13

7 1 0
                                    

Sial rasa sakit kembali menyerang dada Jeon, rasa sakit yang sangat mengganggu. Tiba tiba ia melepaskan genggamannya dan pergi ke kursi duduk sembari mengambil segelas anggur ungu. Ia meneguk nya dengan smirik alih alih menyembunyikan rasa sakitnya dari Na Yuna. Na Yuna yang kebingungan berada ditengah tengah banyak orang, dan mencari keberadaan Jeon dengan penglihatannya. Tapi, siapa yang datang menghampirinya?

Ya, pria tampan itu ia tersenyum kepada Na Yuna dan langsung menarik tangan Na Yuna begitu saja. Kemudian diletakkannya di pundaknya. "Nuguseo?" Ujar Na Yuna. Pria itu tidak menjawabnya melainkan mengajaknya berdansa. Sementara Jeon sedang menelan obat pereda nyerinya. Setelah merasa lebih baik, ia pun kembali untuk menemui Na Yuna. Ia berusaha berhimpit-himpit dengan banyak orang untuk kembali ke tengah-tengah. Namun, saat dia sampai apa yang dilihatnya ia melihat dengan jelas Na Yuna sedang berdansa dengan pria asing.

Bara api cemburu mulai menyala dalam hatinya, ia terpaku sembari terus menatap Na Yuna. Ia tahu Na Yuna tidak nyaman akan hal itu, tapi ia merasa enggan untuk menolak pria tampan itu. Tak kuat lagi untuk menahannya, Jeon berjalan ke tengah menghampiri mereka berdua dengan tatapan tajamnya. Tiba tiba ia menarik lengan Na Yuna dan membawanya kesamping tubuhnya.

"Jeon, ini tidak seperti yang kamu lihat." Jelas Na Yuna panik. Pria tampan itu hanya terdiam dan tersenyum ke arah Jeon. "Kau, nan Lee Heeseung imnida." Sahut pria tampan itu dengan memberikan jabatan tangan. Na Yuna mengelus lengan Jeon agar Jeon bisa menahan emosinya. Lalu Jeon melangkah kakinya mendekat dengan sangat dekat ke hadapan Heeseung. "Ya, aku tidak akan pernah membiarkan dia bersama pria sepertimu." Ucap Jeon. Heeseung dengan senyum tipis menurunkan tangannya dan mengangguk.

"Aku minta maaf, karena aku lancang. Ku pikir dia sendiri jadi aku mengajaknya. Kenapa kau tidak menari dengannya?" Ujar Heeseung.

"Itu bukan urusanmu." Jawab Jeon dengan nada datar. "Jeon, ayo kita pergi.. sudahlah." Pinta Na Yuna. Tiba tiba Jeon terdiam dengan tatapan matanya kearah bibir Na Yuna. Secara spontan Jeon menarik Na Yuna membuat bibirnya hampir bersentuhan. Dan Waktu seperti terhenti, nafas seperti tertarik hanya dua jantung mereka yang saling beradu kencang. Pria tampan itu langsung mengalihkan pandangannya lalu pergi meninggalkan mereka.

Kemudian Jeon melepas tubuh Na Yuna. "Jeon.." Rintih Na Yuna. "Lain kali jika kau berdansa atau berkencan dengan pria lain, aku tidak akan diam begitu saja." Ucap Jeon, lalu pergi dan Na Yuna segera membuntuti nya.

Dalam perjalanan pulang Na Yuna hanya terdiam dibelakang sembari matanya melihat pemandangan lintas raya. Pipinya masih merah merana, "Kenapa aku masih memikirkannya, sangat dekat… dan aku merasakan hembusan nafasnya." Ucap Jeon dalam hatinya. Tidak lain dengan Jeon yang duduk di kursi depan, bahkan ia membuka beberapa kancing bajunya karena terasa panas. "Kenapa dengan kalian?" Ujar Sunghoon sambil mengemudi.

"Aniyo!.." Sontak keduanya secara bersamaan.

Sementara itu Lee Dae Wook berhasil menemukan alat penyadap yang tertempel di kursinya. "Sekiii Jeon, kau pikir bisa mengalahkanku?" Kekeh Lee Dae Wook. Lalu dia menjatuhkannya ke tanah dan memukul alat penyadap itu dengan sebuah palu hingga hancur lebur. "Ya, kalian besuk bawa putriku besuk. Dan bunuh Jeon itu." Ucap Lee Dae Wook. Ia yakin rencana terakhirnya ini akan berhasil. Para suruhan Lee Dae Wook itu mengangguk paham.

Angel is Back || JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang