16

24 2 0
                                    

Sementara itu di kediaman  Sunghoon, ia tengah memasukkan uang dolar ke dalam koper miliknya. Ia harus bergegas pergi sebelum Jeon datang. "Hah Jeon, aku akan pergi jauh. Terima kasih atas uang ini!" Ucap Sunghoon. Lalu Jeon melemparkan tabung kecil berisikan obat obatan ke lantai. Butiran obat itu berserakan diatas lantai, dan seseorang mengambil sebutir obat itu.

Sunghoon merasa tak asing dengan aroma minyak wangi milik Jeon, dan benar saja Jeon menemukannya. "Jeon, bagaimana kau bisa disini? Bajumu, kenapa berlumuran darah? Kau terluka?" Ujar Sunghoon dengan raut wajah paniknya, ya itu hanya kepalsuan. Jeon terdiam dengan menatap Sunghoon. "Kenapa, kenapa kamu menghancurkan kepercayaan ku? Kenapa Sunghoon?" Tanya Jeon dengan nada lemah.

"Bukannya kau mau pergi meninggalkan ku? Kau mengira aku ini bodoh, kau memanfaatkan sakitku untuk dirimu sendiri? Apa aku ini untukmu ha? Kau tindas aku, kau manfaatkan aku. " Gerutu Jeon dengan suaranya yang lemah. Sunghoon menutup kopernya dan memasukkan tangannya ke saku celananya. "Jadi… kau benar benar ingin tahu. Kau hanya seseorang yang lemah dan aku mencoba untuk membantumu. Tak kusangka kau berguna. Hari itu, aku sangat tidak ingin memungut mu. Ya." Jelas Sunghoon terkekeh.

Jelas sekali ia meremehkan Jeon. Sementara Jeon hanya terpaku ditempat ia berdiri dengan tangannya ber gemetar ingin melontarkan kekecewaan nya. "Begitu? Tapi, aku tidak butuh bantuanmu sekarang." Ucap Jeon dengan tatapan dingin kearah Sunghoon. Perlahan ia mengangkat pistolnya dan mengarahkan sejajar ke arah Sunghoon. "Kamu… . Harus merasakan apa yang aku rasakan Sunghoon ah. Jangan berpikir kau pantas mendapatkan itu semua. Kau tidak pantas." Kata Jeon.

Dor!....

Sebuah tembakan membuat keheningan sejenak saat itu. Sunghoon tersenyum kearah Jeon dengan tatapan hangatnya. Sementara  Jeon ia terdiam menahan sakit, sementara punggungnya mengeluarkan banyak darah akibat tembakan itu. Seseorang suruhan Sunghoon menembaknya. "Sial!..." Kesal Jeon bergumam. Sunghoon langsung membawa koper miliknya untuk menghampiri Jeon. "Bagaimana, kau berakhir bukan? Aku tidak ingin merasakan jadi seseorang seperti mu. Sekiya! psikopat!" Kekeh Sunghoon menyinyir di depan wajah Jeon.

Jeon tertawa kecil dengan tatapan tajam ke arah Sunghoon. "Kamu tidak lupa bukan? Aku berakhir, kau juga harus berakhir." Sahut Jeon. Kemudian dia menempelkan pistol itu tepat di dada Sunghoon dimana jantungnya berdetak. Dengan tersenyum, Dorrr!... Peluru seketika menembus tubuh Sunghoon. Brakk!.. Sunghoon menjatuhkan kopernya, perlahan ia terjatuh ke atas lantai. Lalu Jeon berbalik arah, ia menembak seseorang yang merupakan suruhan Sunghoon itu.

"Jeon ah… balas dendam tak akan membuatmu berakhir, arghhhhh.." Sahut Sunghoon dengan terbata. Akhirnya ia memejamkan matanya untuk selama lamanya. Entah mengapa, Jeon meneteskan air mata. Ia segera mengusap air matanya, dan menjatuhkan pistolnya. Lalu meninggalkan mereka dengan terombang-ambing.

***

Saat membuka pintu, Jeon menghentikan langkahnya karena seseorang yang dicintainya berada di depannya. "Jeon ah? Kau baik baik saja?" Ujar Na Yuna berkaca kaca. Jeon pun melangkahkan kakinya mendekati Na Yuna, dan memeluknya dengan erat. Na Yuna merasakan pelukan Jeon yang lemah. Saat mengelus punggung Jeon, Na Yuna merasa seperti menyentuh cairan kental dan ia terbelabak melihat tangannya berlumuran darah sekarang.

"Aku baik baik saja Na Yuna, aku sudah membunuh mereka." Ucap Jeon dengan nada lemahnya. "Jeon, aku berjanji akan selalu bersamamu… ayo kita hidup bersama. Tapi, jebal… Jangan tutup matamu eoh. Jangan tinggalkan aku. Semua sudah berakhir Jeon ah." Ucap Na Yuna dengan sesenggukan. Lalu Jeon menempelkan dagunya di pundak Na Yuna dan tersenyum, " Saat kamu terjatuh, kamu tidak bisa mengandalkan orang lain. Jadi, teruslah untuk bangkit Na Yuna. Jangan hidup seperti ku. Sekarang aku lega, tidak akan ada lagi yang melukaiku juga kamu." Ucap Jeon.

"Kamu juga, kamu berhak untuk bahagia Jeon. Ayo kita hidup bersama, menjadi sebuah keluarga. Aku berterima kasih, kau sudah menyelamatkan ku. Aku minta maaf membuatmu terluka seperti ini." Ungkap Na Yuna. Jeon tersenyum, "Dengar, aku mencintai mu Na Yuna." Kata Jeon. "Nado..Nado..Jeon Ah." Ucap Na Yuna menangis dipelukan Jeon.

Beberapa saat kemudian, angin berhembus mengayunkan rambut Na Yuna. Ia merasa pelukan Jeon semakin berat dan lemah. "Jeon ah, kau….. " seketika matanya berkaca-kaca melihat Jeon yang sudah terpejam. Brukkk!!! Tiba tiba Jeon ambruk ke atas lantai. Lalu Na Yuna mengguncang tubuh Jeon dengan sekuat tenaga, dengan menangis sesenggukan.

Lalu Na Yuna menggengam tangan Jeon yang dingin itu. Air matanya terus menetes deras diatas wajah Jeon. Kemudian ia mengecup kening Jeon dan menatap wajah Jeon yang pucat dan layu itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angel is Back || JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang