku mau sama seperti orang orang seperti kalian menindas dan menyakiti orang-orang. Kalian harus juga merasakan bagaimana sakitnya, itulah keadilan." Jelas Jeon dengan tatapan dingin. Lalu Jeon meninggalkan mereka berdua begitu pula Sunghoon. 

"Aku ingin kau menculik seorang wanita, dia putri dari Lee Dae Wook yang sekarang sedang sekarat dirumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin kau menculik seorang wanita, dia putri dari Lee Dae Wook yang sekarang sedang sekarat dirumah sakit." Sahut Jeon sembari menggoyangkan gelas berisikan bir. "Siapa dia, apa ada urusannya dengan masalalumu?" Ujar Sunghoon. 

12 Tahun yang lalu

Jeon berada didalam kamarnya yang berantakan, ia sengaja mengurung diri dan menjauh dari orang orang setelah ayah dan ibunya meninggal. Saat itu seorang gadis kecil mengunjunginya dan mengetuk jendela kamarnya. Jeon pun membuka tirai jendelanya dan melihat gadis cantik itu. 

Gadis itu melambaikan tangannya kearah Jeon dengan tersenyum. Gadis itu mampu membuat Jeon keluar dari rumahnya, dan mereka berteman bersama. Namun seorang pria berparuhbaya datang dengan seorang namja yang usianya sama dengan Jeon waktu itu. Pria itu langsung mendorong Jeon hingga jatuh dan menggendong putrinya membawanya pergi. "Ya, dasar anak miskin dan lemah." Kekeh anak laki laki itu lalu pergi mengikuti ayahnya. 

*Flashback off

"Jadi?" Ujar Sunghoon. 
"Aku akan balas dendam kepada keluarga mereka dengan menculik putrinya, aku akan memanfaatkannya." Jawab Jeon. 

Di sebuah ruangan berbaur dengan aroma medis, disanalah seorang wanita cantik menemani ayahnya yang terbaring lemah dalam keadaan koma. "Appa, Na Yuna janji akan membawa Oppa Sim Jaehyun datang menjenguk appa." Ucap Na Yuna. Enam bulan terakhir Hyung Na Yuna tak pernah berkunjung kerumah dan menjenguk ayahnya, entah kemana Sim Jaehyun pergi. 

Tiba tiba seseorang membungkam mulutnya dari belakang dengan sebuah kain, perlahan Na Yuna kehilangan kesadaran dan akhirnya ia pingsan. Rupanya itu si Jeon dan si Sunghoon. "Bawa dia ke mobil pastikan dia baik baik saja." Kekeh Jeon. Sementara Jeon masih berada di ruangan sejenak, ia menatap pria lemah yang terbaring itu dan ia menyeringai. 

"Ku mohon bertahanlah, sampai aku membunuh mu dengan tanganku sendiri." Kekeh Jeon.

" Kekeh Jeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Angel is Back || JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang