Bab 7

1K 155 2
                                    

Happy Reading, semoga suka.

Yang mau baca cepat, bisa silakan ke Karyakarsa. Bab 20-22 sudah update.

Luv,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luv,

Carmen

------------------------------------------------------------

Kami berjalan kembali ke mobilku dalam kebisuan. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri dan kurasa Emily juga seperti itu. Kalimat terakhirku sepertinya meletakkan kembali jarak di antara kami dan Emily mungkin sedang merajuk. Aku membiarkannya, hanya membuka pintu mobil untuknya sebelum masuk dan duduk di balik kemudi. Dan sebelum aku sempat bertanya di mana rumah teman gadis itu, ponsel Emily terdengar sedang memberikanku arah. Jadi kami berkendara tanpa berbincang.

Lalu suara Emily yang bergetar memecah kesunyian di dalam mobil. “Kencan pura-pura ini benar-benar ide yang buruk, bukan?”

Aku hampir setuju tapi cara gadis itu mengatakannya membuatku tak tega untuk menyuarakan pendapatku. Nadanya yang bergetar dan seolah mengandung rasa sakit membuatku bersimpati. Rasanya aku ingin sekali merangkul gadis itu dan memberitahunya bahwa segalanya akan baik-baik saja.

Aku tidak sadar kalau entah kapan semua ini dimulai, mungkin pada minggu-minggu terakhir ini – segalanya dimulai ketika gadis itu memintaku untuk menjemput dan melindunginya dan aku sadar bahwa aku menyukai perasaan tersebut. Aku merasa menjadi seperti pelindungnya ketika menjemputnya dari pesta terkutuk itu dan aku menikmati perasaan tersebut. Lalu gadis itu juga memintaku untuk mengusir para pria di gym jika aku pergi bersamanya dan hal-hal seperti itu tanpa sadar telah menimbulkan semacam perasaan protektif pada gadis itu. Bukan, bukan semacam perasaan protektif kepada seorang adik, tapi sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih dan itulah yang membuatku mulai merasa takut.

Saat aku berhenti di depan rumah teman Emily, aku memutuskan untuk bersikap seperti layaknya orang yang lebih dewasa dan menawarkan sedikit penghiburan untuk Emily yang mungkin sedang kecewa.

“Ini bukan ide yang benar-benar buruk, aku menikmati waktu yang kuhabiskan bersamamu, Emily. Lagipula, setidaknya sekarang kau sudah tahu, bagaimana seharusnya seorang pria memperlakukanmu. Tapi setelah ini, kuharap hubungan kita kembali seperti biasa.”

Aku menunggu gadis itu menyuarakan persetujuannya tapi dia tidak mengatakan apapun selama beberapa saat. Lalu ketika dia menoleh dan menatapku, aku bisa melihat ekspresinya yang merana. “Andrew, kau tahu bagaimana aku akhirnya memikirkan ide konyol ini?” tanyanya, merujuk pada kencan pura-pura kami.

Aku menggeleng. 

“Kau mungkin benar ketika berkata bahwa kau berpikir kalau aku adalah gadis manja. Aku merasa bahwa aku pantas mendapatkan semua yang kuinginkan. Dan aku akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Mungkin karena itu juga, kencanku selalu berakhir gagal. Kau tahu bagaimana aku sampai berpikir untuk mengatur kencan buta ini, bersusah-susah mengarang cerita dan membohongimu agar kau datang karena aku tahu kau tidak akan pernah setuju jika kau tahu kalau aku adalah pasangan kencanmu…”

“Emily…”

“Tidak, dengarkan aku dulu, Andrew. Aku tidak akan berbohong lagi. Aku menyukaimu ketika kita pertama kali bertemu tapi tentu saja, aku dengan cepat mengalihkan rasa itu menjadi kekaguman, kukatakan pada diriku bahwa aku belum pernah memiliki seorang kakak lelaki, jadi wajar jika aku mengagumimu. Lalu kita menjadi dekat liburan musim panas ini dan aku masih merasa bahwa itu hanya sekadar kekaguman belaka. Tapi sekitar minggu lalu, saat aku sedang bersama teman-temanku, mereka mulai membicarakan hal-hal tolol sampai tentang ide untuk mencium kakak lelaki mereka. Semuanya tentu saja berkata bahwa itu adalah ide menjijikkan dan memuakkan. Tapi aku sadar aku tidak merasa seperti itu. Ya, aku punya seorang kakak tiri tapi aku sama sekali tidak kesulitan membayangkan untuk menciumnya, mungkin karena sedari awal kekagumanku ini bukanlah kekaguman seorang adik tiri kepada kakaknya. Jadi aku diam-diam menerima tantangan itu di dalam hatiku dan mulai memikirkan cara agar bisa berkencan denganmu. Tapi tentu saja, itu membuatku terlihat konyol, bukan?”

Dia menatapku nelangsa dan aku kembali bersimpati. “Tidak, Emily. Aku tidak berpikir seperti itu.”

“Jadi kencannya hebat?” 

Oke, gadis itu mulai kembali memancing. “It was good… tapi harus berakhir.”

“Lalu apakah kau akan menciumku di akhir kencan?”

Aku terkejut dengan pertanyaan itu dan langsung menolak tegas. “Tidak, setidaknya tidak di bibir, Emily. Itu tidak pantas.”

“Ya, aku tahu kau pasti akan berkata seperti itu,” ujar gadis itu sambil menunduk.

“Emily…”

Dia kembali mengangkat wajahnya dan menatapku. “Tapi menurutmu apakah aku cantik?”

Aku tergagap untuk sesaat dan ketika gadis itu mendekatkan wajahnya, aku bisa merasakan wajahku memanas. Sial!

“Apakah aku cantik?” ulang Emily lagi sambil mendekatkan wajahnya.

“Cantik, kau cantik, Emily,” jawabku cepat sambil menciptakan jarak di antara kami. “Hanya orang buta yang tidak bisa melihatnya.”

“Apakah aku lebih cantik dari Jennifer?” tanyanya lagi.

Sial! Ya, tentu saja dia jauh lebih cantik dari Jennifer tapi Emily tidak akan pernah tahu.

“Itu… itu tidak relevan,” hindarku.

“Andrew!”

“Aku harus pulang sekarang, keluarlah, masuklah ke rumah temanmu,” usirku kemudian dan Emily langsung memberengut.

“Kita belum selesai, Andrew.”

We’ll talk about it when you are at home,” ucapku sembarangan. Kenyataannya, aku bahkan tidak ingin membicarakan hal ini lagi, terlalu riskan, terlalu gila.

“Oke,” ujar Emily akhirnya, menyerah. Lalu dia mulai mengumpulkan barangnya dan bersiap keluar dari mobil. “See you on Monday, Andrew.

Aku melihatnya keluar dari mobil dan menunggu sebentar sampai memastikan bahwa gadis itu masuk ke rumah temannya dengan aman. Setelah itu, barulah aku berkendara pulang, dengan sejuta pikiran yang menyesaki benakku yang kacau.

That little woman! Aku tidak percaya bahwa dia bisa mengguncang kewarasanku dengan begitu mudah dan cepat. 

Sial!

Scandalous Love with StepsisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang