🌹 CHAPTER 8 🌹

11 1 0
                                    

Tibalah pada malam hari, di sebuah restauran disanalah Na Yuna dan Jeon berkencan. Makan malam untuk pertama kalinya Jeon bersama seorang wanita. "Kau mau bir?" Ujar Jeon kepada Na Yuna. Na Yuna menggelengkan kepalanya, kemudian mengambil pisau dan garpu untuk memotong steak miliknya. Tiba tiba Jeon merebutnya, rupanya dia memotong kan daging steak itu untuk Na Yuna.

"Ini pertama kali aku berkencan, semenjak kau pergi waktu itu aku seperti sampah yang dibuang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini pertama kali aku berkencan, semenjak kau pergi waktu itu aku seperti sampah yang dibuang. Aku senang dapat makan malam bersamamu. " Ungkap Jeon.

"Arraseo, pasti sangat sulit melewati semua itu." Sahut Na Yuna. Jeon pun tersenyum sembari meletakkan garpu nya. "Ngomong ngomong aku..." Ucapan Jeon terhenti saat rasa sakit menyerang dadanya sebelah kiri, spontan tangannya mencengkram dadanya menahan sakit yang tiba tiba muncul. Na Yuna pun panik, "Jeon, Gwaenchana?" Ujar Na Yuna.

"Tetaplah disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tetaplah disini." Kata Jeon sembari beranjak pergi kekamar mandi. Saat tiba di kamar mandi ia mengunci pintu, dan langsung menatap cermin di wastafel. Matanya dibuat terbelabak saat melihat cairan merah mengalir dari hidungnya. Langsung ia mengusapnya dengan tisu. "Shiiballl!..." Kesal Jeon, lalu ia mencuci tangannya. Setelah memastikan tidak ada darah ia pun keluar dan kembali untuk menemui Na Yuna.

"Kau baik baik saja?" Ujar Na Yuna.
"Eoh, nan Gwaenchana." Jawab Jeon. Kemudian Jeon meraih kedua tangan Na Yuna dan membawanya mendekat kewajah dan juga bibirnya. "Sepertinya... aku menyukaimu, maukah kamu menjadi kekasihku?" Ujar Jeon dengan senyum manisnya. Na Yuna terdiam, saat sesuatu membuatnya tertekan.

"Bagaimana kalau dia benar benar membunuh Hyung ku. Dia menembaknya malam itu... tapi dia melakukannya karena orang jahat. " Ucap Na Yuna dalam hatinya yang bimbang itu. "Apa kau menerimanya?" Sahut Jeon, cup.. Jeon langsung mengecup kedua punggung tangan Na Yuna.

"Jeon ah, aku mau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeon ah, aku mau... . Jadi kekasihmu."Jawab Na Yuna terbata. Karena hatinya tak mampu tuk menolak cinta Jeon, karena rupanya ia telah jatuh hati pada psikopat Jeon.

***

Di kemudian hari..

"Jeon apa kau tidak mau ikut?" Ujar Sunghoon. Saat itu, Jeon dan Na Yuna sedang bercanda tawa di sofa. Sementara Sunghoon hanya menatap mereka dengan tatapan tajam, Sunghoon merasa Jeon mengacuhkannya. "Jeon ah." Panggil Sunghoon dengan nada tinggi.

"Wae?!" Sahut Jeon.
"Apa kau lupa misi kita hari ini, kau mau atau tidak?" Tegas Sunghoon. Jeon langsung menatap Na Yuna dan mengelus nya, "Aku akan kembali, jangan kemana mana. Arraseo?" Ucap Jeon. Na Yuna mengangguk kemudian Jeon pergi bersamaku Sunghoon.

Sementara itu, dikediaman Lee Dae Wook ia sedang bersantai di sofa. Kemudian bibi datang dengan membawa secangkir kopi yang sudah bercampur dengan obat yang Jeon berikan kepada bibi. Perlahan ia meletakkan secangkir itu dimeja Lee Dae Wook. "Ini secangkir kopi untuk anda." Ucap bibi. "Nee, Khamsahamnida." Kekeh Lee Da Wook. Tanpa ragu Lee Dae Wook meminum kopi beracun itu dan menelannya.

***

Kini Jeon dan Sunghoon dalam perjalanan "Apa kau benar benar mencintainya?" Sahut Sunghoon tiba tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Jeon dan Sunghoon dalam perjalanan "Apa kau benar benar mencintainya?" Sahut Sunghoon tiba tiba. "Aku hanya ingin menyelamatkan seseorang yang sekarat sekarang." Kekeh Jeon, sembari menghisap rokoknya. Dretttt!... Tiba tiba ponsel Jeon berdering sebuah panggilan masuk . Dan mereka pun sampai di sebuah tempat pertaruhan ilegal seperti perjudian.

"Aku benci datang ketempat ini, jika bukan karena uang." Kekeh Jeon. Ia langsung memasukki ruangan dan keduanya dibuat tercengang melihat seorang pria duduk diskusi dengan botol soju di tangannya, sebut saja Joong Yun. "Joong Yun ah, akhirnya kita bertemu lagi. Kali ini kau tidak bisa lari lagi dariku." Sahut Jeon sembari menghembuskan asap rokoknya ke udara.

Angel is Back || JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang