40. KEINGINAN YANG SULIT

159 5 1
                                    

Holaaa I'm back browww!!

Maaf ya maaf banget, aku sedang tipes karena terlalu berharap/jatuh cinta sendiri sama satu cowo, jadi drop nulis.
Tapi, aku gak tenang kalau tulisanku belum mendapat kata 'Tamat'.

So, Happyyy Readinggg!!

"Ini bukan kemauanku, tapi anakku"

-Hana Varisha-

Dua hari berlalu, selama itu Candra belum merasa direpotkan oleh ngidamnya sang istri. Sudah banyak pertanyaan yang Candra lontarkan dan tawaran yang ia berikan. Namun Hana tidak menginginkan apa pun.

"Va," panggil Candra pada Hana yang tengah melipat baju di atas kasur.

Gadis itu medongak, "Iya?"

Tidak langsung menjawab, Candra memilih memandang sang istri penuh khawatir.

"Kenapa?" imbuh Hana bertanya.

"Usia anak kita berapa bulan?"

Hana mengerutkan alisnya bingung, kalau tidak salah bukankah semalam Candra juga menanyakan itu?

"Kan semalam aku udah jawab."

"Mastiin," jawab Candra.

"Heleh! Bilang aja lupa, kamu tuh ya sama hal gini aja lupa kalau hal lain selain aku atau anakku pasti ingat," sewot Hana sakit hati.

"Bukan gitu-"

"Lah emang gitu, kan?" 

Candra lupa, jika ibu hamil trimester pertama bukan makannya aja yang sensitif tapi semuanya juga harus ekstra hati-hati.

"Usianya 3 minggu, puas?" ketus Hana seraya menyimpan pakaian di lemari. Melihat itu Candra menghampiri Hana dan menarik bahunya untuk berhadapan.

"Iya sayang, maaf. Gue cuma aneh aja, lo kok bisa belum minta hal diluar nalar," ujar Candra mengelus pipi Hana.

"Emang aku termasuk bumil yang gak normal, ya? Mentang-mentang biasanya orang hamil banyak minta yang aneh, karena aku enggak. Kamu jadi ragu kalau aku lagi ngandung, iya?!"

Salah lagi, pikir Candra. Ini kenapa Hana jadi banyak salah paham dan menyebalkan dari biasanya. Enggan semakin memperburuk perasaan Hana, Candra memilih memeluk Hana erat dan mengelus lembut punggung istrinya.

"Iya aku salah," ujar Candra mengalah.

"Emang. Kalau kamu-"

"Sstt. Udah sayang, lo pasti lagi capek. Istirahat aja ya?" sela Candra membawa Hana untuk berbaring. Pasalnya Hana telah melakukan banyak aktivitas tanpa henti. Padahal ada dirinya yang siap membantu, tapi istrinya itu tidak mempercayainya karena selalu salah. Tepat sekali, lelaki selalu salah dan perempuan mengakui kesalahan ketika lebaran saja.

"Makanya jangan nanyain yang bikin aku kesel," kata Hana tidak bisa berhenti mengomeli sang suami. Candra? Memilih memeluk Hana tanpa menjawab.

***

"Cis cis cis duit gue abis." Senandung nonfaedah itu keluar dari mulut damar.

"Cis cis cis emang gue nanya?" Sewot Sakha.

"Heh anj- gue gak ada curhat sama lu!" Balas Damar dengan tangan yang siap menonjok Sakha.

Farel melihat kelakuan dua curut Candra yang sedikit sebleng hanya bisa mennggelengkan kepala.

"Kalian berdua," panggil Farel. Merasa terpanggil keduanya menoleh dan mengkerutkan dahinya tanda bertanya.

"Kalau mau ngemis jangan di sekolah, noh di pinggir jalan atau enggak ngamen di lampu merah," imbuh Farel meninggalkan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang