Happy reading, semoga suka.
Full version bisa didapatkan di Playstore dan Karyakarsa. Di Playstore, bisa search : carmen labohemian love
Enjoy
Luv,
Carmen
________________________________________________________________________________
Emily menunggu di luar restoran ketika aku tiba. Kali ini dia mengenakan atasan sabrina kuning yang memamerkan bahu mungilnya yang mulus. Saat melihatku, dia langsung mengembangkan senyum manisnya.
"Aku sempat khawatir kau tidak akan datang," sapanya langsung.
Aku mengangkat bahu untuk menanggapi. "Aku kan sudah berjanji."
Senyum gadis itu semakin melebar.
"Apakah itu atasan baru?" tanyaku sambil mengedik ke arah atasan yang dikenakannya.
"Ya. Aku khusus membelinya untuk dikenakan malam ini."
"Bukankah kau berusaha terlalu keras?" ujarku berusaha menyindir tapi tentu saja tidak mempan.
"Aku ingin kencan kita malam ini sempurna, Andrew."
"Hanya kencan pura-pura, " ingatku segera.
"Ya, ya, sesukamu saja. Ayo, masuk ke dalam. Aku sudah lapar."
Emily langsung menggandeng tanganku walaupun aku kemudian berusaha melepaskannya, tapi gadis itu tidak membiarkannya. Akhirnya pasrah, aku membiarkannya menggandeng lenganku dan menarikku ke dalam restoran yang letaknya tidak begitu jauh dari restoran pertama yang kami datangi minggu lalu.
Begitu tiba di dalam, kami langsung diantar ke meja kosong dan tak lama, seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan kami. Sambil menunggu makanan datang, Emily terus berbicara tanpa henti sehingga aku tidak mungkin berlama-lama mendiamkannya dan tanpa aku sadari, aku sudah berbicara jauh lebih banyak dari yang kuinginkan dan bahkan bersungguh-sungguh menikmati percakapan kami.
Setelah makan malam, Emily tidak mau memberitahuku ke mana kami akan pergi, tapi tempat itu hanya setengah jam perjalanan dan gadis itu telah menyetel alamatnya di ponsel dan aku hanya mengikuti arahan yang diberikan.
Rupanya kami mendatangi sebuah convention center yang letaknya tidak begitu jauh dari universitasku. Tempat itu sedang mengadakan pameran mobil.
"Is it okay for you?" tanya Emily padaku.
"Ya, kelihatannya menarik," jawabku.
Di tempat parkir, aku keluar lalu membukakan pintu mobil untuk Emily. Saat gadis itu berdiri, dia lalu menjulurkan tangannya padaku dan mengisyaratkan agar kami bergandengan tangan. Aku ragu untuk sesaat. Bukankah ini hanya kencan pura-pura?