Bab 8

839 129 1
                                    

Happy reading, semoga suka.

Yang mau baca cepat, boleh silakan ke Karyakarsa.

Dan ada seri cerita dewasa baru di Karyakarsa, sudah komplit ya. You can check those out.

Luv,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

______________________________________________________________________________

Pagi Senin, seperti biasa aku turun untuk sarapan. Tapi ketika melihat Emily di dapur, aku nyaris saja memaki. Gadis itu sudah duduk di meja sarapan, menikmati sarapannya seperti biasa, tapi ada satu yang berbeda... dia masih mengenakan gaun tidurnya.

Holyshit!

"Selamat pagi, Andrew," sapanya ceria dan terdengar biasa saja.

"Selamat pagi, Emily," ujarku sambil membelakanginya dan mulai menyiapkan sarapanku sendiri.

Saat aku membawa sarapanku ke meja, Emily mendongak dari sereal yang disantapnya dan memberikanku seulas senyum manisnya.

"Bagaimana tidurmu?" tanyanya.

"Good, I think."

"Aku juga."

Aku mengabaikan komentar itu. "Mengapa kau berpakaian seperti itu?" tanyaku.

Kening Emily berkerut. "Kau tidak pernah melihatku dalam gaun malam?"

"Tidak pernah."

"Oh, maaf, apakah ini membuatmu tidak nyaman?" tanya gadis itu dengan manis.

"Tidak, hanya saja tidak pan..."

"Tidak pantas, aku mengerti," tukas Emily sedikit sarkas. "Aku hanya mencoba terbiasa. Kalau sudah di college dan kalau aku tinggal di asrama, aku harus terbiasa dilihat oleh lawan jenis dalam pakaian malam, bukan?"

Entah kenapa, aku sama sekali tidak suka membayangkan hal itu.

"Ya, terserah kau saja, Emily," jawabku akhirnya.

Kami melanjutkan sarapan dan mataku bergerak dan menangkap sebuah novel yang diletakkan gadis itu di atas meja di sampingnya.

"Kau juga suka membaca sastra klasik?" tanyaku.

"Ya, aku menyukainya," jawab Emily.

Dan percakapan selanjutnya bergulir lebih lancar ketika kami mulai mendiskusikan tentang sastra klasik dan novel-novel yang kami kagumi serta penulis klasik kesukaan kami. Seperti biasa, berbicara dengan Emily sangatlah menyenangkan.

Malam itu, ketika pulang dan masuk ke kamar, aku menemukan sebuah pesan dari gadis itu, yang ditinggalkannya di atas meja untukku.

Aku membutuhkan bantuanmu besok pagi. Kita akan pergi jam 8, bersiap-siaplah sebelum itu.

"Dasar bossy," gumamku sambil menjatuhkan badan ke tempat tidur dan mengerang. Mengapa pula aku membiarkan gadis itu mengaturku? Tapi aku mendapati bahwa Emily kini bisa dengan mudah mengaturku dan aku juga dengan mudah menuruti permintaannya.

Scandalous Love with StepsisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang