"Biarkan langit saja yang mendung, wajahmu jangan"
— Revan Atma Wijangga
🍃Hari ini renovasi rumah Revan dimulai, beberapa tukang hilir mudik mengambil peralatan dan sibuk bekerja. Rencana renovasi rumah masa kecilnya ini memang hanya seminggu saja, jadi dia sengaja memperbanyak jumlah tukang agar selesai sesuai waktu yang Revan mau. Sebab tidak mau mengganggu tetangganya juga mulai minggu depan dia sudah harus mulai bekerja.
Sementara tetangga rumahnya pagi ini sedang menikmati sarapan pagi bersama di meja makan. Ditambah satu anggota yang suka tiba-tiba datang tanpa diundang, yaitu Arkananta Agha Rakasura. Sepupu Selina alias keponakan Erina.
"Pagiii semuaaa, ikut sarapan dong." Dengan tanpa tau malu masuk dan langsung duduk di kursi didepan Selina. "Ck, kenapa ga makan di warung ayam lo sendiri aja sih." Karena sudah pasti dia akan mengurangi jatah nasi goreng suir ayamnya lezat buatan mamanya.
"Sesekali elah, ga tiap hari gue kesini." Sambil menuang nasi goreng yang menggoda itu lalu menuangkan acar dipinggirnya. Jika seperti ini sudah dipastikan orang tuanya sedang tidak ada dirumah. Ayahnya kemungkinan sedang perjalanan bisnis dan Arina, ibunya akan lebih memilih menemani suami daripada bersama dengan anak satu-satunya itu. Terkadang Agha, merasa sepeti tidak disayang. Beruntungnya memiliki Tante dan Om yang memberinya perhatian sama seperti pada anak kandungnya.
"Tetangga sebelah baru lagi ya Tan, Om?" Disela kunyahan nasi gorengnya yang sangat nikmat. "Bukan yang sewa sekarang, itu anaknya Thama. Nak Revan temen kamu sama Asha dulu itu." Agha melirik Selina cepat sambil menaikan kedua alisnya, sedang Selina hanya menangguk tipis.
"Ih parah banger lo ga ngasih tau gue Sha." Selina hanya acuh seperti biasanya. "Orang dia baru dateng kemaren juga, tanya aja Papa."
"Iya emang Om?" Dami hanya mengangguk saja, sudah sering melihat perdebatan persepupuan ini.
"Yakan bisa lu whatsapp gue, kasih tau." Masih kekeuh dengan tidak dilibatkannya dia dalam informasi penting ini. "Ketiduran gue, sekarang kan lo bisa ketemu orangnya langsung noh tinggal kesebelah. Ribet lo." Meskipun selalu berargumen percayalah mereka saling sayang.
Arkananta, Selina dan Revan pernah sangat dekat, bersama satu teman Selina lainnya Natalie. Saat remaja mereka sering sekali bermain berempat sampai Revan akhirnya pindah dan Natalie pun kuliah di luar kota. Tersisa mereka berdua saja yang setelahnya juga sibuk di kuliah masing-masing. Tentu Arka dan Revan lebih dekat lagi.
Semua selesai dengan urusan sarapan dan bergegas ke masing-masing kegiatan mereka. Selina pergi bekerja sambil mengantar Syana adiknya pergi kuliah. Arka pergi menuju tetangga sebelahnya.
Dia menepuk pundak Revan yang sedang berbincang dengan tukang dari belakang. "Broo..."
"Wih sobat gue nihh, apa kabar Ar?" Sambutnya dengan begitu sumringah. "Baik gue, gila ya loh ga ngabarin gue udah pindah kesini." Walau sinis, sudah dipastikan Arka amat sangat senang bertemu kembali dengan Revan.
"Haha sorry sorry, rencananya emang baru hari ini mau ke rumah lo." Tepukan dipundak Arka cukup membuat dia tak lagi marah.
"Iya deh, yang pertama lo temuin dari dulu kan pasti Selina." Revan mematung, senyumnya tertahan. Arka ternyata masih ingat kalau dia sedari dulu sangat menyukai Selina. Perubahan ekpresi itu terlihat dari ujung mata Arka, tebakannya tepat sasaran. Ternyata perasaan Revan belum berubah pada sepupunya itu, ingatkan Arka untuk tetap menggoda Revan karena ini menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim
ChickLitMusim dan cuaca berubah. Mendung taakan lama, pun dengan cerah. Begitu juga dengan hidup tak selamanya sedih, tak selamanya bahagia. Semua berganti, semua ada porsi waktu dan masanya. Namun semua tak selalu dapat menerima apa yang seharusnya. (n.) M...